18 Juni 2025
Maestro Riasan Rumah Mode Dior Ungkap Dua Kreasi Terbaru

Kehausan untuk berkarya dan rasa cinta yang mendalam pada seni rias adalah dua hal yang menjadikan Peter Philips sebagai legenda dalam panggung kecantikan dunia mode, dan tentunya itulah yang membawanya menjadi Creative and Image Director untuk Dior Makeup di tahun 2014. Beberapa waktu lalu, ELLE berkesempatan berbincang dengan sang maestro mengenai kecantikan dari sudut pandang Dior serta dua kreasi terbarunya dalam koleksi riasan rumah mode ini. Beliau memulai dengan mengungkapkan bahwa Dior merupakan sebuah ‘kolam’ ide yang sangat besar. Rumah mode ini telah melewati berbagai generasi dan setiap orang yang terlibat dalam setiap generasi tersebut telah meninggalkan sentuhannya pada faset-faset tertentu dalam sejarah Dior, dan seiring dengan bertambahnya koleksi, sejarah itu akan menjadi semakin kaya. Peter menjelaskannya dengan puitis, “jika diibaratkan seperti bunga, Dior bukanlah sekuntum bunga melainkan sebuah rangkaian buket. Kombinasi dari berbagai bentuk, warna, dan aroma, dimana setiap orang bisa menemukan bunga mereka sendiri, sesuatu yang mencerminkan diri mereka.” Beliau juga menyebutkan tampilan New Look sebagai jantung hati yang terus menggerakkan Dior. Dulu, di sekitar tahun 1947, dunia mode diguncang dengan rancangan Christian Dior yang disebut New Look. Peter berpendapat bahwa semua kreasi Dior memiliki dampak yang sama seperti siluet distingtif yang muncul di tahun ‘47 itu. Tak hanya dalam hal busana, namun juga dalam hal kosmetik, wewangian, perhiasan, semuanya berjalan seirama dengan konsep New Look, yang intinya adalah reinventing yourself serta mendorong suatu ide kreatif sejauh mungkin.
Photographed by Liang Zi
Ide adalah sesuatu yang sangatlah penting bagi Peter Philips, beliau adalah seseorang yang sangat menghargai makna sebuah visi dan memahami bahwa itu semua terlahir dari kolaborasi. Misalnya saat ia tengah merancang tampilan riasan untuk peragaan koleksi busana Dior, Peter mengungkapkan bahwa ia akan sangat teliti memastikan agar riasan para model dapat bersinergi dengan intensi yang ingin disampaikan melalui deretan busana yang ditampilkan. Idealisme Peter turut berperan, dimana beliau menginginkan semua modelnya dapat terlihat cantik sebagaimana mestinya, oleh karena itu ia akan menciptakan tampilan riasan yang disesuaikan untuk masing-masing model guna memancarkan kecantikannya terlepas apapun warna kulit atau umurnya–sehingga dalam 20 menit durasi fashion show, semua model terlihat menawan mengenakan busana yang dipamerkan dan goal dari seluruh koleksinya dapat tersampaikan dengan apik. “Bukan tentang saya, melainkan bagaimana saya menggunakan kemampuan dan produk-produk saya untuk melengkapi sebuah visi.” Baginya inti dari visi adalah kerjasama, dimana masing-masing orang dalam tim semuanya merupakan bagian penting yang menyatu menjadi gambar besar perwujudan visi yang diimpikan. Sebagaimana seorang seniman sejati, Peter tidak terfokus pada kepentingan diri, justru ia meleburkan diri secara sepenuhnya dalam karya.
Dalam menciptakan produk kecantikan untuk Dior, Peter mengedepankan satu hal utama: “pada esensinya, saya tahu saya menciptakan produk-produk ini bukan untuk diri saya sendiri, bukan untuk ego saya.” Idealismenya kembali berperan dalam hal ini namun dari sisi yang sedikit berbeda. Sebagai Creative and Image Director untuk Dior Makeup, beliau senantiasa memastikan agar rumah mode asal Prancis ini dapat terus menciptakan produk-produk yang desirable dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam semua aspek dari produk yang diciptakan, mulai dari formulasi hingga kemasan dan komunikasi visual, dalam standar Dior yang telah menjadi warisan.
Reaksi serta pengalaman pelanggan menjadi salah satu faktor utama yang menggerakkan idealisme tersebut, sebagaimana yang diungkapkan Peter mengenai proses terciptanya Rosy Glow Stick dan Lip Glow Butter, “Dior Backstage Rosy Glow Stick adalah lanjutan dari berbagai Glow Stick yang telah saya ciptakan untuk beberapa koleksi riasan Dior untuk musim semi dan musim panas beberapa tahun lalu. Mereka sangat populer, jadi saya merasa sangatlah masuk akal untuk meluncurkan lini permanen.” Beliau lanjut mengungkapkan bahwa Dior Addict Lip Glow Butter memiliki formulasi yang sangat lembut dan istimewa hingga menginspirasi kemasan yang istimewa pula, sebuah tube berwarna cantik dengan charm Dior Oblique. “Sebuah produk bibir on the go yang pas.” ujar Peter. Rosy Glow stick merupakan perona pipi reaktif-pH dalam bentuk stik ramping yang menghadirkan rona lembut dan Dior Addict Lip Glow Butter adalah tinted balm berpadukan perawatan yang memberikan polesan lembut pada bibir. Keduanya dirancang dengan cermat untuk mempercantik secara effortless. Keduanya merupakan evolusi teranyar lini riasan Dior Backstage di tahun 2025, menyempurnakan visi yang dibentuk oleh suasana di balik layar, di mana para model dipersiapkan bukan hanya untuk dilihat, namun juga untuk mewujudkan visi. Sebuah visi yang, untuk Dior, dirajut oleh seorang maestro bernama Peter Philips.
Photographed by Brigitte Lacombe