CULTURE

4 Juni 2025

Adikara Bersenandung ‘Klise’ Untuk Karya Album Debutnya


Adikara Bersenandung ‘Klise’ Untuk Karya Album Debutnya

Text by Alexandra Y. Luberizky (photo courtesy Adikara)

"That's so cliché", ungkapan yang sering muncul saat mendengar kisah cinta pangeran dan putri yang terselamatkan dari kutukan oleh ciuman cinta sejati. Klise? Tidak salah. Anda sendiri barangkali pernah mengalami asmara yang klise sebagaimana narasi pangeran dan putri—begitu pun dengan Adikara. Penyanyi dan penulis lagu hit Katakan Saja dan Primadona ini menuangkan kisahnya melalui album, yang secara lugas ia beri judul: Klise.

Cover album Klise.

Klise menjadi album debut Adikara sejak pertama kali menginjakkan kaki di blantika musik Indonesia pada 2019 silam. Dirilis 30 Mei 2025, Klise menangkap potret cinta yang justru dekat dengan realitas. Berisi sepuluh lagu, Klise menyusuri fantasi terkait cinta serta berbagai fase romantika asmara, mulai dari perkenalan, jatuh cinta, cemburu, patah hati, hingga perpisahan, dan menemukan makna di balik setiap alurnya.

“Karena lagu-lagunya tuh klise banget gitu untuk temanya. Ada lagu cemburu, which is very cliché, ada lagu putus yang enggak ada closure nya, klise lagi, ada lagu lo gajadi kenalan sama orang, which is very cliché.” ungkap Adikara saat kami temui di sesi privat listening session albumnya yang digelar di Row9 pada 27 Mei 2025.

photo courtesy Adikara.

Sebagaimana judul albumnya, barisan lirik lagu-lagunya tak jarang terdengar klise. Salah satunya, “Tiada bercela. Klasik dan langka, dan semua mata tertuju padanya,” dari karya Seketika. Kami menyukai tempo upbeat yang mengemas karya Kembali—lagu yang diusung Adikara sebagai fokus track. Musisi Ilman Ibrahim turut terlibat memainkan Rhodes vintage dan memperkuat nuansa musik era ‘80-an dalam aransemennya. “Secara sound, gue terinspirasi dari sound-sound soul tahun 1980-an, Quincy Jones dan teman-teman. Jadi, beberapa lagu kami rekam pake Rhodes beneran, pake synth analog beneran untuk mendapatkan sound era itu. Waktu proses penulisan materi album ini lagi sering dengerin Quincy Jones. Gue buat musik sesuai apa yang lagi gue suka dengar,” jelasnya. Menutup album, Love Again merangkum segara rasa yang diperdengarkan dari track pertama Kembali dan menciptakan pengalaman mendengarkan yang sirkular.

“Album ini adalah refleksi dari siklus cinta yang dialami banyak orang. Harapannya, pendengar bisa merasakan kembali perjalanan emosional mereka sendiri,” ujar Adikara.