FASHION

10 September 2019

Rahasia Pembuatan Tas Hermès di Les Ateliers Hermès


Rahasia Pembuatan Tas Hermès di Les Ateliers Hermès

"Siapa yang tak mengenal Hermès?" Sulit rasanya membayangkan ada seseorang yang belum mengenal label tersebut, mengingat begitu banyak perempuan rela merogoh kocek lebih hanya untuk mendapatkan koleksi tas miliknya yang tidak murah tersebut. Perkara tak berarti selesai ketika Anda berhasil mengumpulkan uang untuk membeli tas Hermès idaman. Perihal ketersediaan barang juga mengusik perhatian perempuan-perempuan di dunia. Anda harus dihadapkan dengan fakta bahwa Anda tak dapat begitu saja masuk ke butik dan membeli tas idaman. Lantas, apa yang membuatnya begitu dielu-elukan? Benarkah kisah perjalanan di balik pembuatan sebuah kreasi Hermès sebanding dengan waktu penantiannya di butik?

                Beruntung, ELLE mendapat kesempatan untuk mencari jawabannya lewat sebuah tur eksklusif. Kami diundang oleh Hermès untuk mengunjungi Les Ateliers Hermès, sebuah workshop yang khusus menangani produk-produk kulit Hermès. Kami pun berangkat menuju Pantin, sebuah suburb di pinggir kota Paris, untuk mencari setidaknya 2 jawaban: apa yang membuat Hermès begitu istimewa dan apa yang membuatnya sangat berharga.

                Sebuah gedung bergaris rancang industrial menyambut kami di Pantin. Memasuki gedung tersebut, Anda akan dengan segera disambut dengan pemandangan arsitektur yang begitu memanjakan mata. Langit-langit yang tinggi dan sepenuhnya terbuat dari kaca, membuat seisi gedung kian bermandikan cahaya mentari. Untuk alasan ini pula lah, Hermès memindahkan workshop kulit miliknya ke gedung ini, setelah sebelumnya sempat beroperasi di atas butik Hermès di Rue du Faubourg Saint-Honoré, Paris.

             Kami pun diantar menuju sebuah ruangan yang berisikan puluhan artisan, tengah disibukkan dengan berbagai pekerjaan mengolah kulit. Tak seperti bayangan saya, dimana semua artisan berusia lanjut, artisan-artisan yang bekerja di atelier tersebut datang dari beragam rentang umur dan latar belakang. Senang rasanya melihat adanya keragaman dalam lingkungan kerja tersebut. Semua orang yang kami lewati menyapa dan saling menanyakan kabar. Rasanya seperti sedang berada dalam sebuah reuni keluarga besar. Hanya saja, hal ini berlangsung setiap hari. Inilah budaya kekeluargaan Hermès.

                Sebelum menjelajah ruangan kerja para artisan, kami diantar untuk melihat sebuah kabinet tinggi yang terbuat dari baja. Kami pun mengintip ke dalamnya yang bertingkat-tingkat untuk menemukan puluhan baki tertata dengan rapi. Masing-masing baki dilabeli dengan nama produk secara jelas. Di dalamnya tersedia sketsa, detail ukuran, potongan kulit, benang, dan segala hal yang dibutuhkan untuk merakit sebuah tas.

                  Kami dijelaskan bahwa sebelum memulai pekerjaan apapun, para artisan akan mengambil baki ini dan membawanya ke meja kerja mereka masing-masing. Mereka akan mempergunakan baki ini untuk menyimpan seluruh komponen tas sepanjang proses pembuatannya. Baki hanya akan dikembalikan ke manajer studio ketika sebuah tas telah rampung sepenuhnya.

                Apabila ada sesuatu yang pasti di Hermès, ialah fakta bahwa apapun yang berkualitas tinggi membutuhkan banyak waktu. Kami pun diberi pengertian bahwa untuk menjadi seorang artisan di atelier ini, ada sejumlah tahapan panjang yang harus ditempuh. Mula-mula, para calon artisan akan menjalani pelatihan di sekolah kulit Hermès selama delapan belas bulan. Pada tahap ini, mereka akan diajarkan gestur dan know-how Hermès secara spesifik. Para calon artisan akan memulai pelatihan dengan sebuah tas Kelly, sebab tas ini merangkum seluruh know-how utama Hermès.

