Bagi Noorani Sukardi,
fashion adalah cara untuk mengekspresikan diri. “Bisa berupa
mood,
passion dalam
art ataupun musik,
fashion bisa menjadi sebuah gaya hidup. Hal ini berbeda-beda bagi tiap orang. Namun untuk saya,
fashion haruslah nyaman,
classy, dan
wearable.”
Gaya personal Noorani bergravitasi terhadap pekerjaannya di dunia seni. “Sering kali, saya harus tampil
presentable.
I have to look like I have the eyes for taste. Namun untuk kehidupan pribadi, saya sangatlah kasual. Saya suka memakai kain batik Obin tanpa alas kaki.”
“
Fashion can be a form of art,” terang Noorani, “
sometimes, it can be so artsy that its not wearable. Tetapi harus ada keseimbangan. Fashion harus mampu berevolusi melintasi waktu dan budaya.”
Jatuh Cinta Pada Seni
Bicara soal seni, Noorani mengaku mengagumi seniman Christine Ay Tjoe, Agus Suwage, Arin Sunaryo dan Syagini Ratna Wulan. Untuk seniman klasik, Noorani menggemari karya-karya Manet.
“Saya menyukai banyak seniman perempuan, seperti Tracey Emin. Ia sangat emosional tapi karyanya sangatlah
arresting,
it really takes you. Saya juga menyukai Mona Hataoum, sangat politikal namun sangat
female!” terangnya penuh semangat.
[caption id="attachment_3226" align="aligncenter" width="785"]
Tas Mansur Gavriel model bucket[/caption]
[caption id="attachment_3222" align="aligncenter" width="785"]
Tas Birkin, Hermès[/caption]
Bergelut di dunia seni membuatnya kerap berpergian. “Ada FIAC di Paris, Basel di Hong Kong, dan Basel di Swiss. Tapi lambat laun, semuanya menjadi sedikit repetitif,” ujar Noorani.
“Destinasi berlibur saya biasanya seputar Eropa, Amerika Serikat, dan Amerika Selatan. Kini, saya mencoba untuk memperluas horison saya. Baru-baru ini saya pergi ke Sri Lanka dan saya jatuh cinta. Arsitektur, seni, dan makanannya sangat indah dan mengagumkan.”
Dries Van Noten dan Céline disebut Noorani sebagai salah satu desainer dan label favoritnya. “
I like that whole Antwerp scene. Saya juga sangat menyukai Schiaparelli. Ia merupakan perpaduan sempurna antara
art dan
fashion. Ia seorang yang sangat surealis, dan berteman dekat dengan Salvador Dalí, sang seniman surealis. Karya-karyanya seperti karya seni,” jelasnya penuh antusias.
[caption id="attachment_3224" align="aligncenter" width="785"]
Wedge sandal, Hermès[/caption]
Cinta Desainer Indonesia
Nama Sapto Djojokartiko disebut Noorani dengan segera ketika ditanya siapa desainer lokal favoritnya. “Saya telah memakai Sapto, sebelum ia menjadi Sapto.” Menurut Noorani, Sapto paham cara mendandai perempuan aktif, feminin, dan independen. “Saya juga menyukai Heaven Tanudiredja.
The workmanship is amazing. Semuanya
handmade, padahal saya kira
laser-cut!”
[caption id="attachment_3223" align="aligncenter" width="785"]
Slippers, Sapto Djojokartiko[/caption]
Noorani mengaku benci berbelanja, sehingga belanja
online selalu menjadi pilihannya. “Saya tak suka berjalan tanpa arah, tanpa tahu apa keinginan saya. Jadi biasanya tiap musim, saya sudah tahu apa yang saya inginkan, lalu membelinya di
web atau pergi ke studio desainer yang membuatnya,” ujar perempuan lulusan University of London ini.
Lalu, apakah ada benda-benda
fashion yang diidam-idamkan Noorani? “Saya rasa beberapa potong baju dari Delpozo, dan jaket emas dari Schiaparelli.
I’m really into gold right now!” tutupnya.
(Foto: Dok. ELLE Indonesia;
photography SUGI HERMAWAN styling GISELA GABRIELLA )