LIFE

10 Juli 2020

Apakah Kita Sedang Membuang Waktu?


Apakah Kita Sedang Membuang Waktu?

Dengan diam di rumah, apakah kita sedang membuang waktu? Waktu tidak menunggu setiap orang, siapapun orangnya. Oleh TIMOTHY MARBUN.

Doa terbesar saya adalah saat Anda membaca tulisan ini, Anda sudah
tidak melakukan isolasi mandiri di dalam rumah, seperti saat saya menulisnya. Barangkali Anda sedang makan siang di kantor, duduk di kafe langganan yang sudah berbulan-bulan tidak Anda kunjungi, atau mungkin Anda sedang berada di sofa rumah, tetapi karena keinginan sendiri dan bukan karena larangan dari Pemerintah.

Saat tulisan ini dibuat, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) baru saja diperpanjang hingga 22 Mei 2020, yang artinya seluruh warga Jakarta (dan mungkin sejumlah kota besar lainnya di dunia) kembali diminta melakukan hal yang sama dengan bulan sebelumnya, yakni tidak melakukan apa-apa.

elle indonesia -Styling SIDKY MUHAMADSYAH photography ZAKY AKBAR
photography ZAKY AKBAR styling SIDKY MUHAMADSYAH

“Di rumah saya tetap Work From Home (WFH) kok!” Tapi kalau mau jujur, kita harus akui bahwa tidak semua orang bisa bekerja maksimal selama ‘WFH’. Entah laptop di rumah tidak senyaman PC di kantor, atau karena Anda punya dua anak balita (seperti saya), sehingga bekerja di rumah tidak pernah benar-benar bisa tenang dari gangguan. Barangkali juga karena situasi di rumah tidak memberikan ‘tekanan’ yang sama dengan kondisi di kantor. Apa pun itu, tugas terbesar kita saat ini adalah tetap berada di rumah. Menunggu hingga penyebaran virus SARS- CoV-2 penyebab pandemi Covid-19 betul-betul berhenti atau paling tidak berkurang. Kendati kita tahu berdiam di rumah adalah hal terbaik yang bisa dilakukan saat ini, rasanya sulit menghindari perasaan sedang ‘membuang waktu’. Padahal, semua umat manusia sepakat bahwa waktu yang terbuang takkan mungkin kita raih kembali.

Saya pun berpikir, seproduktif apa sebetulnya kita di kantor? Bukankah di jam kantor pun kita masih melakukan hal-hal selain pekerjaan? Bergurau dengan teman, browsing hingga lupa waktu di media sosial, sampai melirik konten-konten video viral di YouTube. Jika mau jujur, sebetulnya kita (termasuk saya) sering kali berada di kantor tetapi tidak produktif dan efektif. Pokoknya yang penting ada di kantor, dan kita sudah menghitungnya sebagai jam kerja yang produktif. Sebenarnya, apakah kita sering kali membuang waktu selama di kantor?

elle indonesia - styling sidky muhamadsyah - photography ZAKY AKBAR
photography ZAKY AKBAR styling SIDKY MUHAMADSYAH

Ada banyak pertanyaan di benak saat kita berpikir tentang waktu.
Tidak banyak hal yang pasti dalam hidup. Dan waktu adalah satu dari sedikit yang pasti. Waktu selalu berjalan maju. Ia bergerak dengan konsisten, tidak pernah terlalu cepat dan tidak pernah lebih lambat. Salah satu kutipan soal waktu favorit saya yakni “Waktu akan menyembuhkan segalanya”. Harapannya, semoga ia juga menyembuhkan masa-masa sulit saat ini.

Berada di rumah untuk waktu yang lama memberikan kita saat-saat untuk merenungkan banyak hal; mengenai hidup, keluarga, pekerjaan, dan tentang waktu itu sendiri. Pandemi yang sedang kita alami ini memang sungguh menyulitkan. Dan kita menyaksikan sendiri perubahan dunia yang amat drastis dan begitu cepat. Padahal pergerakan waktu tidak berubah. Ia tetap konsisten, tetapi dampaknya begitu menyeluruh dan radikal. Kemudian apa yang kita lakukan di tengah perubahan yang drastis ini? Kita diam di rumah. Lagi-lagi pertanyaan itu muncul, Apakah kita sedang membuang waktu?

elle indonesia - styling sidky muhamadsyah - photography ZAKY AKBAR
photography ZAKY AKBAR styling SIDKY MUHAMADSYAH

Stephen Covey, sang motivator, pernah mengatakan bahwa kuncinya bukan pada bagaimana kita meluangkan waktu melainkan bagaimana kita menginvestasikan waktu itu sendiri. Saat ini, di tengah masa- masa pandemi Covid-19, ada banyak orang berusaha mengubah hidupnya. Mulai berolahraga agar lebih sehat, belajar memasak agar suatu hari bisa membuka usaha, mulai merencanakan keuangan agar siap menghadapi masa pensiun, atau mulai rutin membaca buku-buku self-improvement agar bisa punya karier yang lebih baik.

Mengapa kita melakukan semua hal itu saat sedang ‘terpaksa’ seperti sekarang? Jawabannya tidak penting, pertanyaan berikutnya lebih penting: Apakah kita akan terus melakukannya saat kita tidak lagi ‘terpaksa’?

elle indonesia des 2019-Styling SIDKY MUHAMADSYAH photography ZAKY AKBAR
photography ZAKY AKBAR styling SIDKY MUHAMADSYAH

Semoga jawabannya adalah iya, sebab itulah yang akan membawa kita keluar dari isolasi ini sebagai pemenang yang siap menghadapi segala bentuk perubahan yang terjadi dalam hidup. Anda tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa dunia sedang berubah. Dan apakah kita siap menghadapi perubahan itu? Jawabannya terletak pada bagaimana kita melewati masa-masa ini. Apa yang kita lakukan untuk terus berjuang kemudian melangkah masuk ke dunia baru pasca pandemi Covid-19.

Sejatinya, waktu bisa menjadi kawan ataupun lawan, dan perangnya terjadi di dalam diri kita masing-masing. Kejenuhan dan ketidaksabaran yang kita rasakan bisa berbalik menyerang jika tak pandai menyiasatinya. Lalu dengan apa kita melawannya? Saya rasa Leo Tolstoy merujuknya dengan sangat baik dalam novel War and Peace: “The two most powerful warriors are patience and time”. Kesabaran dan waktu adalah dua kekuatan terbesar yang kita miliki saat ini untuk berperang.

Images cover: photography ZAKY AKBAR styling SIDKY MUHAMADSYAH. model SNEJA – RAD MODELS MANAGEMENT makeup & Hair LINDA KUSUMADEWI