CULTURE

25 Oktober 2022

Rekomendasi Album Musik Bulan Oktober 2022


Rekomendasi Album Musik Bulan Oktober 2022

Karya terbijak Mavi, kumpulan kisah Taylor Swift kala malam hari melalui teror dan mimpi indahnya, semangat powerpop Alvvays, musik komedi romantis Kid Cudi, romantisisme Oh Wonder, dan musik melakolis Arctic Monkeys.



Blue Rev

Artist: Alvvays

Blue Rev lekat akan spirit powerpop yang sarat elemen rock, punk, dan suratan nuansa dreamy-psychedelic nan menyanjung telinga. Lagu pembukanya, Pharmacist, sekaligus single perdana album ketiga Alvvays tersebut memperdengarkan distorsi menarik. Suguhan ‘plot’ tak karuan turut terdengar dalam melodi After the Earthquake; meski tak karuan, perubahan suasana yang disajikan mampu memeka rasa. Diawali irama pop-rock-alternative yang asyik untuk road trip, lalu meredam begitu tenang dengan hanya menonjolkan kekuatan vokal angelic Molly Rankin sebelum kemudian Sheridan Riley menabuh drumnya lebih keras. Barisan lirik yang ditulis Rankin pun senantiasa bijak. Gaya bahasanya memang ringan, namun penceritaannya mendalam; melampaui segala kekacauan kehidupan.



Entergalactic

Artist: Kid Cudi

Album Entergalactic merupakan bagian dari kecintaan Kid Cudi terhadap dunia sinema. Digarap sebagai album visual yang dirilis bersamaan dengan animasi Netflix berjudul sama. Musiknya menyenangkan di telinga; walau jalinan katanya tetap canggung. Tema komedi romantis (rom-com) yang mendasari narasi film animasinya sepertinya mengilhami sudut pandang Cudi dalam menggali kreativitas kali ini; yang biasanya satire renungan dan cenderung depresif.



Midnight

Artist: Taylor Swift

Ketika mengumumkan peluncuran Midnight, Taylor Swift telah menjelaskan bahwa album studio ke-12 (atau album ke-10 bila menghitung materi karya orisinilnya; bukan berlabel ‘Taylor Version’) tersebut merupakan “kumpulan musik yang diciptakan pada tengah malam; sebuah perjalanan melalui teror dan mimpi indah.” Kepiawaian Swift dalam menyusun barisan lirik bercerita satire pengharapan, kemurungan, cinta, dan kekesalan telah sampai di titik tak perlu dipertanyakan. Kisahnya mulai dari fantasi balas dendam, refleksi tentang bagaimana ia melihat diri sendiri, hingga asa yang tinggi. Ada nada glamor—suaranya seperti musik pop sebelum awal tahun ‘80-an—dalam kelembutan musiknya yang lembut dan murung. Sejak album Red yang revolusioner, Swift seolah terus-menerus mengeksplorasi ragam jenis musik pop. Anda akan banyak mendengar banyak synthesizer membalut albumnya kali ini. Lana del Rey pun turut hadir sebagai musisi kolaborator untuk lagu Snow On The Beach.



22 Make

Artist: Oh Wonder

22 Make ibarat anti-tesis untuk album Oh Wonder sebelumnya, 22 Break, yang penuh curahan perihal ketegangan dinamika hubungan asmara. Anthony dan Josephine West—duo di balik Oh Wonder sekaligus pasangan di kehidupan nyata—telah menemukan kembali makna cinta dalam relasi mereka, dan menuangkan romantisismenya secara lugas.  Musikalitasnya tidak melenceng dari karakter musik electropop khas Oh Wonder yang telah familier di telinga para pendengarnya. Kendati demikian, 11 lagu yang mengisi daftar putarnya senantiasa menghangatkan hati. 



The Car

Artist: Arctic Monkeys

AM yang dirilis tahun 2013 silam barangkali menjadi karya melejitkan popularitas karier Arctic Monkeys di jajaran band rock terbesar di abad 21. Sementara Tranquility Base Hotel & Casino (2018), memperdengarkan intimasi rasa kekhawatiran dan paranoia lewat alunan piano dipadu synthesizer. Kini apa yang ditawarkan Arctic Monkeys dalam The Car? Album studio ketujuh band asal Inggris itu bicara tentang cinta, kerinduan, dan kebimbangan akan menemukan jawaban. Pandangan skeptis Alex Turner, sang vokalis, terhadap bisnis hiburan melatari tema penulisan lirik. Jika benar-benar didengarkan tiap baitnya kadang tak bertaut. Namun aransemen yang mempertahankan nuansa lounge yang kelam diselimuti awan gloomy; jauh lebih sentimental dengan orkestra mengiringi vokal Turner; berhasil menjalin alurnya secara apik.



Laughing So Hard, It Hurts

Artist: Mavi

Musik kaya melodi dipadu gaya berkata-kata Mavi memberikan kedalaman emosional pada narasi Laughing So Hard, It Hurts. Tetapi alih-alih tumpahan amarah, karya teranyar rapper asal Amerika Serikat itu terdengar lebih bijak dalam memandang setiap persoalan kehidupan. Kita dapat mendengarnya tertawa—meski liriknya satire kesedihan—di tengah-tengah bait Chinese Finger Trap.