FASHION

8 Januari 2021

Representasi Sosok Elizabeth ‘Lee’ Miller dalam Koleksi Musim Peralihan Max Mara


Representasi Sosok Elizabeth ‘Lee’ Miller dalam Koleksi Musim Peralihan Max Mara

Sosok perempuan berdaya kerap menginspirasi direktur kreatif Max Mara, Ian Griffiths, dalam mencipta koleksi. Untuk musim peralihan, Griffiths terinspirasi oleh model sekaligus jurnalis di era ’20-an, Elizabeth ‘Lee’ Miller. Desain yang mengeksplorasi teknik tailoring dalam ragam palet warna abu-abu dan pink menitikberatkan kesan elegan serta dinamis yang menggambarkan karakter Miller.

Bertajuk Combat Tailoring, siluet yang dikreasikan secara khusus untuk musim pre-fall 2021 tersebut menampilkan sederet setelan bergaris rancang tegas. Sebuah gagasan ideal, mengingat tailoring merupakan kekuatan utama rumah mode Max Mara. Jaket bergaya utilitarian dengan aksen kantong, blazer siluet boxy dipadankan bersama celana cargo atau rok mini. 

Kecintaan Miller akan polkadot juga tak luput dituangkan oleh Griffiths. Kreasi polkadot Max Mara yang hadir dalam pola besar digubah melatari materi sutra. Manifestasinya turut disuguhkan sebagai gaun aksen pita, serta blus berlengan gembung yang elegan. Pilihan lebih dinamis tampil berbentuk setelan, blazer dan rok, bercorak senada. Selaras dipadukan dengan kaus putih untuk gaya kasual. Jika mobilitas kerja kian padat, perpaduan blus berbahan ringan bisa memaksimalkan penampilan Anda. Setiap tampilan dirancang bersama ikat pinggang dilengkapi tas mini. Aksentuasinya memberikan sentuhan karakter dalam gaya, tanpa terlihat berlebihan.

Glamor dan penuh percaya diri. Tak salah jika menyebut koleksi musim peralihan Max Mara berhasil merepresentasikan idealisme karakter Elizabeth ‘Lee’ Miller.

Photo courtesy of MaxMara.