                  Level kesulitan bertambah ketika mereka mulai diperbolehkan bekerja di atelier, dimana mereka mulai dapat merakit tas-tas berdesain kompleks dan mengolah kulit-kulit eksotis. Walau sudah bekerja di atelier, bukan berarti mereka sudah dapat bekerja secara independen. Para calon artisan ini akan diasuh oleh artisan yang lebih senior—mereka menyebutnya mentor—dimana mereka akan belajar menyempurnakan teknik pembuatan tas masing-masing. Butuh setidaknya 10 bulan hingga 1 tahun hingga mereka dapat bekerja sendiri.

                 Masing-masing artisan akan menjalani proses pembuatan tas dari awal sampai akhir. Ini artinya sebuah tas Hermès dibuat oleh satu orang artisan dari awal sampai akhir. Untuk membekali para artisan ini, Hermès menyediakan sejumlah peralatan yang dapat mereka gunakan bersama. Di luar itu, masing-masing artisan memiliki seperangkat alat pribadi yang mereka gunakan untuk merakit tas.

                  Tak hanya piawai dalam merakit, para artisan turut dituntut untuk menguasai teknik jahitan saddle-stitch. Jahitan saddle-stitch, yang diwarisi dari akar equestrian rumah mode tersebut, merupakan salah satu teknik utama untuk menguasai pembuatan sebuah tas Hermès. Menggunakan sebuah benang dan sepasang jarum, para artisan menjahit tas Hermès dengan tangan untuk membuatnya lebih kuat dan tahan lama dibandingkan tas-tas yang dijahit oleh mesin.

                  Sebuah penampakan unik saya dapati ketika memperhatikan salah satu artisan yang tengah merakit sebuah tas Kelly Picnic. Tas yang sempurna untuk musim panas ini, terdiri dari bagian tubuh tas yang terbuat dari wicker serta bagian penutup yang terbuat dari kulit. Saya pun menyadari adanya wujud jarum yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Benar saja, untuk dapat membuat jahitan yang dapat menembus kulit dan wicker sekaligus, serta mempermudah teknik braiding kulit pada wicker, Hermès menciptakan sebuah jarum khusus yang belum pernah ada sebelumnya. Saya rasa hal inilah yang berkontribusi pada keistimewaan sebuah kreasi Hermès. Anda tak hanya membayar sebuah produk berdesain baik, namun juga inovasi-inovasi yang tak kasat mata di baliknya.

                  Seusai merangkai bagian-bagian tas dengan lem, saya diperbolehkan menonton salah seorang artisan memoles pinggiran kulit. Hal ini ditempuh untuk menjamin perlindungan total terhadap kelembapan dan menghasilkan pinggir tas yang lebih halus. Para artisan akan mengampelas, mengerutkan, mewarnai, menghaluskan, menambahkan wax, dan menggosok pinggir tas berulang kali hingga mendapatkan permukaan yang rata dan halus.

                  Di meja lain, saya mendapati seorang artisan tengah merangkai potongan-potongan kulit untuk mewujudkan motif ilustrasi Endless Road pada sebuah tas Haut à Courroies. Dirangkai bak sebuah mosaik, ilustrasi ini menampilkan pemandangan sebuah jalan tol dan siluet pegunungan yang dramatis.

                  Di balik kreasi indah ini, ada proses kompleks yang mengikutinya. Rancangan ilustrasi ini terdiri dari 47 potongan kulit dan 11 warna berbeda. Masing-masing potongan kulit ini dipotong secara manual untuk mengikuti bentuk-bentuk individualnya. Potongan-potongan kulit ini lalu diampelas permukaannya untuk mendapatkan ketebalan yang pas, agar dapat terlihat mulus ketika dirangkai dengan potongan kulit yang lain. Setelah motif pemandangan ini dirangkai di atas permukaan kulit tas dan dijahit, beberapa areanya disulam—pada tas ini dapat Anda lihat pada bagian lampu jalanan.

                  Mendekati akhir kunjungan saya pagi itu, saya dibawa ke sebuah ruangan khusus tempat tas-tas kreasi Hermès dibalik: beberapa model tas, seperti tas Kelly Retourne, dikerjakan dari bagian dalam sebelum akhirnya dibalik. Saat itu, saya berkesempatan menyaksikan sebuah tas Haut à Courroies dibalik. Butuh waktu beberapa menit bagi sang artisan untuk membalik tas berukuran masif ini. Walau membutuhkan tenaga, ia melakukannya dengan penuh hati-hati, memastikan untuk tidak merusak sedikitpun komponen tas tersebut. Momen intens ini seakan merangkum ikatan emosional antara sang artisan dengan karya tersohornya. Dimana ia tak sekadar menciptakan sebuah tas, namun ‘melahirkan’ sebuah mahakarya berkualitas paripurna.