27 Maret 2025
Rona Glamor Kediaman Desainer Interior Constance Laurand Ainay Di Lyon, Prancis
PHOTOGRAPHY BY Nicholas Matheus

text by Laurence Dougler









Lyon adalah distrik pertama yang menarik perhatian Desainer Interior Constance Laurand Ainay. Letaknya di jantung semenanjung, oleh karenanya area tersebut menjadi titik historis peninggalan benteng aristokrasi Lyon yang mewadahi bangunan-bangunan bergaris rancang spektakuler dari abad ke-18 dan ke-19. Di sana juga tempat bernaung para pedagang barang antik serta berbagai toko dekorasi. Sebagai kawasan pemukiman, Lyon adalah salah satu distrik langka dengan jajaran properti berukuran luas lebih dari 100 meter persegi. Maka, Ketika sang desainer interior menemukan apartemen seluas 180 meter persegi dan ditopang langit-langit menjulang yang sangat impresif (setinggi 4 meter) berdiri di lantai dua sebuah bangunan berdesain elegan; Constance tahu betul bahwasanya ia telah menemukan mutiara langka untuk kediaman keluarganya. Ia membayangkan: lapangan bermainnya akan sangat luas, sebab tempat itu tidak tersentuh selama 40 tahun!
Tahap pertama: renovasi intensif selama tujuh bulan yang meliputi pembongkaran partisi, modifikasi ruangan, pemindahan dapur dan kamar mandi. Hasilnya, sang arsitek menemukan dirinya berada di ruang yang luas, menyenangkan, dan bercahaya. “Dalam semua proyek yang saya kerjakan, saya sangat memperhatikan penciptaan sirkulasi dan perspektif yang harmonis,” ungkap Constance.
Langkah kedua: penerapan palet kromatik yang bervariasi di mana ia tidak menghindar dari kesenangannya. “Saya adalah penggemar warna,” akunya, “Saat saya mengerjakan sebuah proyek, saya hampir tidak pernah menggunakan warna putih. Di rumah ini, saya memilih 15 warna cat. Untuk pintu masuknya saja, saya mengaplikasikan tiga warna hijau berbeda.”
Ruang tamu digubah sebagai pusat ruangan. Jendela interiornya melalui restorasi, lantai parket marquetry, lengkungan, cetakan dan alasnya. Konstruksi lawas peninggalan bangunan lama yang telah dibangkitkan secara sempurna itu kian hidup di antara deretan furnitur dan karya-karya dekoratif berdesain vintage yang dikombinasi secara harmonis dengan perabotan anyar. Sebuah komposisi karismatik yang abadi dan selaras dengan zaman.
Dari pintu masuk, Anda dapat mengakses ruang tamu besar melalui alur lorong yang dibingkai oleh kayu. Di sebelah kanan, perpustakaan yang dipartisi oleh atap kaca baja berpernis warna krem rancangan Constance. Lampu Marseille bertanda Le Corbusier (Pencahayaan Nema) dan foto hitam putih oleh Jean-Baptiste Huynh “Stigido” Gueridon dari kayu ek mengaksentuasi sisi sekat, di mana vas “Parilo” diletakkan pada meja kayu.
Ruang tamu dipugar secara terampil dengan warna putih pucat. Sementara langit-langit berukir diselimuti rona beige palet hijau. Sofa-sofa berbahan korduroi dari La Redoute Intégrés dipercantik dengan tatanan bantal-bantal bahan beledu dalam rona cerah nan lembut. Di antaranya, berdiri coffee table Galet dari koleksi Matière Grise. Lukisan karya Julie Lansom mengaksentuasi ruangan kian estetis dari atas perapian, bersama vas Parilo koleksi AM.PM, patung, dan tempat lilin oleh ahli keramik Gé de Zuchowicz.
Constance membayangkan sebuah alur untuk melintasi ruangan secara ‘tersembunyi’. Sebuah lekukan dinding berstruktur, menyembunyikan kamar mandi dan tangga spiral menuju kamar tidur kabin mezzanine.
Ruang tamu kedua memiliki perpustakaan terintegrasi yang dirancang oleh Constance,dengan bantuan spesial Tenbo Agencement. Kursi dan sofa Togo bermaterialkan korduroi kreasi tahun 1973 oleh Michel Dicaroy untuk Ligne Roset, tampak membentuk kenyamanan bagi spasialnya di atas karpet bahan wol Oran koleksi La Maison Bineau. Di atas perapian, lampu dan vas keramik kreasi India Mahdavi x Manoprix tampil menonjol.
Langit-langit ruang makan dicat warna Mutiara keperakan La Noce. Lampu jaring Balon oleh Meike Harde koleksi Bolia tergantung di atas meja antik dan kursi Marais karya Emmanuel Gallina untuk AM.PM, yang berdiri berdampingan di atas karpet Adao keluaran Caravan. Permukaan meja tampil cantik dengan peralatan makan berwarna merah muda (AM.PM) serbet linen warna sand rose (Couleur Hemp), gelas (Monoprix), teko (Fleux), dan vas Duetto (Keluarga Sosialita).
Dinding dan langit-langit sekitar pintu masuk dan lorong dipulas warna hijau cemara La Canopée; pagunya merona hijau kayu putih La Découverte; sementara hijau keabuan gelap Le Sous-Bois pada pintu. Lampu gantung Dancing karya studio Iskos-Berlin tampak sejajar dengan mebel antik dari tahun 1950-an.
Suasana damai dan nyaman di kamar tidur tampil lebih ceria dengan permainan warna pink lembut dan hijau.
Lantai resin mineral warna nude dipadu polesan efek beton menghiasi paras kamar mandi (DMR Concept, diproduksi oleh When Girls S’en Mendre). Kursi Bold (Moustache) tampil menyemerakkan ruang, di hadapan wastafel bundar (masalledebain.com). Keran built-in Study Exclusive berwarna putih matte (Tres Grifería) dibuat istimewa.

Desain Baru Butik Hermès Di Plaza Indonesia Visualisasikan Sejarah Identitas Rumah Mode dengan Sentuhan Artisan Indonesia

Ledakan Energi Kromatik yang Artistik Menggubah Desain 'Vibrant' Untuk Apartemen Bergaris Rancang 'Open Space'