LIFE

15 November 2020

15 Langkah Mengembalikan Keseimbangan Keuangan


15 Langkah Mengembalikan Keseimbangan Keuangan

Dalam keadaan keuangan yang kurang stabil, saatnya kita mengambil langkah untuk mengembalikan keseimbangan keuangan. Oleh FRANSISCA EMI, Head of Content QM Financial.

Ada kalanya keuangan didera cobaan setelah pengeluaran keuangan yang besar. Misalnya setelah membayarkan uang pangkal sekolah anak, pengeluaran hari raya seperti Lebaran, atau tagihan rumah sakit yang melebihi plafon asuransi sehingga kekurangannya harus dipenuhi sendiri. Atau, dalam kasus hari ini, sebagaimana dampak pandemi Covid-19 mengikis penghasilan masyarakat. Berikut, cara sederhana untuk menata kembali keuangan ke jalur yang benar.

01: Sadari

Langkah pertama, sadari dulu bahwa Anda sedang tidak punya dana lebih. Jangan denial, karena angka di rekening tidak pernah berbohong. Selanjutnya, tentukan komitmen untuk kembali ke kondisi keuangan yang seimbang. Anda mungkin perlu 1-2 bulan ‘mengencangkan ikat pinggang’ sampai kondisi keuangan kembali normal.

02: Mulai Atur Anggaran

Untuk memastikan keuangan aman hingga akhir bulan, atur anggaran rumah tangga berdasarkan lima kategori pengeluaran bulanan sebagai berikut:

03: Cicilan Utang Di Bawah 30%

Dana untuk membayarkan cicilan utang harus selalu siap, ada atau tidak ada penghasilan. Usahakan besar cicilan tidak lebih dari 30% penghasilan bulanan.

elle indonesia juli 2018 - styling SIDKY MUHAMADSYAH - photography ZAKY AKBAR
photography ZAKY AKBAR styling SIDKY MUHAMADSYAH courtesy ELLE Indonesia edisi Juli 2018

04: Pengeluaran Rutin 60% Penghasilan

Pengeluaran rutin meliputi keperluan makan sehari- hari, listrik, gas, air, transportasi, telepon, internet dan masih banyak lagi. Intinya, semua pengeluaran yang kita perlukan untuk bertahan hidup dan melakukan aktivitas harian. Pengeluaran rutin ini sangat erat kaitannya dengan cara hidup. Apakah Anda memilih cara hidup yang sederhana dan hemat atau nyaman tapi boros? Perlu dicatat, jika sudah terbiasa dengan gaya hidup yang tinggi, maka maka lebih sulit menurunkannya. Jaga pengeluaran rutin agar tidak lebih dari 60% penghasilan bulanan.

05: 30% Untuk Tabungan/Investasi

Setelah menyelesaikan kewajiban masa sekarang, saatnya menyisihkan dana untuk masa depan. Banyak orang merasa sulit menabung, tapi langsung klik ‘beli’ saat ada tawaran end-of-seaseon sale dari brand favorit. Bagaimana dengan Anda?

Tabungan atau investasi adalah gaji yang kita bayarkan atas kerja keras kita hari ini untuk keperluan di masa mendatang. Kalau masih merasa sulit, tentukan dulu tujuan menabung atau berinvestasi. Semisal, Anda ingin mengumpulkan dana down payment rumah, dana menikah, dana pendidikan anak atau dana pensiun. Kalau tujuan-tujuan ini dirasa terlalu berat, bisa dimulai dengan menabung untuk upgrade gadget terbaru atau mengajak orangtua liburan ke luar kota bahkan ke luar negeri.

Sisihkan 10-30% dari penghasilan setiap bulan untuk keperluan masa depan. Jika Anda belum berumah tangga, kemampuan menabung atau berinvestasi harusnya bisa lebih besar. Percayalah, kelak kalau Anda sudah berumah tangga, proporsi ideal menabung ini akan jauh lebih menantang. Mumpung masih single, perbanyak investasi untuk masa depan.

