CULTURE

18 Agustus 2025

13 Kreasi Inovatif yang Menjunjung Fungsionalitas dan Elegansi Desain di Milan Design Week 2025


13 Kreasi Inovatif yang Menjunjung Fungsionalitas dan Elegansi Desain di Milan Design Week 2025

text by Riri Warokka; (photo: courtesy Yves Salomon Éditions)

Keseimbangan antara garis rancang, fungsionalitas, dan keanggunan mendominasi Milan Design Week, sebuah ajang yang selalu berhasil menarik perhatian para pencinta desain dari seluruh dunia. Pada awal hingga pertengahan April silam, acara ini menjadi sorotan, menunjukkan bagaimana desain semakin berkompetisi untuk menyajikan siluet elegan dalam konsep silent luxury yang begitu memikat.


Louis Vuitton


photo courtesy Louis Vuitton.

Situs bersejarah Palazzo Serbelloni disulap menjadi galeri imersif yang memancarkan kecanggihan. Di sana, Louis Vuitton mempersembahkan Home Collection perdananya—sebuah ekspresi artistik yang memadukan fungsionalitas, warisan savoir-faire Prancis, dan estetika desain presisi. Material-material mewah seperti kulit khasnya, kayu eksotis, dan logam mulia berpadu harmonis dengan palet warna hangat serta siluet organis. Dihadirkan mengiringi koleksi Objets Nomades, lini terbaru ini mencakup furnitur, pencahayaan, dan aksesori interior hasil kolaborasi bersama sederet nama besar: Patricia Urquiola, Raw Edges, dan Atelier Oï. Masing-masing karya menangkap esensi gaya hidup nomaden, eksplorasi tanpa batas, dan kemewahan yang tidak tergerus waktu.

Dedar

photo courtesy Dedar.

Merayakan warisan salah satu seniman paling berpengaruh di abad ke-20, Dedar mempersembahkan pameran bertajuk Weaving Anni Albers. Berlangsung selama 7-13 April 2025 sebagai bagian Brera Design District, pameran ini menjadi hasil kolaborasi bersama The Josef and Anni Albers Foundation. Frederik De Wachter dan Alberto Artesani dari DWA Design Studio menjadi perancang utama. Kreasinya berisi display modular yang menampilkan kain dan furnitur vintage karya BBPR Studio. Para pengunjung dapat berinteraksi dengan material, menemukan teks dan foto, hingga menciptakan pengalaman interaktif dalam ruang pamernya. Pada momentum ini, Dedar meluncurkan lima kain jacquard baru hasil interpretasi karya ikonis Anni Albers dari tahun 1936 hingga 1974; empat dari Pictorial Weavings Albers dan satu gambar yang sebelumnya hanya terlihat di atas kertas.

Acerbis

photo courtesy Acerbis.

Kenyamanan menjadi inti dari koleksi terbaru dari label asal Italia ini. Bekerja sama dengan Philippe Malouin, desainer asal Inggris-Kanada, Acerbis memperkenalkan sebuah format dengan satu lengkungan yang menawarkan pengalaman relaksasi maksimal saat duduk. Bentuk organik dan lengkungan lembut menciptakan atmosfer yang harmonis dan estetis. Koleksi ini menggabungkan elemen desain yang clean dan modern, menjadi komposisi ruang yang tidak hanya nyaman tetapi juga memancarkan nuansa elegan yang mendominasi. Garis rancangannya, dengan pendekatan desain minimalis dan kontemporer, menghadirkan kesan seperti struktur kertas—ringan, sederhana, dan praktis. Dilapisi dengan bahan premium berwarna cokelat—warna yang tengah menjadi tren tahun ini—koleksi tersebut semakin memperkaya rasa nyaman dan kontemporer. Lewat pilihan dari 1-seater hingga 3-seater sofa, koleksi bernama Trench ini berhasil memancarkan gaya elegan yang dipadukan dengan sentuhan futuristis yang penuh pesona.

