BEAUTY

27 Desember 2023

Mengupas Tuntas Masalah Kulit Berjerawat Kistik


Mengupas Tuntas Masalah Kulit Berjerawat Kistik

Dalam urusan kulit, tak dapat dipungkiri bahwa cystic acne merupakan sebuah problema yang sulit dienyahkan. Kupas tuntas permasalahannya untuk menguak pesona prima kulit Anda. 

Menuju penghujung tahun, tentu kita mulai memikirkan berbagai resolusi untuk pengubahan diri dengan harapan menjadi lebih baik. Terdapat keinginan untuk menyambut tahun yang baru dengan diri yang baru pula, keinginan untuk membereskan masalah-masalah tahun sebelumnya agar tidak menduduki pundak kita memasuki Januari. Namun tak semua masalah dapat dituntaskan semudah membalik tangan, salah satunya adalah problema kulit bernama cystic acne atau jerawat kistik. Munculnya jerawat kistik pada kulit dapat mengganggu kenyamanan serta kepercayaan diri, dua hal yang merupakan kunci penampilan paripurna. Usaha untuk menutup dengan riasan justru akan membuat masalah ini menjadi lebih parah dan sama sekali bukan merupakan solusi yang baik untuk jangka panjang. Daripada melakukan itu, bukalah lembaran baru tahun 2024 dengan menuntaskan masalah satu ini hingga ke akarnya. 

WHAT IS CYSTIC ACNE? Pada permukaan kulit terdapat sebuah mikrobioma yang terhimpun dari berbagai jenis bakteri dengan perannya masing-masing terkait kesehatan kulit. Cutibacterium acnes atau C. acnes (yang sebelumnya disebut Propionibacterium acnes atau P. acnes) adalah salah satu bakteri yang hidup bersimbiosis dengan kulit kita, ia memproduksi enzim yang menguraikan lemak sebum menjadi asam lemak yang merupakan nutrisinya. Asam lemak ini menyebabkan permukaan kulit menjadi bersifat asam, lantas menghambat penjajahan mikroba eksternal yang dapat merugikan. Walaupun ia memiliki peran membantu kesehatan kulit, dalam kondisi tertentu bakteri C. acnes yang sama dapat berubah dari kawan menjadi lawan yang memicu timbulnya jerawat kistik. Sejatinya, yang disebut jerawat kistik adalah kista-kista kecil yang terbentuk di dalam lapisan kulit. Penyebabnya adalah inflamasi akibat ulah bakteri C. acnes dan pori-pori kulit yang tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati. Tak hanya itu, ketidakseimbangan hormon misalnya dalam masa-masa pubertas, kehamilan, menopause, atau stres yang berlebih, turut memiliki andil dalam proses terjadinya jerawat kistik. “Fluktuasi hormon dapat menyebabkan kondisi kulit yang memicu terjadinya cystic acne, dimana hormon androgen mempengaruhi produksi minyak berlebih atau sebum.” ujar dr. Dwindi Saptania, M. Biomed (AAM) dari Evitderma Aesthetic Clinic, “sebum dan sel-sel kulit mati yang terperangkap membentuk penyumbatan dan disini bakteri berperan menginfeksi penyumbatan itu.” 

HOW TO DEAL WITH IT Hal pertama yang wajib diingat adalah jangan sekali sekali memencet jerawat kistik pada kulit Anda. Siapapun pasti tergiur untuk melakukannya, terutama jika jerawatnya telah lama mengganggu dan membuat hati terasa geram. Namun perbuatan ini justru dapat mendatangkan masalah yang lebih buruk. Selain dapat menyebabkan scarring, memencet jerawat kistik dapat menyebabkan infeksi kulit yang disebut cellulitis. Ini adalah infeksi bakteri pada kulit dan jaringan dibawahnya yang terjadi akibat bakteri, misalnya Streptococcus atau Staphylococcus, yang memasuki luka pada permukaan kulit. Infeksi ini dapat menyebabkan diskolorasi, pembengkakan, serta demam. Jadi, sekali lagi, jangan tergiur memencet jerawat Anda walau segeram apapun—just don’t do it! Rasa geram akibat masalah kulit ini pastinya akan mendorong pencarian solusi, namun mengingat kondisi jerawat ini adalah jenis yang tergolong parah, solusinya pun tak semudah men-checkout produk dari e-commerce favorit. Jerawat kistik adalah inflamasi kulit yang tidak main-main, oleh karena itu saat mencari solusi sebaiknya dibantu bimbingan dokter kulit yang sesuai. Menurut dr. Dwindi Saptania, ada beberapa pilihan obat dan treatment untuk menanggulangi jerawat kistik, “produksi minyak yang berlebih perlu dikurangi dan inflamasi perlu diatasi. Untuk mengurangi minyak dapat menggunakan salicylic acid dan retinoid, sementara benzoyl peroxide untuk inflamasi. Tindakan seperti penggunaan spirinolactone atau injeksi steroid juga dapat menjadi pilihan membantu.” 

LET’S BREAK IT DOWN Dalam pencarian solusi untuk masalah jerawat kistik, alangkah baiknya jika Anda berbekal sedikit pengetahuan mengenai pilihan pengobatan dan treatment. Simak breakdown berikut agar dapat berdiskusi dengan lebih bermakna saat berkonsultasi dengan dokter kulit. 

