BEAUTY

28 April 2023

Mengunjungi Taman Konservasi Bunga Kamelia Milik Chanel di Desa Gaujacq, Prancis Selatan


PHOTOGRAPHY BY ELLE Indonesia

Mengunjungi Taman Konservasi Bunga Kamelia Milik Chanel di Desa Gaujacq, Prancis Selatan

Lebih dari sekadar bunga, kamelia memiliki banyak peran sebagai sebuah tanaman. Bunga favorit Gabrielle Chanel ini merupakan salah satu lambang rumah mode yang paling dikenal dan salah satu motif label mewah Prancis yang paling bertahan untuk waktu yang sangat lama di dunia. Siluet kelopaknya kerap muncul menghiasi segala objek Chanel dalam bentuk desain busana, perhiasan, aksesori, hingga sebagai penghias kemasan produk. Dan lebih dari pesona indahnya, kamelia memiliki kekuatan botani yang memberi andil besar sebagai bahan dasar perawatan kulit. Kelopaknya yang cantik menghasilkan ekstraksi istimewa bagi sejumlah produk perawatan lansiran Chanel, seperti—salah satunya—bunga kamelia merah yang menjadi bahan inti dari rangkaian perawatan kulit dan kosmetik berkelanjutan, N°1 de Chanel. Di musim semi ini, ELLE berkesempatan untuk bertandang dan melihat sendiri perkebunan kamelia yang dilestarikan sedemikian rupa untuk mengoptimalkan kekuatan botaninya. 


Perjalanan kereta selama 4,5 jam ditempuh dari Paris menuju Biarritz—sebuah kota kecil yang cantik di wilayah pesisir Basque. Kisah antara Chanel dan Pantai Basque diawali di tahun 1915, di saat perang yang berkecamuk tampak jauh dari tepi laut yang tersohor ini. Banyak orang yang melarikan diri dari Paris untuk mencari perlindungan di Biarritz dan menghabiskan hari-hari yang tenang dan damai di tepi pantai. Tak lama, Biarritz pun menjadi destinasi musim panas para aristokrat. Gabrielle Chanel terpikat oleh suasana Biarritz yang dinamis dan sarat akan gaya. Di kota ini lah ia memutuskan untuk membuka rumah couture pertamanya. 




Sejauh hanya 1,5 jam dari Biarritz, kota kecil Gaujacq bernaung di selatan Prancis, yang menjadi lokasi taman konservasi bagi ribuan bunga kamelia. Dari Biarritz, ELLE melanjutkan perjalanan dengan mobil menuju ‘chateau’ tersebut. Udara sejuk musim semi dengan porsi kehangatan sinar matahari yang ideal membawa ELLE bertemu dengan Jean Thoby, penanam dan pemelihara botani generasi ke-5 yang juga seorang pakar kamelia internasional. Sejak tahun 1998, Thoby dan Chanel bekerjasama melaksanakan proyek yang didedikasikan untuk konservasi bunga kamelia—Thoby sendiri telah memulai konservasi botaninya sejak tahun 1986. Hingga saat ini, taman ini telah menampung sebanyak—kurang lebih—2.000 varietas kamelia yang dikumpukan dari seluruh penjuru dunia—termasuk dua bibit dari tanaman induk yang dulunya dirawat oleh Gabrielle Chanel sendiri dari satu abad yang lalu. Berjalan mengenakan sepatu bot karet hitam putih dengan embos logo Chanel yang chic—yang sebelumnya disediakan sebagai peneman petualangan di taman ini—ELLE mengikuti langkah Thoby yang menyusuri jalan setapak taman seluas 5 hektarnya sambil menarasikan pembibitan kamelia dengan cermat. 




