Lebih dari 10 tahun berkarya, Sapto Djojokartiko berinisiatif melakukan pencatatan atas motif karyanya seiring kesadaran perlindungan hak kekayaan intelektual.

Lewat desain yang menggambarkan sosok perempuan tangguh namun tidak malu menunjukkan sisi feminin, sosok Sapto Djojokartiko dihormati sebagai salah satu desainer paling berpengaruh di Indonesia. Di awal karier, Sapto Djojokartiko menggencarkan misi pengembangan motif-motif Nusantara, serta berbagai negara Asia lewat sentuhan modern. Beberapa motif yang lahir dari proses tersebut: Saptojo Candi, Saptojo Melati Sangkar, Saptojo Penara, Saptojo Penara Yayi, dan Saptojo Chinoiserie. Dalam merancang, Sapto Djojokartiko menggenggam visi untuk terus inovatif menghasilkan desain elegan, estetis secara visual, dan timeless.

Lebih dari 10 tahun berkarya, Sapto Djojokartiko berinisiatif melakukan pencatatan atas motif karyanya. Inisiatif tersebut diambil seiring kesadaran sang desainer dalam melindungi kekayaan intelektual para perajin yang bernaung di bawanya, sekaligus sebagai langkah antisipasi terjadinya pelanggaran hak terhadap intelektual tersebut. Telah banyak desain model baju atau sekedar desain motif yang digandakan serta didistribusikan tanpa izin pencipta dan atau pemegang hak cipta, untuk mendapat keuntungan ekonomi pihak-pihak tertentu. Hal ini berdampak pada kerugian hak moral, di luar hak ekonomi, sang pencipta dan atau pemegang hak cipta tersebut.

Sebagai sebuah brand yang berpandangan ke depan, Sapto Djojokartiko memperjuangkan hak cipta atas karyanya sebagai upaya menjaga warisan rumah mode pimpinannya menjadi suatu kreasi tak lengkang zaman. Melalui Hak Kekayaan Intelektual (HKI), ia juga berharap dapat melindungi segenap tim, tidak terkecuali para perajin, yang berkontribusi melahirkan karya di bawah payung desainnya. Sang desainer sekaligus ingin memastikan bahwa kepuasan dan kepercayaan konsumen akan terus dipertanggungjawabkan.