Established & Sons

photo courtesy Established & Sons.

Established & Sons hadir di ajang Milan Design Week 2025 dengan proyek spesial penanda 20 tahun berkarya. Dua peluncuran teranyar yang jadi sorotan: Gelato Lamp dan Tiki Lamp. Dirancang menyerupai gelato oleh Carlo Nason pada era ‘60-an, Gelato Lamp kini hadir dalam versi portable tanpa kabel, lengkap dalam pilihan warna baru yang ceria.

Tiki Lamp

Gelato Lamp

Sementara itu, Tiki Lamp kreasi Nao Tamura—yang kini genap berusia 10 tahun—kembali diluncurkan dengan teknologi magnetic rechargeable base dan custom-made LED. Bentuknya menyerupai burung kecil yang bertengger di ujung pohon. Ketika tubuh burung diputar, tingkat kecerahan cahaya bisa berubah. Sebuah pengalaman pencahayaan yang interaktif nan playful namun tetap dalam kemasan rancang modern.

Marimekko


All the Things We Do in Bed by Laila Gohar x Marimekko. (photo courtesy Marimekko)

Selama tujuh hari, sebuah instalasi berupa tempat tidur raksasa hadir di foyer Teatro Litta, Milan. Sekelilingnya meriah oleh elemen yang menggambarkan berbagai kegiatan di tempat tidur; mulai dari membaca, bersantai, dan menikmati makanan ringan. Menambah unsur kejutan, beberapa bagian dari tempat tidur bahkan terbuat dari kue yang dapat dipotong. Koleksi bertajuk All the Things We Do in Bed ini dihadirkan oleh Marimekko, label asal Finlandia yang dikenal luas lewat pola bunga ikonis Unikko, dengan menggandeng seniman perempuan asal New York, Laila Gohar. 



Kolaborasi keduanya ditujukan sebagai perayaan aktivitas sehari-hari secara imersif. Laila Gohar mengurasi ruang ini dengan memadukan pola garis-garis khas dari arsip Marimekko karya desainer legendaris Maija Isola, menciptakan tampilan visual yang sederhana namun kontras dan berani. Kolaborasi ini tidak hanya merayakan kekuatan desain dan kreativitas, tetapi juga untuk ajang perayaan bagi aktivitas sehari-hari dari sudut pandang yang lebih ringan, ceria, dan penuh warna.

Es Devlin

Library of Light (photo courtesy Es Devlin).

Halaman bersejarah di Pinacoteca di Brera, Milan, menjadi saksi hadirnya sebuah instalasi megah nan memesona bertajuk Library of Light. Karya spektakuler ini dirancang oleh seniman sekaligus desainer panggung ternama asal Inggris, Es Devlin, melalui kolaborasi bersama penerbit Feltrinelli. Sebanyak lebih dari 2.000 buku disusun dalam rak berbentuk lingkaran berdiameter 18 meter; membentuk sebuah instalasi yang menyala dan dapat berputar secara kinetik. Mengusung tema Thought for Humans—yang juga menjadi benang merah Salone del Mobile edisi tahun ini—instalasi tersebut mengajak pengunjung merenungkan bagaimana cahaya dan ruang berperan dalam membentuk proses perenungan. Tak hanya menyuguhkan pengalaman intelektual, Library of Light juga memanjakan secara visual. Pada siang hari, permukaan cermin memantulkan cahaya matahari ke kolom dan patung-patung klasik di sekitarnya, menciptakan permainan cahaya yang memukau. Namun, saat malam tiba, pencahayaan futuristis nan lembut memancarkan bayangan bergerak perlahan hingga menghadirkan suasana magis yang menyelimuti halaman.

Zanotta

photo courtesy Zanotta.