Tiba dari Asia melalui jalur teh pada abad ke-17, bunga kamelia telah menemukan habitatnya di Prancis—berkat suhu musim dingin dan musim panas yang seimbang dan serupa dengan negara-negara tempat bunga ini berasal, yaitu Jepang dan Tiongkok. Thoby membuka pagar tamannya, seolah mempersilakan dunia luar untuk memahami hasil dari pengalamannya mengelola tanaman sepanjang hidupnya. Ia menjelaskan tentang pohon kamelia yang butuh 3 tahun lamanya untuk dapat tumbuh hingga setinggi 80 cm. Kesabaran dan kecakapan andal tentu dibutuhkan agar dapat memelihara bunga yang telah dimanfaatkan untuk berbagai keistimewaannya. “Kamelia adalah tanaman yang sangat spesial,” Thoby berujar. “Iklim di Gaujacq dikenal lewat curah hujannya yang merata di empat musim sepanjang tahun. Hampir tidak ada angin, tanahnya dalam, dan memiliki mata air yang melimpah.” Hal tersebut menjadi alasan utama mengapa kawasan ini ideal untuk membudidayakan kamelia di mana ia pindah untuk berdomisili di desa ini di tahun ’80-an. 




Thoby berjalan di antara pohon-pohon kamelia yang bermekaran, dari beragam jenis berwarna pink pucat hingga merah. Hingga ia memperkenalkan kamelia berwarna putih yang tengah dipetik dan diletakkan ke dalam keranjang rotan dengan penempatan yang sangat hati-hati. ELLE tak berhenti mengagumi kecantikan kamelia putih yang tengah mekar sempurna ini, saat menyadari siluet bulat sempurnanya kerap menghiasi segala objek Chanel selama ini. 




Salah satu keistimewaan kamelia yang menakjubkan adalah kekuatan kelopak dan daunnya yang tidak akan rusak oleh embun beku ataupun air. Ia tahan dan tetap berkembang di udara dingin sekalipun. Bahkan kamelia yang rontok dan berjatuhan pun akan menjadi ‘penopang’ bagi tanah tempat kamelia baru yang akan tumbuh. Dan semakin lama waktu berlalu, maka semakin indah dan kuat tanaman ini tumbuh. 


The Czar’ adalah nama bagi jenis kamelia berwarna merah yang mengandung antioksidan konsentrasi tinggi yang sangat kuat. Di Open Sky Laboratory Chanel yang lokasinya tak jauh dari konservasi ini, para ilmuwan menemukan kekuatan kamelia merah yang memiliki kemampuan untuk memperlambat timbulnya proses penuaan dan potensi biologis yang mampu memberikan vitalitas bagi sel-sel kulit untuk memperbaiki jaringannya.




Sejumah manfaat perbaikan kulit ini—yang berasal dari kemampuan kamelia merah untuk berkembang dan tumbuh bahkan dalam iklim yang paling keras sekalipun—menjadikannya bahan dasar dari rangkaian perawatan kulit berkelanjutan N°1 de Chanel yang baru saja diluncurkan di awal tahun 2022 silam. Ekstrak ‘The Czar’ terbukti bekerja secara seksama untuk mencegah dan memperbaiki munculnya tanda-tanda penuaan dengan memainkan peran kunci dalam mencegah sel memasuki tahap kerusakan dengan merevitalisasi vitalitas dan kesehatan sel kulit sekaligus memperkuat fungsi pelindung kulit, hingga N°1 de Chanel berhasil didapuk sebagai lini kecantikan anti-penuaan holistik yang terdiri dari rangkaian perawatan kulit hingga makeup. Setiap produknya mengandung bahan alami yang terdiri dari ekstrak kamelia, minyak, dan air kamelia segar.



Peluncuran N°1 de Chanel satu tahun silam menjadikan momen Chanel saat meningkatkan “permainannya” dengan melakukan beauty approach yang lebih berkelanjutan, dengan berbagai upaya yang meminimalkan dampak lingkungan yang salah satunya menggunakan hingga 97% bahan alami dan dikemas dalam kemasan ramah lingkungan untuk mengurangi jejak karbon. Krim Revitalisasi, salah satu favorit pribadi ELLE, dapat diisi ulang hingga mengurangi dampak emisi gas rumah kaca. 



Photography by Agus Santoso


Serupa dengan sifat bunga kamelia itu sendiri, kulit wajah tampak memiliki kemampuan untuk bertahan dalam kondisi dingin di musim semi dengan terpaan angin membuat wajah cenderung kering. Tengah menyadari khasiat kamelia pada kulit wajah, tiba-tiba gerimis turun di tengah taman dan tim Chanel seketika memberi payung besar berlogo CC. Tak lama, ELLE dan Thoby kembali ke chateau untuk menikmati makan siang sambil terus membahas tentang keistimewaan kamelia, yang saya rasa potensinya tidak akan berhenti sampai di sini. Hingga saat ini, setelah menginjakkan kaki di taman konservasi itu, ELLE terus menunggu keajaiban baru yang kelak dihadirkan dari kelopak-kelopak indah bunga tersebut. 






