22 Oktober 2024
Antisipasi Dampak Tersembunyi Alas Kaki Berhak Tinggi
High Heels sudah menjadi bagian dari fashion perempuan yang memberi kesan pada kaki agar terlihat jenjang dan menambah penampilan jadi lebih chic. Namun, siapa sangka, dibalik cantiknya balutan high heels kegemaran para perempuan justru membawa masalah jangka panjang bagi kesehatan kaki yang disebut bunion. Lantas, apa itu bunion?
Menurut dr. Dimas Raditya, Sp.OT(K)-Foot Ankle, Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Kaki dan Pergelangan Kaki di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, bunion adalah tonjolan di area sendi pangkal ibu jari terutama pada sisi luar kaki. Tonjolan dapat berupa penebalan jaringan lunak pembungkus sendi dan pada fase lanjut diikuti dengan penonjolan area sendi tersebut.
"Bunion ini dapat terjadi pada perempuan yang sering menggunakan high heels dengan ujung lancip. Sepatu dengan ajung sempit menyebabkan gesekan dan tekanan hebat di tepi sepatu dengan sisi luar pangkal ibu jari, menyebabkan proses radang yang berlangsung terus menerus sehingga menimbulkan tonjolan bunion ini," ungkap dr. Dimas.
Gejala bunion dapat beragam, mulai dari yang ringan hingga parah. Pada tahap awal, mungkin hanya tellhat sedikit pembengkakan atau kemerahan di sekitar sendi ibu jari. Namun, seiring waktu, struktur normal tulang berubah, bunion dapat berkembang menjadi benjolan besar yang menimbulkan nyeri hebat. Kelainan bentuk ini berangsur-angsur akan bertambah terutama pada saat berjalan atau mengenakan sepatu, serta keterbatasan gerak pada jempol kaki.
"Bunion yang parah akan dikuti dengan perubahan arah ibu jari kaki ke arah jari di sampingnya sehingga menyebabkan kondisi yang disebut hallux valgus. Bahkan kondisi ibu jari dapat mengalami over-riding toe atau cross-over toe alias jari tumpang tindih. Tetapi bunion juga dapat dipengaruhi oleh faktor anatomis bentuk kaki yang sifatnya diwariskan." jelas dr.
Andre Triadi Desnantyo, Sp.OT (K), Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Kaki & Pergelangan kaki di Mayapada Hospital Surabaya.
Pada kasus bunion yang mash ringan, dr. Dimas menyarankan untuk beralih ke alas kaki yang memberi ruang untuk jari kaki bergerak bebas, memiliki penyangga lengkungan yang baik, dan sol yang nyaman.
Latihan peregangan dan penguatan otot secara berkala juga dapat menjaga mobilitas dan fleksibilitas sendi. Latihan seperti toe curls, heel raises, dan foot rolls dapat meningkatkan sirkulasi darah serta mengurangi ketegangan pada otot dan sendi kaki.
Sedangkan untuk kasus bunion yang parah dan tak kunjung membaik dengan tata laksana non-operatif, dapat dilakukan tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengurangi keluhan pasien dan memperbaiki kualitas aktivitas sehari-hari.
Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Kaki dan Pergelangan Kaki di Mayapada Hospital Bandung, yakni Dr.dr. Andri Primadhi, Sp.OT (K) menjelaskan lebih lanjut, "Pembedahan untuk bunion ada bermacam-macam teknik tergantung keparahan bunionnya. Sebagian pasien bisa saja hanya memerlukan pengikisan bunion dan rekonstruksi tendon, sedangkan pasien lainnya mungkin memerlukan rekonstruksi tulang dan pemasangan implan logam untuk mempertahankan posisi pasca koreksi."
Pada kondisi tertentu, bunion dapat terjadi karena masalah lainnya, misalnya kaki datar (flatfoot), sehingga dokter tidak bisa hanya menangani bunionnya saja tanpa mengatasi masalah flatfoot tersebut. Pasca operasi, pasien pun sudah bisa langsung berjalan dengan bantuan alas kaki khusus yang dapat diganti dengan alas kaki biasa dalam 4 minggu.
Maka sebelum makin parah, Anda perlu menangani masalah bunion ini di layanan Orthopedic Center Mayapada Hospital dengan penanganan yang komprehensif pada masalah tulang, sendi, dan otot akibat cedera mulai dari deteksi dini, diagnosis, dan terapi non operatif dan operatif, hingga tindakan minimal invasif menggunakan peralatan medis lengkap dan terkini.