BEAUTY

24 Februari 2021

MENYIKAPI HAID TIDAK TERATUR DAN JERAWAT YANG MEMBANDEL


MENYIKAPI HAID TIDAK TERATUR DAN JERAWAT YANG MEMBANDEL

Lazimnya, perempuan mengalami haid setiap bulannya. Di usia reproduksi normal, perempuan mengalami haid selama 5-9 hari dengan siklus menstruasi setiap 21-38 hari. Setiap perempuan yang pernah haid, biasanya akan merasakan kram di perut ataupun memiliki kulit yang cenderung kusam dan berjerawat. Hal ini wajar. Jerawat yang terjadi sebelum menstruasi, sering disebut ‘flare-up’, biasanya terjadi sekitar 7 hari sebelum menstruasi karena peningkatan hormon progesteron.

Namun yang perlu dipahami, terjadinya gangguan siklus haid yang tidak normal dan munculnya jerawat yang membandel bukan hanya disebabkan oleh hormon yang tidak seimbang, melainkan terjadinya gangguan hormonal lainnya yang disebut Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK).

Sindrom Ovarium Polikistik atau Polycystic Ovary Syndrome adalah rangkaian gangguan endokrin (hormonal) yang ditandai dengan gejala utama gangguan haid. Sindrom Ovarium Polikistik memiliki 2 gejala utama:

  1. Gangguan haid yang ditandai dengan jarang haid haid (oligomenore) dan tidak haid (amenore). Kriteria haid yang jarang adalah apabila lama siklus haid  kurang dari 38 hari.
  2. Meningkatnya hormon androgen (hiperandrogenisme), yang ditandai dengan munculnya jerawat dengan kondisi berat, tumbuhnya rambut atau bulu seperti pola lelaki (hirsutisme), dan kulit yang sangat berminyak.

Hingga saat ini, belum diketahui pasti penyebab Sindrom Ovarium Polikistik, tetapi Sindrom Ovarium Polikistik berkaitan dengan gangguan hormonal yang melibatkan berbagai faktor. Faktor risiko terjadinya Sindrom Ovarium Polikistik antara lain yakni resistensi insulin, obesitas, inflamasi kronik, dan faktor genetik.

Sindrom Ovarium Polikistik adalah gangguan endokrin yang melibatkan seluruh tubuh. Apabila tidak dikenali dan diatasi, dapat menyebabkan dampak jangka panjang, seperti infertilitas, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskuler, penebalan dinding rahim (hiperplasia endometrium), kanker endometrium, dan depresi

Kapan Diperlukan Pemeriksaan ke Dokter Kandungan?

Apabila mengalami gangguan haid selama minimal 3 bulan atau mengalami gejala hiperandrogenisme, maka disarankan untuk berkonsultasi ke dokter kandungan. Dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan USG untuk menilai kondisi ovarium (indung telur), termasuk ukuran dan jumlah sel telur di dalamnya. Pada Sindrom Ovarium Polikistik, ditemukan banyak sel telur dengan ukuran yang kecil. Pemeriksaan USG yang ideal adalah transvaginal bagi yang sudah pernah berhubungan seksual, atau transrektal bagi yang belum pernah berhubungan seksual.

Selain USG, akan dilakukan pemeriksaan laboratorium tambahan, seperti pemeriksaan hormon, profil gula, dan resistensi insulin.

Bagaimana Terapi Sindrom Ovarium Polikistik?

Terapi Sindrom Ovarium Polikistik bergantung pada gejala yang dialami serta faktor risiko yang dimiliki. Perlu diperhatikan bahwa tiap individu memiliki kebutuhan terapi dan dosis yang berbeda. Terapi tersebut terbagi menjadi:

  1. Membuat haid kembali teratur. Terapi ini dilakukan secara oral (mengonsumsi obat) di bawah pengawasan dokter
  2. Mengatasi infertilitas. Setelah berkonsultasi dengan dokter, dokter akan memutuskan ragam pilihan untuk terapi, salah satunya adalah oral.
  3. Menurunkan kadar hormon androgen. Mengonsumsi pil KB dengan dosis yang tepat, dapat menurunkan kadar hormon ke angka yang diinginkan
  4. Menurunkan resistensi insulin. Terapi oral dan suntikan bisa dilakukan untuk menormalkan insulin

Salah satu upaya untuk mengatasi Sindrom Ovarium Polikistik adalah mengubah gaya hidup yang menjadi lebih sehat. Berikut perilaku hidup sehat yang dianjurkan:

  1. Sebagai langkah awal, seseorang perlu menurunkan berat badan sebanyak 5%.
  2. Mengurangi konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti kentang, nasi putih, gula, roti putih, minuman bersoda, dan minuman manis. Untuk menciptakan kesehatan dan kebugaran, kita perlu memerhatikan apa yang kita konsumsi. Segera ganti makanan Anda dengan yang memiliki indeks glikemik rendah, seperti roti gandum, buah-buahan, sayur, dan kacang-kacangan
  3. Berolahraga dengan intensitas sedang minimal 150 menit dalam seminggu, yang dibagi menjadi 20-30 menit selama 3-5 hari.

Bagaimana kriteria sembuh dari Sindrom Ovarium Polikistik?

Menurut dr.Darrel Fernando Sp.OG dari Mayapada Hospital Kuningan, apabila haid yang awalnya tidak teratur kini berubah menjadi teratur dan ketika diuji klinis melalui Ultrasonografi (USG) tidak terlihat bulatan-bulatan kecil dalam indung telur, maka pasien tersebut dapat dikategorikan telah sembuh dari Sindrom Ovarium Polikistik. Namun, terdapat kasus lain yang bisa digolongkan sembuh, yakni ketika pasien tersebut haidnya sudah teratur namun di USG masih terlihat bulatan-bulatan kecil. Hal ini dapat dikategorikan sembuh namun terkendali. Satu hal penting yang harus diperhatikan setiap orang adalah konsistensi untuk menjaga pola hidup sehat setelah haid menjadi teratur dan rutin melakukan konsultasi secara berkala dengan dokter kandungan, setidaknya 1 kali dalam setahun.