Wawancara bersama Armelle Souraud – Chanel Scientific Communication Director



Bagaimana Chanel mengetahui bahwa bunga kamelia ternyata memiliki potensi sebagai bahan perawatan kulit? 

“Dengan mengamati kekuatan dan ketahanannya terhadap embun beku musim dingin. Tim Chanel Research kemudian tertarik untuk mempelajarinya dan mengungkap sifat pelembap yang luar biasa dari Camellia Japonica Alba Plena yaitu kamelia berwarna putih, kemudian menemukan manfaat anti-penuaan dari Camellia Japonica berwarna merah. Sejak itu, pengembangan terus dilakukan untuk berbagai bahan yang saat ini digunakan sebagai bahan fondasi rangkaian perawatan kulit Chanel.”


Bagaimana cara mengembangkan konsentrasinya?

“Laboratorium Phyto-Analysis Chanel, para ilmuwan kami menganalisa komposisi molekul kamelia dan mengembangkan teknologi yang dibuat khusus untuk mengekstraksi, memusatkan, dan memurnikan molekul-molekul utama yang melahirkan bahan aktif eksklusif kami. Misalnya, Camellia Alba PFA (ekstrak bunga yang diperoleh lewat proses PolyFractioning), Camellia Alba OFA (diperoleh lewat proses OleoFractioning), dan ekstrak kamelia yang diperkaya dengan polifenol hingga mampu menjaga elastisitas kulit. Baru-baru ini Chanel Research juga mengembangkan lilin kamelia dan air bunga yang menambahkan sifat sensorik pada formulanya.”


Gabrielle Chanel selalu menyukai bunga kamelia sejak lama dari bentuknya yang indah hingga menjadi simbol Maison. Apakah sebuah kebetulan saat memahami bunga ini ternyata juga memiliki manfaat bagi kulit di kemudian hari? 

“Lewat keanggunannya, kesederhanaannya, dan ketahanannya, kamelia menjadi bunga favorit Mademoisselle Chanel. Bunga tanpa aroma atau duri ini mencerminkan kesederhanaan dan kemurnian filosofi Gabrielle Chanel. Secara alami, waktu ke waktu, Chanel Research tertarik untuk mempelajarinya, hingga terbukti sebagai harta karun botani yang nyata dengan khasiat kosmetik yang istimewa.”


Apa perbedaan utama antara kamelia putih dan kamelia merah? 

“Ini adalah dua varietas berbeda dari spesies tumbuhan yang sama. Kamelia putih, yaitu Camellia Japonica Alba Plena, sangat kaya akan turunan katekin dan polifenol dengan manfaat hidrasi. Sedangkan kamelia merah, ‘The Czar’, kaya akan asam protocatechuic yakni sebuah molekul aktif yang sebelumnya tidak terlihat pada kamelia yang kemudian dianalisa oleh para ilmuwan Chanel. Zat ini memiliki sifat anti-penuaan dan revitalisasi luar biasa yang mampu meningkatkan vitalitas seluler sebesar 67% serta meningkatkan mikrosirkulasi.”


Apa saja tantangan dalam memformulasi kamelia merah? 

“Tantangan terbesar saat bekerja dengan alam adalah fakta bahwa kita sepenuhnya bergantung padanya. Kami harus mengamatinya dengan penuh kesabaran untuk memahaminya, dan mengantisipasi sebaik mungkin tindakan-tindakan yang harus kami ambil untuk menjamin kualitas dari tanaman dan juga bahan aktif yang kami kembangkan dari bunga ini. Dengan kemampuannya untuk mekar di musim dingin dan daun yang selalu hijau, kamelia merah merupakan kekayaan botani asli dan menjadi bunga yang luar biasa dalam berbagai cara. Di jantung kelopaknya ada kandungan konsentrasi asam protocatechuic yang berkontribusi melindungi vitalitas kulit dengan mengatasi penuaan kulit tahap pertama. Meskipun cukup mudah untuk mempelajarinya, akan jauh lebih sulit untuk mengidentifikasi dan mengekstraksi molekul yang diinginkan untuk digunakan dalam kosmetik.”


