23 Juli 2018
Kebangkitan Kembali Era Tas Dior Saddle

Dunia mode, akhirnya, dihebohkan dengan peluncuran tas Dior Saddle secara global pada 19 Juli 2018. Figur tas ikonis rumah mode asal Prancis itu kembali terlihat, untuk pertama kali, dalam pertunjukan ready-to-wear DIOR musim gugur/dingin 2018-2019.
Setelah presentasi yang membwa nostalgia pada Februari lalu tersebut, kehadirannya pun segera menjadi salah satu atribut mode paling dinanti. Kini, fisiknya sudah terpajang di butik DIOR dan situs online, di seluruh dunia.
[caption id="attachment_2864" align="aligncenter" width="685"]
Kampanye Dior Saddle Fall/Winter 2018-2019[/caption]
Perkenalan tas Saddle kepada dunia terjadi 18 tahun silam. Dirancang pada 1999 oleh John Galliano, yang saat itu menjabat direktur kreatif Dior, sebagai rangkaian koleksi Dior musim semi/panas 2000. Presentasinya pada pergelaran mode kala itu mencuri perhatian internasional. Lalu, tak butuh waktu lama untuk tas ini menjadi sahabat favorit para selebriti.
Mulai dari Paris Hilton, Beyoncé, hingga Sarah Jessica Parker mendekapnya dalam lengan Carrie Bradshaw di serial Sex and the City. Saddle dengan cepat bertransformasi, dari sebuah tren menjadi budaya pop.
[caption id="attachment_2873" align="aligncenter" width="685"]
Kiri ke Kanan: Paris Hilton, Beyoncé, Sarah Jessica Parker[/caption]
[caption id="attachment_2881" align="aligncenter" width="576"]
Kampanye tas Saddle koleksi Dior Spring Summer 2000[/caption]
Desain tas ini terinspirasi dari equestrianism (bidang olahraga berkuda). Garis rancang menyerupai pelana kuda segera menjadi pernyataan yang tak biasa. Ditambah sentuhan corak serta lambang huruf D yang disepuh emas sebagai aksen karakter rumah mode.
Keindahan nan unik dari masa lalu itu kemudian dibawa melintasi dimensi waktu oleh Maria Grazia Chiuri. “Saya pikir musim ini adalah kesempatan untuk mengembalikan kecantikannya yang tak lekang zaman. Sebab, menurut saya, Saddle yang merupakan warisan rumah mode ini mampu menjadi penyokong kegiatan sehari-hari,” kata Maria Gracia dalam pernyataan tertulis Dior.
[caption id="attachment_2874" align="aligncenter" width="685"]
Tas Dior Saddle koleksi Fall/Winter 2018[/caption]
[caption id="attachment_2868" align="aligncenter" width="638"]
Tas Dior Saddle koleksi Fall/Winter 2018[/caption]
[caption id="attachment_2866" align="aligncenter" width="685"]
Tas Dior Saddle koleksi Fall/Winter 2018[/caption]
Maria Grazia menghidupkan Saddle lewat variasi format rancangan yang atraktif. Berbahan kulit dengan warna monokrom nan elegan; penampilan klasik Monogram D dicetak miring di atas material kanvas; model patchwork yang populer di ’70-an, centil bergaya warna-warni atau sarat pesan perdamaian lewat inskripsi “Peace and Love Dior”; aksen etnik dengan sembilan jenis manik-manik yang dibordir tangan menghasilkan pola rancangan penuh warna cerah.
Nafas baru Saddle turut disertai evolusi tali strap-nya. “Saddle memiliki esensi pemakaian seperti sebuah t-shirt atau jaket. Tali strap panjang sangat nyaman digunakan menyilang tubuh hingga bisa membuat Anda lupa. Tas ini juga harus bersifat praktis karena muat untuk membawa barang apapun,” ujar Maria Grazia.
Untuk alasan tersebut, ia melengkapi Saddle dengan tambahan tali panjang yang berukuran sedikit besar sehingga pemakaianya bisa lebih bebas bergerak. Maria Grazia juga mendandaninya secara bergaya dengan aksen metal, bordiran manik-manik, dan fringe.
“Saddle seperti bunglon, mampu menyesuaikan diri di segala situasi.”







(Foto: Dok. Dior)