Ketakutan akan bahan kimia dalam sunscreen atau tabir surya memang kerap menambah alasan untuk tidak menggunakan SPF. Ironisnya, salah satu alasan yang paling umum didengan di Indonesia ialah kepercayaan akan ‘mitos’ bahwa pemilik kulit berona sawo matang tidak membutuhkan perlindungan sinar matahari karena tidak akan bertambah gelap.

Padahal, kewajiban mengenakan sunscreen bukan didasari oleh perubahan warna kulit. Menurut American Academy of Dermatology (AAD), kanker kulit yang berkembang pada individu dengan kulit berona gelap seringkali tidak terdiagnosis sampai stadium akhir karena kerap tidak sadar bahwa kulitnya telah terbakar sinar matahari.

Supaya lebih mudah, ELLE telah merangkum tiga langkah paling tepat yang perlu Anda ingat dalam mengaplikasikan sunscreen.

Pertama, meski banyak bermunculan tabir surya yang dilengkapi dengan opsi pigmentasi sesuai rona kulit, Anda mungkin tetap sulit menemukan sunscreen yang sesuai untuk kulit berona gelap. Terlebih lagi, sunscreen kerap memiliki residu putih yang mudah berubah warna menjadi abu-abu saat diaplikasikan pada kulit Indonesia. Nah, jika Anda tidak dapat menemukan tabir surya dengan shade sesuai, campurkan setetes foundation atau tinted moisturizer yang biasa dikenakan untuk mendapatkan rona alami yang natural.

Kedua, jangan mengenakan tabir surya wajah pada tubuh, karena formulasinya dibuat dengan bahan aktif yang lebih rendah guna menghindari residu putih dan meminimalisir munculnya jerawat karena tekstur yang lebih pekat cenderung menutup pori-pori. Adapun sunscreen tubuh memang membutuhkan tekstur yang pekat karena beberapa bagian tubuh lebih mudah berkeringat.

Terakhir, aplikasikan produk paling tidak dua jam sekali, meski berada di dalam ruangan. Anda juga wajib mengaplikasikannya kembali saat berkeringat atau setelah membasuh wajah menggunakan air hingga handuk. Saat memakai produk water resistant, pakai kembali sunscreen setiap 40-80 menit sekali karena memang belum ada produk yang sepenuhnya terbukti waterproof atau sweatproof.