Open Sky Laboratory yang Chanel tempatkan di Gaujacq tampak sebagai keputusan tepat untuk mengoptimalkan segala manfaat kamelia. 

“Prancis di bagian barat daya ini sangat ideal untuk membudidayakan bunga ini berkat iklim yang mirip dengan tempat kelahiran kamelia—dari kadar sinar mataharinya, kelembapan, hingga kadar angin. Pendirian Open Sky Laboratory di Gaujacq terjadi setelah diskusi panjang dengan mitra kami, Jean Thoby. Open Sky Laboratory di Gaujacq adalah pusat penelitian, inovasi, dan budidaya eksperimental yang didedikasikan untuk kamelia. Lab ini menjadi pusat keunggulan sejati yang mengandalkan mitra lokal dan juga internasional untuk berinovasi dalam ilmu kamelia serta agroekologi. Tempat ini menaungi laboratorium Phyto-Analysis yang memungkinkan tim Chanel Research untuk mengidentifikasi jenis kamelia yang paling menjanjikan untuk khasiat kosmetiknya. Lab ini juga didirikan sedekat mungkin dengan tanaman demi mengurangi waktu antara panen dan studi, sekaligus mengurangi dampak pada lingkungan. Ada dialog permanen antara lab ini dengan laboratorium penelitian lanjutan yang berbasis di Pantin (lebih dekat dengan Paris) untuk menilai potensi tanaman secara menyeluruh dan mengontrol kualitasnya.”


Bagaimana kisah awal N°1 de Chanel dilahirkan?

“Chanel Research bekerja di bidang penuaan kulit sejak tahun 2012. Sejak itu, tim tidak berhenti mengembangkan keahliannya untuk mengoptimalisasi manfaat anti-penuaan yang ditemukan dalam sifat bunga kamelia merah, yang di mana pemilihan ekstrak kamelia ‘The Czar’ merupakan hasil dari penelitian bertahun-tahun. Terhitung dari proses terpilihnya ekstrak hingga akhirnya meluncurkan rangkaian N°1 de Chanel membutuhkan kurang lebih 5 tahun.”


Bagaimana dengan manfaat vitalitas seluler yang menjadi salah satu khasiat terbaik dari N°1 de Chanel?

“Vitalitas kulit dimulai pada tingkat sel. Efek gabungan dari penuaan kulit dan faktor eksternal seperti stresor luar (polusi, stres, sinar uv, kurang tidur, dsb) menyebabkan vitalitas sel kulit menurun seiring waktu. Sel berhenti membelah dan aktivitas seluler melambat. Fenomena ini dikenal sebagai inisiasi penuaan. Selama tahap ini berlangsung, fenomena biologis ini diterjemahkan sebagai wujud kulit yang kurang bercahaya, kurangnya elastisitas, dan munculnya kerutan serta garis halus. 

Chanel Research memilih ekstrak kamelia merah untuk membantu mencegah hilangnya vitalitas sel. Bahan aktif ini memiliki kemampuan meningkatkan vitalitas sel sebesar 67% yang menjadikan sel-sel sehat kulit mampu hidup lebih lama. N°1 de Chanel lahir dari kemajuan terbaru di bidang ini, maka efektivitas revitalisasi dari ekstrak bunga kamelia merah mampu dikemas untuk membantu menjaga keremajaan kulit dengan mengaktifkan kembali sumber vitalitasnya.”


Mengapa Chanel memilih untuk menggabungkan kosmetik dan wewangian ke dalam sebuah rangkaian produk baru? Apa yang membuat  N°1 de Chanel istimewa hingga mampu menggabungkan produk-produk berbeda dalam rentangnya? 

