14 Maret 2025
Perencanaan Keuangan Untuk Rumah Tangga Pengantin Baru

Text by Safir Senduk
Banyak orang berpikir, menikah adalah puncak dari sebuah hubungan antara perempuan dan laki-laki. Bayangkan, Anda menjalin hubungan asmara, katakana selama lima tahun, yang dilewati dengan penuh perjuangan. Tak hanya bersenang-senang, hubungan Anda dan kekasih juga diisi dengan segala rupa problem dan tantangan. Tak jarang Anda berdua kerap berusaha menyelesaikan beragam masalah dan mengatasi segala perbedaan karena Anda dan dia sudah pasti punya banyak perbedaan, termasuk dalam hal sifat dan karakter. Namun pada akhirnya, jalinan cinta berujung indah, Anda dan sang kekasih bersanding di pelaminan, bersiap memasuki babak baru kehidupan sebuah rumah tangga.
Happy ending, ya?
Ternyata enggak. Pernikahan ternyata adalah awal dari segalanya. Awal dari kehidupan berdua, awal dari penyatuan karakter dua orang, awal dari toleransi yang tak pernah selesai, awal dari proses memahami kekurangan satu sama lain, dan—yang juga penting—awal dari perjalanan mengelola keuangan bersama.
Ini dia bagian yang berat dari sebuah pernikahan.
Kenapa? Karena bukan tidak mungkin Anda dan pasangan punya karakter yang sangat berbeda dalam mengelola keuangan. Anda cenderung boros, sedangkan dia sangat hemat. Anda tidak bisa menyisihkan pendapatan, sementara dia jago menabung. Anda malas belajar investasi, tapi dia paham soal investasi. Sering juga terjadi, Anda tidak takut untuk berbisnis, sedangkan dia tidak berani. Anda senang membuka obrolan dengan orang-orang baru dan dengan gembira memasarkan produk Anda, sementara dia cenderung tidak berani dalam hal tersebut. Jadi dalam soal keuangan, masing-masing orang ada nilai plus dan minusnya.
Aurelio Baiocco (Tank) & Molly Hamlyn (Premier) photograph by Alessio Albi for ELLE Indonesia November 2023; styling Amelianna Loiacono.
Lalu, apa yang harus dilakukan ketika Anda berdua baru saja menikah dan ingin mengelola keuangan bersama-sama padahal Anda dan dia punya karakter keuangan yang berbeda? Jawabannya: susun perencanaan keuangan berdua untuk keluarga baru Anda.
1. PASTIKAN PUNYA PENGHASILAN
Jangan salah, ada saja orang yang menikah tapi tidak punya penghasilan. Jadi perencanaan keuangan pertama yang harus Anda lakukan dengan pasangan Anda sebagai seorang pengantin baru adalah pastikan Anda punya penghasilan, terutama yang sifatnya rutin. Penghasilan rutin di sini bukan berarti angkanya harus sama terus setiap bulan, tapi pastikan Anda mendapat penghasilan setiap bulan. Tentukan siapa yang akan jadi sumber penghasilan dalam keluarga. Apakah Anda, pasangan Anda, atau Anda berdua menggabungkan penghasilan itu? Banyak orang bilang, suamilah yang harusnya jadi sumber penghasilan keluarga, penghasilan istri ya untuk istri saja. Buat saya tidak ada salah dan benar sebenarnya, karena semua tergantung kenyamanan dan kesepakatan antara Anda dan pasangan.
2. PUNYA DANA DARURAT
Memastikan Anda berdua punya dana yang bernama dana darurat. Simpelnya, dana darurat adalah dana yang bisa Anda gunakan bila terjadi hal-hal yang sifatnya darurat seperti kehilangan penghasilan, kerusakan pada barang milik Anda seperti rumah atau kendaraan dan kebetulan Anda tidak punya asuransi, atau terjadi sesuatu pada kesehatan Anda atau pasangan dan harus dibiayai seperti masuk rumah sakit dan Anda tidak punya asuransi. Bayangkan kalau hal-hal tersebut terjadi sementara ada pengeluaran yang harus dibayar, itulah gunanya dana darurat. Ada banyak metode yang punya teori berapa sebaiknya dana darurat yang dibutuhkan, tapi buat saya, dana sebesar minimal 2-6 bulan pengeluaran keluarga, sudah cukup untuk bisa jadi dana darurat Anda. Taruh dana tersebut paling tidak dalam bentuk tunai di rekening bank atau di reksa dana pasar uang yang tidak sulit untuk diakses bila terjadi keadaan darurat.
3. PASTIKAN ADA PROTEKSI
Ada dua perlindungan yang harus dimiliki setiap orang, mau Anda perempuan atau laki-laki. Yang pertama adalah perlindungan kalau dirawat di rumah sakit. Kalau Anda bekerja, minimal punya BPJS Kesehatan, sebuah asuransi sosial yang akan membayarkan biaya Anda kalau suatu hari terpaksa dirawat di rumah sakit. Kalau ada uang lebih, Anda boleh saja mengambil lagi asuransi dari perusahaan swasta, di luar dari BPJS dan apa yang diberikan oleh kantor Anda. Perlindungan kedua yang juga harus ada adalah sakit kritis. Perlindungan ini bisa didapatkan kalau Anda mengambil Asuransi Sakit Kritis, di mana Anda akan mendapatkan uang sejumlah angka tertentu bila Anda divonis oleh dokter kalau Anda mengalami sakit kritis dari ketentuan daftar sakit kritis yang sudah disepakati sebelumnya.
4. SIAPKAN DANA UNTUK POS-POS PENGELUARAN BESAR DI MASA DEPAN
Setelah urusan dana darurat selesai dan proteksi juga sudah ada, saatnya bagi Anda berdua untuk menyusun apa saja pos-pos pengeluaran besar yang ingin Anda berdua capai di masa depan. Pos-pos pengeluaran besar bisa jadi berupa pembelian barang dan jasa yang sifatnya konsumtif, seperti membeli laptop baru, kendaraan, pergi liburan, atau apa pun itu. Tapi bisa jadi juga yang sifatnya bukan konsumtif, seperti persiapan dana untuk sekolah anak atau persiapan dana untuk pensiun. Selain keinginan dan kebutuhan, bisa juga pembelian yang harganya cukup mahal, seperti rumah atau kendaraan. Mengenai perlu tidaknya Anda membeli rumah, kendaraan, liburan atau beli laptop baru, sudah pernah saya bahas di artikel terpisah. Tapi ini cuma sekadar contoh saja bahwa entah Anda membeli atau menyewa, uangnya harus disiapkan dari jauh hari.
5. SUSUN KEKAYAAN ANDA
Setelah menyiapkan diri untuk membayar pos-pos pengeluaran besar di masa depan, entah itu beli atau sewa, maka berikutnya menyusun rencana untuk memiliki kekayaan. Kekayaan ini bisa dalam bentuk aset fisik seperti properti atau emas, aset kertas seperti deposito atau saham, atau dalam bentuk aset digital seperti Bitcoin. Namanya juga kekayaan, Anda dan pasangan menyisihkan dana untuk aset-aset dan jangan pernah punya keinginan untuk menjualnya dan memakai uangnya. Usahakan membeli aset dan jangan pernah dijual kecuali kalau sudah sangat terdesak. Sebab poin terakhir inilah yang menjadikekayaan Anda sebenarnya bersama pasangan.