FASHION

12 Februari 2020

Dior Bar Jacket Merayakan 73 Tahun Eksistensi Mode Ikonis


Dior Bar Jacket Merayakan 73 Tahun Eksistensi Mode Ikonis

Selama lebih dari 70 tahun, Bar jacket menjadi salah satu andil utama dalam menyegel kesuksesan rumah mode Christian Dior. Walau kerap berevolusi dalam segala rupa aksentuasi modern dari musim ke musim, item ini senantiasa mengukuhkan statusnya sebagai sebuah ikon mode abadi lewat prinsip craftmanship yang seolah mampu mencetak ulang tubuh perempuan menjadi secarik busana sensual.

Bar jacket merupakan bentuk seni keanggunan Paris yang penuh gairah. Sejak tahun 1947, kala pertama dicipta, siluetnya telah membuktikan keunggulan pengetahuan Dior lewat bentuk lingkar pinggang yang ramping, potongan bahu yang berstruktur lembut, material berlapis yang menonjolkan bentuk pinggul, serta garis leher terbuka.

Before we know it, beragam visual Bar Jacket telah menyemarakkan dunia melalui bidikan lensa dari forografer Willy Maywald, atau membalut anggun kecantikan Marion Cotillard yang diinterpretasikan lewat fotografi Jean-Baptiste Mondino.

Telah melewati berbagai sentuhan unik dari sejumlah direktur artistik, dari tahun ke tahun, simbol mode ini pun terlahir kembali dalam keberanian desain Maria Grazia Chiuri, yang mengukuhkan item ini sebagai jantung dari sejumlah koleksi yang dilansir Christian Dior. Memeriahkan koleksi ready-to-wear musim gugur/dingin 2019-2020 silam, Bar jacket kembali hadir dengan ciri yang lebih maskulin dengan aksentuasi denim.

Lalu di perhelatan haute couture musim gugur/dingin 2019-2020, ia kembali hadir dalam bahan tweed berwarna hitam. Siluet sensual unggulan Christian Dior ini kerap bereinkarnasi generasi demi generasi lewat keunggulan rumah atelier Dior.

dior bar jacket
Kiri ke kanan: koleksi 2017 dan 2018 oleh Maria Grazia Chiuri

Untuk koleksi cruise 2020, Maria Grazia Chiuri berkolaborasi dengan seniman Mickalene Thomas dan Grace Wales Bonner untuk menciptakan Bar jacket berdesain ultra-modern lewat perpaduan teknik menyulam dan teknik merenda khas Karibia dengan menggunakan bahan silk dan rafia yang ditenun dengan tangan. Untuk warna, Bonner meracik rona cerah yang dipadukan dengan gelapnya warna hitam untuk mengawinkan sempurna aspek feminin dan maskulin. Lalu Thomas berkontribusi dengan menyuntikkan siluet ikonis Bar jacket dengan kolase warna yang semarak.

Hingga hari ini, di ulang tahunnya yang ke-12, eksistensi Bar jacket sebagai gubahan desain telah melintasi batasan-batasan waktu dan melampaui ekspektasi karya adibusana, yang meneguhkannya kini sebagai simbol mode abadi.