LIFE

23 Agustus 2020

Bagaimana Peluang Kerja Di Masa Depan?


Bagaimana Peluang Kerja Di Masa Depan?

Jangan terlampau resah dengan dunia masa depan yang Anda bayangkan akan seperti film-film fiksi ilmiah; canggih, futuristik, namun ‘dingin’ karena dominasi teknologi. Hermawan Kurnianto menunjukkan bahwa manusia akan tetap memegang kendali.

Dalam dunia yang diperkirakan akan semakin bergantung pada teknologi, kemampuan manusia secara organik bisa jadi akan semakin dipertanyakan. Atau bahkan, kian diabaikan.

Misalnya saja, ketika kecerdasan buatan dapat mendiagnosa kondisi pasien dengan tingkat akurasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dokter berwujud manusia, apakah peran dokter masih diperlukan? Jawabannya adalah masih, tentu saja. Kemampuan dokter untuk mengungkapkan rasa empatinya kepada pasien masih sangat bernilai. Kemahiran secara teknis dalam diri seorang dokter tetap merupakan hal yang penting, namun kecerdasan emosional akan beranjak ke jenjang signifikansi yang lebih tinggi.

Revolusi Industri pada tahun 1750 - 1850 lampau menuntut kemampuan memberdayakan otot dari para pekerja. Sementara di era informasi (dimulai sekitar era ‘70-an dan terus berlangsung hingga saat ini) otot berganti dengan kapasitas mental, yang menjelaskan kebangkitan para pekerja intelektual dan berpengetahuan. Berada di tengah pergerakan Revolusi Industri 4.0, tidak ada pilihan selain mempersiapkan diri untuk menyambut dunia kerja di masa depan.

peluang kerja masa depan
Image: iSTOCK

Meski “masa depan” itu hanya berjarak lima tahun dari sekarang, lebih dari sepertiga keterampilan yang diyakini merupakan hal esensial bagi tenaga kerja pada saat ini akan berubah, menurut Future of Jobs Report dari World Economic Forum. Suka tidak suka, inovasi berlandaskan teknologi akan semakin tak terbendung. Yang berarti, akan semakin banyak porsi pekerjaan yang kita bagi bersama dengan kecerdasan artifisial dan robot. Jadi, bagaimana untuk bisa tampil di depan dengan berbagai keunggulan?

Kecerdasan Emosional

Di masa mendatang, para pekerja akan semakin dituntut untuk menjadi cerdas secara emosional. Kecerdasan emosional adalah kapasitas untuk menjadi lebih sadar, memiliki kontrol diri yang kuat, dan mengekspresikan emosi dengan lebih tepat. Hal ini dibutuhkan dalam menjalin hubungan interpersonal yang penuh diwarnai empati. Dalam kepungan berbagai kemajuan teknologi, kemampuan untuk menebar kasih sayang dan menyalurkan empati akan mendefinisikan sisi kompetitif para pekerja dan juga organisasi.

permainan kreatif perpanjang psbb
Designed by Freepik

Soft Skill

Selain kecerdasan emosional, soft skill yang merupakan beragam kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, juga faktor yang akan selalu diperhitungkan. Menurut data dari 2019 State of the Workplace yang dirilis oleh Society of Human Resource Management’s (SHRM), soft skill menempati tiga urutan teratas dalam peringkat keterampilan yang menghilang dari para pelamar kerja, sebagai berikut:

  1. Kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, inovasi, dan kreativitas (37%)
  2. Kemampuan untuk menangani kompleksitas dan ambiguitas (32%)
  3. Komunikasi (31%)
  4. Ketrampilan buruh (mengolah kayu, menangani pipa air, mengelas, mengoperasikan mesin, dan lainnya) (31%)
  5. Analisis data (20%)
  6. Sains/teknik/medis (18%)

Beberapa waktu lalu, Wall Street Journal memuat sebuah artikel berjudul Wanted: Employees Who Can Shake Hands, Make Small Talk, yang memaparkan tentang pentingnya keterampilan sosial dan emosional. “Pekerjaan-pekerjaan baru, yang tidak tergantikan oleh otomatisasi, membutuhkan lebih banyak keterampilan sosial dibandingkan pekerjaan-pekerjaan di manufaktur dan pabrik yang pernah menguasai perekonomian. Robot-robot tetap tidak bisa seramah manusia, seperti melakukan percakapan kecil dan menenangkan pelanggan yang menggerutu. Hal ini tentunya membuka peluang bagi banyak orang."

