CULTURE

23 Februari 2023

Review Film: 'Berbalas Kejam' Mengemas Sadis Kisah Hidup Traumatis


Review Film: 'Berbalas Kejam' Mengemas Sadis Kisah Hidup Traumatis

photo courtesy Tiger Wong Entertainment/Amazon Prime Video

Pernahkah Anda merasa begitu marah dan sangat kecewa sampai-sampai Anda tak mungkin bisa melupakan perlakuan orang lain kepada Anda. Darah rasanya ikut mendidih setiap Anda mengingat kejadian buruk di masa lalu yang pernah menimpa diri Anda atau orang-orang tersayang. Anda lalu menyadari dalam beberapa hal kita sulit untuk mengandalkan penegakan hukum apalagi campur tangan polisi, dan satu-satunya jalan keluar untuk mengatasi penderitaan adalah dengan balas dendam. Keadilan kadang bisa ditegakkan hanya dengan cara main hakim sendiri. 

Film Berbalas Kejam ditulis dan disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja. Diproduksi oleh Tiger Wong Entertainment yang bekerja sama dengan Karuna Pictures. Berbalas Kejam merupakan gagasan sutradara Teddy Soeriaatmadja, sineas kenamaan Indonesia yang juga menggarap film Lovely Man, Affliction, About a Woman, dan Something in the Way.

photo courtesy Tiger Wong Entertainment/Amazon Prime Video.

SINOPSIS:

Berbalas Kejam mengikuti kisah Adam, seorang arsitek yang hidup dengan trauma setelah keluarganya dibunuh di depan matanya persis di hari perayaan ulang tahunnya. Film ini menceritakan kisah pilu mengenai trauma dan balas dendam. 

Dalam durasi 1 jam 49 menit yang ditayangkan di Prime Video, Berbalas Kejam mengajak kita menelusuri perjalanan Adam yang hidupnya hancur berantakan namun punya misi besar untuk balas dendam kepada mereka yang membunuh dan menghancurkan keluarganya. Dalam berbagai upaya Adam untuk membalas dendam, kita para penonton akan diperlihatkan sisi kerapuhan dari seorang laki-laki yang ditinggal mati oleh istri dan anaknya sekaligus ditunjukkan bagaimana sisi kelam Adam yang tak pernah diketahuinya. 


APA YANG MENARIK DARI FILM INI:

Cerita balas dendam yang diangkat film ini sebenarnya cukup sederhana. Tapi dieksekusi dengan matang dan rapi. Brutal sekaligus emosional. Balas dendam sendiri merupakan tema universal yang sudah bertahun-tahun jadi topik langganan di berbagai kisah dan cerita sinema. Namun sutradara Teddy menampilkan satu poin penting yang membedakan film Berbalas Dendam dari film-film lainnya. Teddy Soeriaatmadja membuat cerita balas dendam yang berfokus pada character-piece ketimbang plot-driven

Ketika menyaksikan film Berbalas Dendam, sebenarnya semua hal sudah diketahui sejak awal―siapa pembunuhnya dan siapa korbannya. Tidak ada banyak kejutan di dalam film Berbalas Dendam. Namun yang bikin film ini beda ialah bagaimana sang sutradara membuat suspense ketika si korban bertemu dengan si pelaku. Ada emosi yang benar-benar terasa kekuatannya sampai-sampai kita penonton bisa ikut merasa bahwa balas dendam merupakan cara terbaik buat meraih keadilan. 

photo courtesy Tiger Wong Entertainment/Amazon Prime Video

Aksi balas dendam di film Berbalas Dendam bukan untuk dimuliakan tetapi justru melihat bahwa balas dendam adalah hal yang pantas. Dalam siaran persnya, Teddy Soeriaatmadja mengungkap, “Kekerasan itu ada dan nyata, tapi ketika kita melihat dari sudut pandang Adam, terlihat kekerasan dan balas dendam itu seperti dianggap pantas karena sesuai dengan emosi yang berkecamuk. Semua ledakan emosi dan rasa yang dapat dipahami oleh seorang ayah, ibu, atau siapa pun yang berkeluarga. Ketimbang adegan-adegan laga yang intens, di film Berbalas Kejam Anda akan merasakan ketakutan, kemarahan, dan keinginan keras untuk membalas.” 

Menyorot pengalaman traumatis seorang ayah sekaligus suami yang sedang berduka bukan hal mudah bagi Teddy Soeriaatmadja untuk membuat film Berbalas Kejam. Tingkat psikologisnya pun berkembang menjadi lima tahap kesedihan, membuat karakter Adam menjadi sangat manusiawi. “Saya membuatnya semanusiawi mungkin sehingga saya harus menempatkan diri saya di posisi tersebut sebagai seorang suami dan ayah dari tiga orang anak. Saya merasa tidak nyaman ketika menulis naskahnya―yang prosesnya sekitar dua minggu―namun itu perlu untuk membentuk karakter Adam,” lanjut Teddy. 

Adam sebagai karakter utama tidak digambarkan sebagai sosok hero. Ia balas dendam bukan karena ingin terlihat hebat seperti pahlawan, tapi karena rasa bersalahnya yang tidak mampu melindungi keluarganya sendiri. Dia juga bukan sosok yang jago berkelahi. Dia hanya seorang laki-laki yang kehilangan segalanya dan situasi membawanya ke sekelompok orang yang bertanggung jawab atas lukanya. Adam bukan laki-laki luar biasa yang sempurna dalam banyak hal, ia punya kerentanan dan kelemahan tapi harus bergerak melakukan aksi balas dendam agar dapat hidup lebih tenang. 

photo courtesy Tiger Wong Entertainment/Amazon Prime Video.

Reza Rahadian tampil begitu meyakinkan sebagai sosok Adam, laki-laki yang rapuh dan penuh dendam serta susah untuk menahan diri dari tindakan kejam penuh dendam. Semua logika dan kompleksitas di dalam karakter Adam disampaikan dengan apik. Adegan emosional diramu dengan baik hingga menciptakan alur cerita yang solid. 

Berbalas Kejam kembali mempertemukan Reza Rahadian dengan Laura Basuki―yang berperan sebagai sang psikolog, Amanda―setelah keduanya bermain dalam film 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta pada 2010 silam. Amanda diceritakan sebagai psikolog dengan ketenangan karakter, selalu berpikir sebelum berbicara, dan selalu punya jawaban yang disampaikan dengan keanggunan. Kata sutradaranya, Amanda merupakan “the voice of reason” dan “the anchor of goodness” dalam film ini. Karakter Amanda membantu Adam dalam menemukan kembali keinginannya untuk melanjutkan hidup. 

Selain duduk di kursi produser, Baim Wong turut andil mengisi adegan-adegan penting dalam film Berbalas Kejam. Menariknya, sutradara Teddy tidak mendeskripsikan karakter Karni yang dimainkan Baim Wong sebagai seseorang yang jahat atau baik, tetapi sebagai manusia. Dia tidak sepenuhnya monster, namun ada sisi manusiawi yang dijaga betul oleh sang sutradara yang meningkatkan drama dan konflik dengan bermain di area abu-abu.

Tonton Di: Amazon Prime Video