29 September 2025
Sapuan Abstrak, Siluet Kontemporer, dan Energi Kolaborasi Bersatu Dalam Canvar 2025 di Fashion Nation XIX

text by Palupi Sekar W. (photo courtesy Fashion Nation/Senayan City)








Setiap koleksi mode punya caranya sendiri untuk bercerita. Di atas panggung Fashion Nation XIX, semangat itu pun dijunjung tinggi oleh Senayan City selaku tuan rumah. Misalnya di atas pagelaran Canvar yang menjadi panggung kolaboratif antara Desainer Danjyo Hiyoji, label Moneyman Works, dan seniman Ade Habibie. Tiga kreator yang masing-masing berkarakter kontras, namun justru saling melengkapi dalam satu narasi mode yang utuh.
Landasan artistiknya lahir dari karya teranyar Ade Habibie yang menampilkan emosi dalam bahasa visual abstrak, bertajuk Bruised but Never Broken. Dari titik tersebut, Danjyo Hiyoji dan Moneyman Works bekerja sama menggubah suatu bentuk desain. Presentasinya meriuhkan panggung pertunjukan Fashion Nation XIX selayaknya pop-up galeri seni. Para model berjalan dalam balutan busana berhiaskan elemen dekoratif berupa kanvas lukisan dengan sapuan warna bold dan tekstur brush yang ekspresif.
Menelisik lebih detail ke balik kanvas, berbagai atribut mode bermotif grafis yang dirancang modern. Variasi mantel dan jaket panjang didesain wearable, kaya struktur hingga aksen blok warna kontras.
Tak berhenti pada permainan grafis, kolaborasi ini juga menampilkan kreasi eksperimental lewat desain konstruktif dan padu-padan layering. Ada setelan formal berdetail asimetris, ada pula busana bergaya utilitarian dengan percikan cat yang terasa autentik—seakan-akan langsung berpindah dari studio Ade Habibie ke atas runway. Energi streetwear Moneyman Works bersinergi secara apik dengan kepiawaian Danjyo Hiyoji menerapkan teknik tailored berkualitas. Kombinasi tersebut menjadikan kreasinya lebih dari sekadar pakaian. Setiap potongan busana hadir selayaknya karya seni yang bergerak.

Pesona Wastra Indonesia bersama Barisan Desainer Kenamaan Tanah Air Meriahkan Panggung Fashion Nation XIX

Persembahan Ragam Warna, Siluet, dan Warisan Budaya dalam 'Triad: Resort, Refined, Resilient' di Fashion Nation XIX