17 Agustus 2024
Preservasi Desainer Mode Indonesia Merayakan Wastra Nusantara Warisan Luhur Bangsa
text by Ayasha Sophia; photography by Ryan Tandya for ELLE Indonesia June-July 2024
Indonesia tengah menyambut Ulang Tahunnya yang ke-79. Hari Kemerdekaan Indonesia sendiri pun mengandung banyak makna; tidak semata tentang kebanggaan dan spirit perjuangan—semangat independensi yang selalu kita anut dari 1945 hingga saat ini meski berbeda medan perang—namun juga tentang pelestarian aset Tanah Air yang menjadi warisan budaya. Diantara begitu banyak peninggalan leluhur Nusantara, salah satu yang fundamental adalah kain-kain tradisional, yang setiap helainya menyimpan makna dan identitas bangsa.
Sejumlah desainer Indonesia telah memiliki andil signifikan dalam melestarikan wastra Indonesia dengan beragam metode yang menjadi karakterisasinya masing-masing, dan dalam panggung yang juga berbeda-beda. Dalam upaya menjaga warisan budaya ini agar tetap mampu hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat dihantam modernisasi tanpa henti, beberapa desainer pun mampu mengangkat kain Nusantara ke ranah panggung internasional. Tak berhenti sampai di situ, berbagai upaya lainnya terus dilakukan guna mempertahankan identitas budaya bangsa dan mencegah hilangnya tradisi yang berharga, layaknya sejumlah preservasi yang digubah oleh para desainer Tanah Air berikut ini.
Edward Hutabarat
photography Hendra Kusuma for ELLE Indonesia Februar 2024 | photo DOC. Edward Hutabarat |
Edward Hutabarat menjadi salah satu desainer yang tersohor di Tanah Air karena dedikasinya dalam melestarikan kain tradisional Indonesia, khususnya ulos dan songket. Dalam koleksi autumn/winter 2024, Edward mempresentasikan karya kain tenun Sumba dengan teknik spesial yang disebut Kabakil. Proses tersebut adalah cara pembuatan kain tenun Sumba, yang melibatkan arah tenunan berlawanan dan pemelintiran untuk menghasilkan motif garis dalam berbagai ukuran dan warna. Dalam sebuah pagelaran mode yang dilakukan Edward di area pelataran Candi Borobudur beberapa tahun silam, beliau juga sempat sekaligus mendirikan ekshibisi mini yang mempresentasikan kekayaan kain Sumba. Pamerannya juga memperlihatkan koleksi Edward Hutabarat Living, menampilkan hasil karya dari peradaban Sumba serta kainnya. Acara ini tidak hanya memamerkan busana tapi juga mencerminkan pemikiran dan pengalaman Edward sebagai desainer sekaligus individu yang melintas peradaban, yang berusaha mendokumentasikan perjalanannya di tanah Sumba.
Obin
photo DOC. Bin House | photo DOC. Bin House |
Obin, melalui labelnya Bin House, telah menjadi ikon dalam dunia fashion Indonesia yang dikenal dengan dedikasinya terhadap kain batik. Obin memilih batik sebagai fokusnya karena batik bukan semata helai kain, namun juga simbol identitas bangsa Indonesia dan warisan budaya yang diakui dunia oleh UNESCO. Dengan batik, Obin melihat peluang untuk merayakan sejarah dan nilai-nilai tradisional yang kaya, sekaligus mengembangkan desain yang relevan di era modern. Dalam salah satu karyanya, Obin menampilkan kebaya batik dengan latar putih yang menonjolkan detail halus dari motif yang digambar tangan dan pengerjaan yang teliti. Hasil ini merupakan bukti dari keterampilan yang diwariskan secara turun-temurun, menjadikan batik tidak hanya sebagai busana, tetapi juga sebagai karya seni yang sarat akan makna.
Biyan
photo DOC. Biyan
Biyan Wanaatmadja, desainer di balik label Biyan, dikenal lewat gaya desainnya yang elegan dan mewah. Dalam koleksi terbarunya, Sumba Inspired, Biyan menunjukkan keahliannya dalam memadukan elemen-elemen tekstil tradisional Indonesia dengan teknik couture modern. Koleksi ini menonjolkan keindahan kain tenun ikat Sumba, yang dipilih karena kekayaan pola dan teknik pembuatannya yang kompleks. Biyan mengadaptasi motif-motif tenun Sumba dengan siluet couture yang anggun, seperti gaun panjang dengan detail bordir tangan yang rumit dan potongan yang modern. Dengan koleksi ini, Biyan memberi makna baru pada cara kita menghargai dan melestarikan tradisi melalui fashion, menjadikannya salah satu desainer yang sangat diperhitungkan dalam melestarikan dan mengembangkan kain Nusantara.