06: 2.5% Dana Sosial

Pengeluaran sosial adalah bagian rezeki Anda untuk orang lain. Bagi Anda yang beragama Islam, 2.5% dari penghasilan perlu disisihkan untuk zakat. Sebaiknya setorkan ke lembaga amal resmi yang memahami pembagian zakat kepada mereka yang berhak. Anda yang beragama Kristen ada kewajiban perpuluhan. Demikian juga untuk agama lain, sesuaikan dengan aturan yang Anda yakini.

elle indonesia photography HONG JANG HYUN styling LEE JAE HEE
photography HONG JANG HYUN styling LEE JAE HEE courtesy ELLE Indonesia edisi November 2019

07: Anggaran Gaya Hidup Maksimal 20%

Ini adalah sebab utama yang kerap bikin anggaran jebol. Pengeluaran gaya hidup bisa diibaratkan cara kita menikmati hidup. Mulai dari kebiasaan minum kopi di kedai favorit, belanja skincare, hobi mengunjungi restoran baru, atau kegemaran pada spa. Menikmati hasil kerja keras tentu tidak dilarang. Namun, batasi maksimal 20% dari pengeluaran bulanan. Syaratnya, keempat pengeluaran lain sudah tercukupi.

08: Terapi Hemat

Jangan alergi dengan kata ‘hemat’. Berhemat itu tidak sulit. Dan hemat adalah soal kebiasaan. Dari lima kategori pengeluaran bulanan, yang paling bisa dihemat adalah pengeluaran rutin dan lifestyle. Beberapa ide penghematan yang bisa dicoba:

09: Bekal Rumah

Bawa bekal makanan jauh lebih hemat dibanding makan di luar. Namun tak semua orang bisa melaksanakannya. Bawa makanan sendiri kerap dianggap menyusahkan dan buang waktu. Padahal selain hemat, masak di rumah juga jauh lebih sehat. Kita bisa mengatur bahan makanan apa saja yang masuk ke tubuh kita. Alasan ribet dan tidak punya waktu bisa diatasi, salah satunya dengan metode meal preparation, memasak banyak makanan sekaligus. Hemat waktu dan biaya.

styling GISELA GABRIELLA photography HILARIUS JASON PRATANA
photography HILARIUS JASON PRATANA styling GISELA GABRIELLA courtesy ELLE Indonesia edisi Januari 2020

10: Ganti Referensi Belanja

Supaya belanja efisien, bikin jadwal menu makan selama satu minggu, kemudian buat daftar belanja sesuai dengan menu. Dengan cara ini, Anda akan terhindar dari lapar mata dan belanja bahan makanan yang tidak dibutuhkan. Mau lebih hemat lagi? Sesekali coba belanja ke pasar tradisional atau pasar modern juga tidak kalah menyenangkan.

11: Alih Opsi Transportasi

Kalau biasanya bepergian dengan taksi, sesekali naik transportasi umum atau pilihan transportasi yang dipesan secara online di aplikasi.

elle indonesia- new normal - photography daria kobayashi ritch - styling felicity kay
photography Daria Kobayashi Ritch styling Felicity Kay courtesy ELLE Indonesia edisi Mei 2019

12: Coba Merek Beda

Kuncinya: turunkan gengsi. Jika biasanya Anda beli camilan impor, coba makanan produk lokal. Hemat dan mungkin tak kalah menyenangkan.

13: Andalkan Uang Tunai

Tinggalkan segala macam kartu debit dan kredit di rumah. Bawa uang tunai sesuai anggaran yang sudah dibuat. Kalau kartu kredit dan debit selalu tersedia di dompet, Anda akan gampang tergoda untuk belanja karena merasa ada uang lebih.

elle indonesia- new normal - photography alexander saladrigas - styling jenny kennedy
photography Alexander Saladrigas styling Jenny Kennedy courtesy ELLE Indonesia edisi April 2019

14: Rekam Jejak Pengeluaran

Untuk memastikan pengeluaran benar-benar sesuai anggaran, Anda perlu mencatat. Cara ini agar Anda tahu persis jumlah pengeluaran yang sebenarnya. Catat di buku khusus, bikin form excel di laptop, atau pakai aplikasi pencatat keuangan di telepon genggam.

15: Rinci Rencana

Agar kondisi ‘tak seimbang’ ini tidak berulang, kita perlu membuat perencanaan keuangan secara komprehensif. Kalau sudah punya tujuan keuangan, maka lebih mudah mendisiplinkan diri untuk berinvestasi rutin. Anda bisa memilih investasi bulanan, tahunan, atau sekaligus. Alokasi untuk masa depan aman, tidak mengganggu anggaran bulanan, kokYour money, your choice, your responsibility.