Suasana perayaan Hari Valentine senantiasa dominan warna pink. Untuk beberapa alasan—yang terlalu panjang bilamana ingin diperdebatkan—pink lekat pernyataan kasih sayang. Beberapa orang juga mengasosiasikan cinta dengan warna merah; seperti misalnya Taylor Swift. “Loving you is red,” tulis Swift dalam lirik lagunya, Red. Namun selama 185 tahun, Tiffany & Co. meyakini bahwa tak ada yang lebih memaknai cinta selain rona biru. Pandangan tersebut termanifestasikan, tidak hanya melalui kemasan boksnya yang ikonik, tetapi juga melandasi semangat selebrasi Valentine’s Day tahun 2022 lewat kampanye bertajuk Blue is the Color of Love; kolaborasi bersama seniman kontemporer berbasis di New York City, Curtis Kulig.

View this post on Instagram

A post shared by Tiffany & Co. (@tiffanyandco)

Kulig dikenal lewat karyanya berjudul Love Me yang mewarnai lanskap kota metropolitan lebih dari satu dekade silam. Menghiasi dinding-dinding kota, dibentuk oleh lampu neon, mematri patung logam, hingga tampil lewat kolaborasi populer lainnya. Manifesto Kulig tersebut telah meresapi budaya populer dan menyuntikan spirit optimisme serta harapan bagi masyarakat yang mengaguminya.

"Pemahaman Love Me merupakan sesuatu yang lebih bersifat pribadi bagi saya; tafsirannya kemudian secara alami bertumbuh sebagaimana orang lain memaknainya—itulah yang membuatnya kian menarik," kata Kulig. Blue is the Color of Love merupakan bentuk perayaan atas seni, permainan kata, dan kekuatan cinta itu sendiri. "Proses kreatif saya dan Tiffany & Co. terlahir sangat alami," cerita Kulig tentang kolaborasinya bersama label perhiasan besutan Charles Lewis Tiffany itu.

Untuk kolaborasi Tiffany & Co. Blue is the Color of Love, Kulig menciptakan serangkaian karya eksklusif yang mengontekstualisasikan kembali konsep Love Me. Meliputi ragam pernyataan seperti Dare Me, Know Me, dan Kiss Me yang terpatri dalam tipografi Tiffany Blue® cetakan tebal. Karya Kulig tampil menemani sederet koleksi perhiasan Tiffany HardWear, Tiffany Knot, dan Tiffany T.