Kreativitas

Para pekerja di masa depan akan membutuhkan kreativitas dalam mewujudkan fungsi dan manfaat dari beragam hal baru – produk, cara kerja, teknologi. Hingga saat ini, robot tidak mampu bersaing dengan manusia dalam hal kreativitas. Di masa depan, tempat kerja akan menuntut gagasan-gagasan baru, dan kreativitas manusia adalah kuncinya.

peluang kerja masa depan
Image: iSTOCK

Berpikir Analitis

Seseorang dengan kemahiran dalam berpikir analitis atau kritis dapat menyodorkan solusi dan ide inovatif, serta menyelesaikan permasalahan kompleks dengan menggunakan penalaran, logika, dan argumen yang kuat. Langkah pertama dalam berpikir analitis adalah menganalis aliran informasi dari berbagai sumber. Setelah mengobservasi, seorang pemikir analitis akan berpegang pada penalaran logis ketimbang emosi, mengumpulkan hal-hal pro dan kontra dalam sebuah situasi, dan bersikap terbuka terhadap  kemungkinan solusi terbaik.

Diversitas dan Kecerdasan Kultural

Dengan dunia dan tempat kerja yang semakin beragam dan terbuka, sangat penting bagi individu untuk memiliki kemampuan memahami, menghormati, dan bekerja dengan berbagai macam orang, terlepas dari ras, agama, budaya, bahasa, usia, gender, orientasi seksual, pilihan politis, dan lainnya. Ini tidak saja dapat meningkatkan bagaimana orang-orang berinteraksi di dalam perusahaan, tetapi juga membantu membuat produk dan layanan yang dihasilkan lebih inklusif dan sukses. 

online class coding web programmer mobile apps
Image: Getty Images

Penguasaan Teknologi

Revolusi Industri 4.0 dipenuhi oleh ragam inovasi teknologi seperti kecerdasan artifisial, big datavirtual realityblockchains, dan lainnya. Hal ini berarti semua orang perlu memiliki tingkatan kenyamanan tertentu untuk bersanding dalam pusaran kemajuan teknologi. Secara umum, karyawan diharuskan untuk mengakses data dan menentukan langkah yang harus diambil. Tentunya ini membutuhkan ketrampilan teknis. Pada tingkat yang lebih fundamental, setiap orang perlu memahami dampak dari penggunaan teknologi baru dalam industri, bisnis, dan pekerjaan. 

Pembelajaran Aktif

Siapapun yang menjadi bagian dalam dunia kerja di masa depan perlu terus belajar dan tumbuh secara aktif. Kemampuan dan kecerdasan dapat terus dikembangkan dan upaya menajamkan keterampilan akan membuahkan hasil berupa pencapaian yang lebih tinggi. Jangan takut untuk mengambil tantangan, belajar dari kesalahan, dan mempelajari hal baru.

online course business class
Image: Getty Images

Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan oleh manusia akan menjadi semakin rumit di tempat kerja. Kecerdasan artifisial dan robot memproses informasi dan memberikan wawasan dengan cara yang mungkin tidak akan dapat dilakukan manusia. Oleh karena itu, manusia perlu mengambil keputusan dengan mempertimbangkan implikasi yang luas terhadap berbagai sisi bisnis, karyawan, dan ragam sensibilitas seperti moral. Teknologi semakin mengambil alih tugas-tugas yang bersifat rutin, menyisakan ruang untuk pengambilan keputusan dengan tingkatan yang lebih tinggi bagi manusia.

Komunikasi Interpersonal

Kemampuan untuk bertukar informasi dan pemahaman akan menjadi sesuatu yang vital dalam Revolusi Industri 4.0. Seseorang harus mengasah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain sehingga dapat menyatakan hal yang tepat, menggunakan nada suara dan bahasa tubuh yang tepat, sehingga pesan dapat tersampaikan dengan tepat.

Kepemimpinan

Menjadi inspirasi dan membantu orang lain untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka akan diperlukan di tempat kerja pada masa mendatang. Mungkin struktur organisasi akan lebih fleksibel, dan para individu akan mengambil peran pemimpin dalam pekerjaan atau proyek untuk menyelesaikan masalah dan menciptakan solusi.