Tahun ini, kolaborasi berkelanjutan antara Zanotta dan Muller Van Severen mencapai babak baru lewat ekspansi koleksi Z24 yang semakin variatif dan kaya nuansa. Tiga unit lemari laci, atau disebut dengan istilah cassettiera, diperkenalkan sebagai bagian dari pengembangan ini, menghadirkan reinterpretasi siluet zig-zag ikonis dalam komposisi horizontal yang segar dan kontemporer. Struktur zig-zag layaknya hasil origami kertas disajikan secara dominan, menjadi wajah utama pada koleksi ini. Masing-masing perabotan dirancang dengan variasi ukuran, warna kontemporer, dalam rancang sudut yang halus penuh makna, menjadikannya bagian dari satu kesatuan visual yang utuh tanpa menghilangkan identitas individual setiap karya. Keharmonisan desain yang tercipta mempertegas karakter khas Z24—sebuah koleksi yang tidak hanya estetis, tetapi juga mampu menyatu harmonis dalam berbagai tatanan ruang, mulai dari area bersantai hingga kamar tidur, memberikan sentuhan artistik yang halus namun kuat menyuarakan modernitas tak lekang oleh waktu.

MDF Italia

photo courtesy MDF Italia.

Dalam rancang suasana living room yang hangat dan kontemporer, MDF Italia memperkenalkan koleksi terbarunya dengan mengusung palet warna bernuansa putih gading serta gradasi rona natural senada lainnya. Setiap elemen desain berpadu harmonis menciptakan atmosfer yang tenang dan elegan. Namun, ada satu furnitur yang langsung menarik perhatian: sebuah sofa modular dengan volume tebal dan besar yang mendominasi ruang. Bekerja sama kembali dengan desainer ternama Jean-Marie Massaud, yang telah lama dikenal lewat karya-karyanya di MDF Italia, koleksi terbaru bertajuk Goom hadir melalui desain yang proporsional, menggabungkan kenyamanan dengan estetika modern. Sofa ini hadir dalam berbagai konfigurasi modular, memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan kebutuhan ruang dan preferensi gaya penggunanya. Selain itu, pilihan kain dan warna yang beragam semakin memperkaya opsi untuk mencocokkan sofa ini dengan tema interior apa pun.

Michael Anastassiades

photo courtesy Michael Anastassiades.

Bertempat di ruang historis Fondazione Jacqueline Vodoz dan Bruno Danese, Michael Anastassiades mempersembahkan tiga koleksi terbarunya, di antaranya termasuk Floor Chandelier, karya bertemakan keseimbangan yang dirancang khusus untuk label ikonis Italia, Alessi. Ketiga koleksi ini hadir dalam komposisi saling berinteraksi, yang menciptakan atmosfer pencahayaan fungsional dan emosional. Salah satunya adalah Cygnet, koleksi yang lahir dari kenangan masa kecil desainer kelahiran Siprus itu saat bermain layangan. Desain geometri segitiga dan prinsip konstruksi layangan digubah jadi pencahayaan selayaknya pantulan sinar matahari—ringan, mengambang, dan menghidupkan ruang secara lembut. Masih berakar pada siluet geometris, koleksi Frame merefleksikan rangka persegi yang menyimpan cahaya lembut yang memudar pada tiap sisinya—membangun pencahayaan yang tak hanya menerangi, tetapi juga menyampaikan narasi penuh rasa.

Missoni Home


Ajang bergengsi Milan Design Week 2025 jadi momen bagi Missoni meresmikan pembukaan showroom khusus untuk lini Home Collection—sebuah langkah penting yang semakin mengukuhkan eksistensinya di dunia desain interior. Dikenal luas melalui warisannya dalam dunia mode, Missoni membawa semangat yang sama ke ranah desain rumah. Sang label ikonis mempersembahkan koleksi yang memadukan kualitas tekstil legendaris dengan elemen dekoratif yang dinamis dan ekspresif. Berlokasi di kawasan Solferino yang merupakan jantung kota Milan, showroom ini menampilkan rangkaian lengkap koleksi Missoni Home, mulai dari motif zig-zag ikonis hingga furnitur dan aksesori interior yang memancarkan gaya khas rumah mode asal Italia tersebut. Dominasi warna off-white menciptakan latar yang tenang, sementara gradasi merah bata yang berpusat pada langit-langit menghadirkan aksen dramatis yang berkarakter. Perpaduan tekstur, warna, dan pola yang khas membuat setiap sudut showroom terasa hidup dan inspiratif.

