FASHION

24 Februari 2022

Konfigurasi Arsip FENDI Sebagai Koleksi Ready-to-Wear Musim Gugur/Dingin 2022


Konfigurasi Arsip FENDI Sebagai Koleksi Ready-to-Wear Musim Gugur/Dingin 2022

FENDI hadirkan koleksi musim gugur/dingin 2022 yang kaya nuansa nostalgia lewat rekonstruksi modernisasi busana dan aksesori.

Kim Jones menggali sejarah rumah mode Italia Fendi untuk menemukan kembali esensi dari koleksi musim semi/panas 1986, yang disebut sebagai wujud perayaan cinta Karl Lagerfeld untuk gerakan artistik. Inspirasi Jones bersumber atas visual Delfina Delettrez, desainer perhiasan dan anak dari Silvia Venturini Fendi, yang pernah terekam saat berjalan masuk ke butik pusat FENDI di Roma mengenakan blus motif printed yang diambil diam-diam dari lemari pakaian sang ibu. “Tempat terbaik untuk menjelajahi arsip FENDI adalah melalui lemari Fendi,” ucap Jones yang merefleksikan koleksi-koleksi ikonik FENDI melalui lensa kontemporer yang khas sebagai persembahan musim gugur/dingin 2022 di helatan tanggal 23 Februari silam.

Sang direktur artistik mengonfigurasi ulang masa lalu sedemikian rupa hingga menjadi relevan untuk hari ini sambil tetap mempertimbangkan ciri khas rumah lewat perspektif yang segar dan modern. Pengerjaan ulang dan pengimbuhan cetakan geometris dalam gaya busana tahun 1986 yang dipadu-padan bersama koleksi musim gugur/dingin 2000 mewujudkan sebuah bentuk eksplorasi kekuatan dan kelembutan yang diametral. “Ini adalah koleksi yang, meskipun, berasal dari masa lalu, namun dapat terasa sangat masa kini.” 

Sebuah wujud keseimbangan baru ditemukan lewat gumpalan sifon yang disisipkan ke dalam materi tweed yang elegan, slip dress berbahan halus yang dipasangkan bersama sarung tangan kasmir panjang, kemeja yang direka-ulang menggunakan korset hingga membentuk siluet hiper-feminin, hingga garis rancang maskulin yang dikonstruksi menjadi cropped jacket. Gaya utilitarian FENDI yang klasik, di mana perpaduan bentuk dan fungsi jauh dari makna konvensional, digabungkan ke dalam sejumlah gaya busana dengan fungsi transformatif, seperti blazer yang dapat dilepas menjadi gilet (outer tanpa lengan) atau sabuk berkantung yang selain dapat mengencangkan pinggang juga dapat menyimpan smartphone Anda. 

Teknik ilusi FENDI diterapkan pada mohair yang dibuat ulang dan dilengkungkan hingga mampu memberi ilusi shearling atau shearling yang dicukur agar tampak layaknya bulu. Motif O’Lock pertama kali terlihat sebagai bagian dari koleksi busana laki-laki di musim gugur/dingin 2022 dan kini diterjemahkan menjadi busana perempuan dengan garis rancang yang lebih lembut dan feminin. “Tidak ada hambatan, tidak ada perpecahan di FENDI,” Silvia Venturini Fendi berujar. “Karena ini adalah keluarga. Layaknya saya membawa langsung ke dalam sejarah keluarga. Saya melihat motif-motif ini pada diri saya, sedangkan Kim melihatnya di Delfina. Yang paling menarik minat saya akan mode adalah karena ini bukan suatu hal yang hanya untuk sesaat. Dan dengan FENDI, semua karya tidak pernah dangkal. Selalu ada cerita dibalik setiap kreasi, dan sesuatu yang berbeda.” Jones pun menambahkan, “Koleksi ini seolah lemari busana yang dirancang untuk setiap aspek kehidupan perempuan, untuk setiap generasi. Dan semuanya diawali oleh Delfina.” 

Dedikasi FENDI terhadap craftmanship tersampaikan lewat koleksi aksesori rancangan Fendi yang diekspresikan lewat babak baru dari proyek ‘hand in hand’, yaitu pembaruan metode jahitan intarsia untuk materi bulu di tas FENDI First dan juga tas shopper berukuran besar. Juga masih dalam perayaan ulang tahun Baguette yang ke-25, tiga versi tas ikonik ini kembali dihidupkan, yaitu dalam materi kasmir, kulit berlapis shearling, dan intarsia cerpelai. Sedangkan pada koleksi perhiasan yang dirancang oleh Delfina Delettrez, monogram dibuat dalam ukuran masif sebagai ear cuff, sementara gelang tenis bersisipkan kristal-kristal Baguette halus untuk mengimbuhkan logo FF. Motif Master Key pun diperkenalkan sebagai liontin dan anting. “Koleksi ini membuka semuanya, seluruh pintu,” tutur Delettrez. “Clearly, the FENDI archive.”