Benzoyl peroxide tentu terdengar tak asing di telinga, kandungan satu ini mudah ditemukan serta telah lama dikenal sebagai pertolongan pertama untuk masalah jerawat. Cara kerjanya adalah dengan menyerang bakteri penyebab jerawat, maka ia dapat berperan membantu menyembuhkan peradangan jerawat kistik. Gunakan dua kali sehari atau, jika kulit Anda sensitif, satu kali sehari sebelum tidur. Kurangi penggunaan menjadi satu kali setiap dua hari jika kulit Anda menjadi terlalu kering atau terjadi peeling

Salicylic Acid adalah beta hydroxy acid (BHA) yang membantu menyusutkan serta mengeringkan kista jerawat dengan cara mengurangi produksi minyak dan membersihkan sel kulit mati. Penggunaan cleanser yang mengandung konsentrasi salicylic acid sekitar 1-2% dapat menjadi salah satu langkah awal pemberantasan jerawat kistik, namun, ia dapat memiliki efek samping iritasi ringan dan pengelupasan kulit. Gunakan pelembab untuk membantu, atau hentikan penggunaan jika efeknya memburuk. 

Retinoid memiliki efektivitas lebih tinggi dalam perihal mengurangi inflamasi jerawat. Fungsinya adalah meregulasi pergantian sel kulit yang melapisi pori-pori untuk mengenyahkan serta mengurangi penyumbatan yang memicu terjadinya jerawat kistik. Jenis retinoid yang sering digunakan adalah tretinoin atau isotretinoin untuk kasus yang lebih parah. Karena memiliki efek yang sangat drying, dianjurkan untuk memperkenalkan retinoid secara perlahan pada kulit dalam jumlah yang sedikit, kemudian dilanjutkan dengan penggunaan pelembab.

Antibiotik Topikal merupakan formulasi antibiotik berbentuk krim, gel, atau lotion dengan fungsi membunuh bakteri guna mengurangi inflamasi. Pada dasarnya jerawat kistik merupakan peradangan, maka melawan bakteri penyebabnya merupakan langkah penting dalam usaha penyembuhan masalah kulit ini. Beberapa variasi antibiotik yang dapat dioleskan langsung pada kulit antara lain adalah clindamycin dan erythromycin. Antibiotik oral dapat diresepkan jika kasus jerawat kistik tidak merespon usaha pengobatan topikal. Antibiotik jenis apapun hanya dapat digunakan dengan resep dokter, karena penyalahgunaannya dapat menyebabkan reaksi resistansi dari bakteri. 

Injeksi Steroid adalah tindakan menyuntikkan corticosteroid pada kista jerawat secara langsung. Tindakan ini dikhususkan untuk jerawat membengkak atau jerawat kistik yang tidak merespon usaha pengobatan lainnya. Namun tindakan ini merupakan solusi jangka pendek untuk membantu menghilangkan rasa sakit serta ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kista jerawat.

Spirinolactone obat yang hanya dapat digunakan dengan resep dokter ini, bekerja dengan cara mengurangi efek hormon androgen yang kemudian mencegah terjadinya kondisi kulit pendukung terjadinya jerawat kistik. Walau dilaporkan dapat memiliki efektivitas menghilangkan jerawat hingga 100%, penggunaan obat ini adalah untuk jangka panjang. Jika berhenti menggunakannya, ada kemungkinan jerawat akan kembali dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu. 

SKIN MAINTENACE Setelah menelusuri langkah-langkah pengobatan, kulit Anda tetap takkan sepenuhnya terbebas dari jerawat kistik jika tidak dijaga dan dirawat secara tepat. Perubahan pada pola hidup tentu dapat membantu menjaga agar jerawat kistik tidak kembali menghantui. Apapun yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon patut dipantau dan diwaspadai, misalnya tingkatan stres dan pola makan yang harus dijaga agar tetap seimbang. Jenis kulit berminyak tentu lebih rawan mengalami jerawat kistik, namun menghindari produksi minyak berlebih sangatlah penting untuk semua jenis kulit agar terhindar dari problema satu ini. Sebuah pesan dari dr. Dwindi Saptania adalah agar menghindari skincare yang terlalu oily, oleh karena itu formulasi water-based seperti gel dapat menjadi pilihan. Beliau juga mementingkan penjagaan kelembapan kulit, karena hidrasi yang cukup merupakan faktor penting untuk mencegah timbulnya jerawat. Yang perlu diingat juga adalah untuk memilih produk dengan formulasi gentle yang bebas alkohol, atau butiran kasar yang dapat menyebabkan iritasi, dan tentu saja bersifat non-comedogenic alias tidak akan menyebabkan penyumbatan pada pori-pori. Jika terdapat bekas scarring setelah upaya penyembuhan jerawat kistik, dr. Dwindi Saptania memberikan jalan keluarnya: “berbagai treatment seperti laser CO2 fractional, pico fractional, microneedling RF, dan penyuntikkan polynucleotide seperti DNA salmon dapat menjadi solusi untuk menghilangkan acne scars."