BEAUTY

6 September 2020

Memahami Persoalan Penyebab 'Maskne'


Memahami Persoalan Penyebab 'Maskne'

Intensitas dan frekuensi penggunaan masker wajah di masa pandemi dan ‘normal baru’ membawa problem kulit tersendiri bagi perempuan: Maskne.

Maskne tengah menjadi perbincangan utama dalam forum online hingga konten media massa ternama. Berasal dari gabungan kata ‘mask’ dan ‘acne,’ maskne merupakan problematika jerawat yang timbul karena pemakaian masker wajah. Untuk lebih memahaminya, ELLE mendiskusikannya bersama para ahli kecantikan.

Apa itu Maskne?

Dibenarkan oleh dr. Dian Pratiwi, SpKK, FINSDV, FAADV dari Erha Derma Center bahwa maskne merupakan salah satu jenis jerawat yang semakin sering ditemukan dalam praktiknya selama pandemi, khususnya pada tenaga medis. Kendati mulai banyak dialami oleh masyarakat secara luas, maskne bukan hal baru dalam dunia kecantikan. Secara terminologi, maskne mengacu pada acne mechanica, yaitu jerawat yang timbul akibat friksi mekanik antara kulit dengan materi kain.

Berbeda dengan jerawat hormonal yang biasanya hanya muncul di area dagu, acne mechanica juga timbul pada area hidung hingga pipi. Secara kasat mata, “Bentuk jerawatnya terlihat lebih kecil (papule acne) ketimbang jerawat hormonal yang lebih besar dan mendalam (nodule acne),” jelas dr. Dian Pratiwi.

face mask desainer indonesia
Image: IMAXTREE

Asal Sebab Maskne

Tak hanya disebabkan oleh pemakaian masker, persoalan serupa juga mudah ditemukan akibat penggunaan syal, ransel, atau helm—terutama bagi mereka para atlet dengan perlengkapan seragam tertentu.

Area kulit yang tertutup oleh kain—terlebih yang tidak higienis—tentu menjadi lebih panas dan lembap karena keringat. Hal ini lantas menyebabkan pertumbuhan bakteri, serta membuat pori-pori lebih mudah tersumbat. Oleh karena itu, acne mechanica tidak hanya timbul pada area wajah, tetapi juga dapat dengan mudah muncul di leher serta punggung.

Problematika Masker Wajah yang Perlu Diketahui

Selain jerawat, sebetulnya ruam yang disebabkan iritasi saat mengenakan masker juga kerap muncul. Pemicunya ialah akibat alergi atau ketidakcocokan terhadap bahan masker. Kawat dalam masker yang menjaga hidung juga digadang-gadang menjadi penyebabnya.

Menurut penelitian tentang efek samping penggunaan APD pada petugas medis di Tiongkok pada awal pandemi Covid-19, sebanyak 70% petugas medis mengalami kulit kering, 30% merasakan nyeri, dan 50% mengalami nyeri diserta gatal. Adapun keluhan yang sering timbul berupa kulit merah, luka lecet, melepuh, hingga mengelupas.

Dijelaskan oleh dr. Ellen Theodora, MBBS, selaku Aesthetic Physician di Maharis Clinic, persoalan kebersihan dan alergi terhadap suatu bahan tertentu memang merupakan faktor utama timbulnya ruam. Namun, selain itu, yang perlu Anda perhatikan adalah penggunaan detergen dengan pewangi saat mencuci masker kain juga dapat menjadi faktor pendukung iritasi pada kulit.