Oscar Lawalata
photo DOC. Oscar Lawalata Culture | photo DOC. Oscar Lawalata Culture |
Ocar Lawalata dikenal lewat keberaniannya dalam mengeksplorasi dan mempersembahkan kain-kain tradisional Indonesia di panggung internasional dengan pendekatan inovatif dan modern. Salah satu cara Oscar membedakan dirinya dari desainer lain adalah melalui tema Aku dan Kain: The Age of Diversity, di mana ia tidak hanya mengangkat kain seperti tenun, songket, dan batik, tapi juga merayakan keanekaragaman budaya dan teknik pembuatan kain dari berbagai daerah di Indonesia. Oscar aktif mendukung komunitas pengrajin di daerah seperti Bali, Nusa Tenggara, dan Jawa, dengan memberikan pelatihan dan akses ke pasar internasional. Upaya ini menjadikan karya Oscar Lawalata tidak hanya sebagai mode yang berkelas, tetapi juga sebagai bentuk pemberdayaan dan pelestarian budaya yang berkelanjutan.
Didiet Maulana
photo DOC. Ikat Indonesia | photo DOC. Ikat Indonesia |
Salah satu nama besar yang konsisten mengangkat kain Nusantara adalah Didiet Maulana dengan labelnya, Ikat Indonesia. Sejak awal berdiri, Ikat Indonesia berkomitmen melestarikan kain tenun ikat, salah satu warisan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam koleksi Senandung Tanah Timur yang ditampilkan di Kelana Wastra Fest 2024 Trunk Show, Didiet Maulana mengelaborasi keindahan kain Tenun Timor Tengah Utara dan Selatan. Warna-warni khas Timur berpadu harmonis dalam rancangan yang memadukan siluet contemporary classic, hingga mampu menghasilkan karya yang tidak hanya memukau secara visual namun juga memuliakan budaya Nusantara. Didiet tidak hanya mengutamakan keindahan desain, tetapi juga melibatkan pengrajin lokal dalam proses produksi, sehingga berdampak positif pada perekonomian lokal dan melestarikan keterampilan tradisional yang semakin langka.
SukhaCitta
photo DOC. SukhaCitta | photo DOC. SukhaCitta |
SukhaCitta merupakan brand lokal yang menawarkan busana dengan sentuhan modern namun tetap setia pada akar budaya Indonesia. Koleksi terbarunya mengangkat keindahan proses pewarnaan alami dengan indigo, yang merupakan salah satu teknik dyeing tradisional. Proses ini dimulai dengan benang yang dicelupkan ke dalam vat, berubah warna dari kuning ke hijau, dan akhirnya biru setelah proses oksidasi. Untuk mencapai nuansa yang lebih gelap, benang harus dicelup berulang kali—pewarna alami hitam membutuhkan 27-30 celupan tanpa menggunakan bahan kimia. SukhaCitta mengadopsi sistem yang diajukan untuk berkelanjutan dalam setiap kreasinya, menekankan pada pelestarian kain Nusantara. Dengan komitmennya pada keberlanjutan dan pelestarian budaya, SukhaCitta mendapuk undangan dari Cartier Initiative dan memenangkan penghargaan. Kontribusinya dalam menggunakan kerajinan tradisional untuk memberdayakan komunitas dan mendukung para perempuan yang berada di daerah dari kemiskinan, menegaskan perannya sebagai pelopor dalam fashion yang berfokus pada pemberdayaan dan pelestarian budaya.
Sejauh Mata Memandang
photo DOC. Sejauh Mata Memandang | photo DOC. Sejauh Mata Memandang |
Di bawah arahan Chitra Subyakto, Sejauh Mata Memandang dikenal dengan pendekatan filosofisnya lewat setiap koleksi. Salah satu motif batik yang ikonis dari Sejauh Mata Memandang adalah motif Laut Kita yang terinspirasi dari keindahan lautan Indonesia serta isu pencemaran lingkungan yang mengancamnya. Chitra mendapatkan ide motif ini dari pengamatannya terhadap kehidupan pesisir dan lewat sejumlah diskusi bersama komunitas nelayan di Kepulauan Seribu. Motif ini menggambarkan ombak, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian laut. Sejauh Mata Memandang menggunakan teknik pewarnaan alami dalam produksinya, bekerja sama dengan pengrajin lokal di daerah Jawa Tengah. Melalui kolaborasi ini, Chitra tidak hanya menciptakan kain yang indah, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan komunitas setempat.
Di tengah euforia Kemerdekaan, para desainer Tanah Air mengingatkan kita bahwa kebanggaan terhadap bangsa tidak hanya diwujudkan melalui perayaan seremonial, tapi juga melalui upaya nyata dalam melestarikan dan memajukan warisan budaya yang kita miliki. Dengan mencintai dan mengenakan kain-kain Nusantara, kita turut menjaga identitas bangsa dan meneruskan warisan budaya kepada generasi mendatang.