Tom Dixon


Dalam atmosfer eksklusif ruangan bersejarah The Manzoni yang terletak di Via Alessandro Manzoni, Tom Dixon mempresentasikan koleksi terbarunya dengan tajuk AW25. Instalasi ini bukan sekadar pameran produk, melainkan perwujudan eksplorasi mendalam sang desainer terhadap bentuk, material, dan pencahayaan—tiga faktor yang telah menjadi fondasi dalam praktik desainnya. Dalam koleksi ini, Dixon memperkuat identitas estetikanya yang eksperimental, penuh terobosan, dan berorientasi pada pengalaman multisensori. Dixon juga menghadirkan lini tekstil rumah terbaru yang memperkaya narasi koleksinya. Menonjolkan tekstur yang tebal dan kaya kualitas, Tom Dixon memperkenalkan rancang seperti Ridge Cushions, Thread Cushions, Thread Throws, dan BAND Throws—semuanya didesain untuk menghadirkan kenyamanan mendalam sekaligus menambah dimensi estetika pada ruang interior. Warna-warna lembut dan palet netral memperkuat kesan harmonis, serta mempertegas suasana dalam ruang modern.

Tacchini


Terinspirasi dari kebahagiaan kecil yang muncul lewat rutinitas sehari-hari, Faye Toogood bekerja sama dengan Tacchini meluncurkan koleksi eksklusif yang mengedepankan eksperimen tekstil dan kenyamanan dalam bentuk distingtif yang menyentuh indera. Inspirasi desainnya berasal dari roti, “Yang menenangkan dan terus mengembang tanpa henti,” ujarnya. Butter Sofa, sebagai pusat koleksi, bermula dari maket yang dibuat langsung menggunakan mentega lunak.



Sementara itu, Bread Console dan Bread Side Tables mengambil inspirasi dari tumpukan irisan sourdough yang tebal, membentuk struktur seperti monumen mini dalam ukuran meja. Permainan formasi ini bukan hanya sekadar eksplorasi visual, melainkan juga hasil dari pendekatan sensori yang mengutamakan ergonomis, kualitas, dan fungsionalitas, dengan satu tujuan utama: kenyamanan. Seluruh koleksi diperkenalkan dalam peresmian showroom terbaru Tacchini.

Yves Salomon Éditions


photo courtesy Éditions

Terdiri dari 17 karya yang menggabungkan teknik intarsia pada kulit domba dengan desain mewah dan penuh imajinasi, Yves Salomon Éditions mempersembahkan kolaborasi baru bersama desainer asal Paris, Pierre Marie. Bertajuk, La Prairie dan Le Firmament; masing-masing menggambarkan pemandangan alam yang menakjubkan. Pada La Prairie menampilkan motif pita, daun, dan bunga yang melambangkan padang rumput nan magis; sementara Le Firmament menggambarkan langit berbintang dengan manik-manik bergaris, dan arabesque paisley, menciptakan tekstil bertemakan kosmos yang memukau. Rangkaian karya ini mencakup berbagai objek interior—kursi, selimut, ottoman, bantal, hingga lampu gantung—yang seluruhnya merefl eksikan gaya ornamen khas Pierre Marie. Dibuat sepenuhnya di atelier Paris milik Yves Salomon, setiap objek mengaplikasikan kulit domba Spanyol yang diproses dengan teknik presisi untuk menghasilkan tekstur lembut. Koleksi ini sekaligus menandai ekspansi merek ke dunia desain kolektibel.