“N°1 de Chanel menawarkan pendekatan kecantikan yang inovatif, global, dan ramah lingkungan. Rangkaian ini adalah lini kecantikan Chanel pertama yang menggabungkan perawatan kulit, kosmetik, dan wewangian. Chanel meluncurkan rangkaian generasi baru ini dengan fokus yang berpusat pada esensinya: bahwa rangkaian ini diperkaya oleh kekuatan kamelia merah untuk dapat mengaktifkan kembali sumber vitalitas keremajaan kulit.” 


Ceritakan lebih banyak tentang prinsip keberlanjutan yang dianut oleh N°1 de Chanel.

“Keberlanjutan merupakan bagian integral dari keseluruhan strategi bisnis Chanel. Merancang produk kecantikan dengan cara yang ramah lingkungan adalah elemen kunci dari pendekatan komprehensif ini—yang berlaku baik untuk formula maupun kemasannya.

Selama bertahun-tahun, Chanel telah mengikutsertakan kriteria pengkajian lingkungan ke dalam rancangan setiap produknya demi membatasi dampak pada semua tahap siklus hidup. Inovasi berkelanjutan adalah inti dari penelitian dan pengembangan produk Chanel. Lini N°1 de Chanel adalah ilustrasi sempurna untuk ideologi ini berkat formula yang memiliki hingga 97% bahan alami dan 76% turunan kamelia. Kami menyukai penggunaan bahan yang dapat didaur ulang, seperti kaca dan karton, dan 80% produk dalam rangkaian ini terbuat dari kaca. Untuk plastik, kami telah memberikan prioritas pada penggunaan plastik yang dapat  didaur ulang maupun berasal dari sumber hayati. Krim dapat diisi ulang, dan untuk pertama kalinya, tutupnya memadukan cangkang biji kamelia sebagai aksi dalam upaya memulihkan produk sampingan.”


Berdasarkan pengalaman Anda, kapan tahap paling awal untuk kita menerapkan produk anti-penuaan ke dalam rutinitas perawatan kulit?

“Lebih cepat lebih baik. Merawat kulit di usia 25 tahun dapat menunda munculnya tanda-tanda penuaan tahap pertama, yaitu sebagai pemelihara kesehatan kulit yang penuh vitalitas dari waktu ke waktu. Penting untuk memiliki gaya hidup sehat sekaligus menambahkan produk perawatan kulit yang merevitalisasi dalam rutinitas perawatan kecantikan diri kita, sebab wajah senyatanya memancarkan cara kita menjalani kehidupan dan juga lingkungan sekitar yang memberi dampak pada kualitas kulit kita.”


N°1de Chanel diluncurkan di Januari tahun lalu. Sejauh ini, bagaimana Anda melihat kekuatan dan pengaruhnya?

“Rangkaian ini mewujudkan perawatan kulit generasi baru yang berfokus pada esensi. Pendekatan secara holistik dan ramah lingkungan telah benar-benar meyakinkan konsumen, dan lini ini bekerja dengan sangat baik. Kami mendapatkan feedback yang sangat baik tentang produk N°1 de Chanel, baik dari segi efektivitasnya maupun penggunaannya yang pleasurable.”


Harapan apa yang Anda miliki untuk perkebunan Gaujacq di masa depan?

“Ini adalah proyek yang mengusung keinginan untuk merayakan dan mengolah kecantikan—keindahan setiap individu dan juga keindahan alam yang mengelilingi kita. Saya yakin bahwa semua pekerjaan luar biasa yang dilakukan hari ini untuk melestarikan ekosistem lokal, menjaga keseimbangan biologis, dan berkontribusi pada konservasi keanekaragaman hayati adalah kunci bagi masa depan. Open Sky Laboratory, seperti di Gaujacq, adalah wilayah eksplorasi keanekaragaman hayati yang menjadi hak istimewa Chanel Research untuk pembuatan bahan kosmetik kami, yang juga menjadi bidang percobaan untuk produksi tanaman serta wujud inovasi sosial dan lingkungan. Bentuknya beragam. Umumnya disesuaikan dengan konteks budaya, namun semua inovasi ini dicirikan dengan keterlibatan teritorial Chanel yang kuat demi dapat membangun rantai nilai berkelanjutan yang kelak dapat menjadi contoh di masa depan. Semua ini pun mampu terjadi berkat kemitraan jangka panjang dengan pelaku lapangan dan produsen bahan baku.”