Ada karisma yang sulit ditampik dari figur balerina. Dalam leksikon budaya, sosok penari balet merepresentasikan kekuatan atas sebuah kelembutan; suatu dualitas yang tengah giat dieksplorasi manusia masa kini. Keharmonisan sifat tersebut tak luput membangkitkan gagasan kreatif bagi para mastero dunia mode.

Ketertarikan fesyen terhadap balet telah memiliki sejarah yang panjang. Ballets Russes karya Sergei Diaghilev, yang memulai debutnya pada tahun 1909, dianggap telah mempengaruhi kreativitas sederet perancang mode revolusioner, termasuk Coco Chanel, Jeanne Lanvin, dan Elsa Schiaparelli, di tahun 1920-an dan 30-an. Ragam koleksi sarat material kain tule dibalut palet warna pastel mendominasi panggung runway. Masa kini pun tak jarang mengadaptasi estetika busana balerina. Lihat saja bagaimana pengaruhnya melatari kreasi rumah mode Viktor & Rolf hingga label Skims by Kim Kardashians dalam mengolah siluet feminin berkarater lembut menjadi berbagai atribut mode nan elegan.

Balletcore, istilah mode balerina yang tengah mewarnai runway hingga jalanan-jalanan kota saat ini. Tahun ini, Miu Miu semakin menggemakan tampilan balerina lewat berbagai rupa sepatu flat bahan satin berhiaskan pita mungil hingga imbuhan kristal. Padu-padan gaya balerina berkembang seiring zaman. Kreasinya tak serta-merta melulu tentang rok tutu dan alas kaki datar. Sepatu Mary-jane ikut mencuri perhatian. Victoria Beckham menggubah rok mirip tutu emas yang terbuat dari jumbai di atas bodysuit berwarna krem. Lalu ada Simone Rocha yang mengolah tule dalam kombinasi warna-warni pastel hingga rona solid yang kontras.

Larut dalam pesona balerina, tim editor mode ELLE Indonesia mengurasi sejumlah padanan untuk Anda bereksperimen dengan tren balletcore. Silakan dicoba!

Busana:

Watches & Jewellery:

Tas:

Sepatu: