CULTURE

2 Juli 2024

Sal Priadi Bicara Cinta Multidimensional Lewat Album 'Markers and Such Pens Flashdisks'


Sal Priadi Bicara Cinta Multidimensional Lewat Album 'Markers and Such Pens Flashdisks'

photography by Andi Gondi

Sal Priadi menuntaskan materi Markers and Such Pens Flashdisks sebagai album studio. Total 15 lagu mengisi daftar putarnya, meliputi 3 lagu dari minialbum Markers and Such yang dirilis pada 2022 silam, dan 12 lagu baru. Enam produser digandeng sebagai kolaboratornya: Gusti Irwan Wibowo, Rifan Kalbuadi, Lafa Pratomo, Mahatamtama Arya Adinegara, Rendi Pandugo, dan Petra Sihombing.

Markers and Such Pens Flashdisks menjadi album studio kedua Sal setelah debut albumnya Berhati. Materi musiknya mengisahkan cinta yang multidimensional berlandaskan inspirasi dari kehidupan sehari-hari. Segenap perasaan yang membentuk romantisisme dalam hubungan manusia dieksplorasi sebagai penceritaan lirik. Anda bisa mendengar tentang keluarga kecil yang bahagia dan penuh harapan; keraguan akan romansa yang nyata; serta kehilangan dan proses berdamai dengan realitas. 

Markers and Such Pens Flashdisks telah rilis melalui berbagai platform streaming musik mulai 30 April 2024. Lagu Semua Lagu Cinta dirilis sebagai single dengan video musik yang menampilkan Tara Basro dan Daniel Adnan. Dalam perayaan rilis album ini, Sal juga sempat mendirikan pop-up store di delapan kota besar Indonesia yang berlangsung pada 30 April hingga 6 Mei 2024 silam untuk kesempatan lebih dekat dengan setiap pendengarnya. Di sana, para pendengarnya dapat berburu merchandise spesial, sekaligus menikmati lagu-lagu dari album baru ini.


Sal, ceritakan proses kreatif di balik album Markers and Such Pens Flashdisks 

“Proses penulisan album ini cukup panjang, sekitar 3-4 tahun. Secara pemilihan kata dan cerita, banyak hal yang terjadi spontan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Inspirasi saya kerap datang dari cerita orang lain. Buat saya, ada rasa menyenangkan saat mendengarkan orang bercerita. Cara mereka mengobrol bisa menjadi begitu puitis, dan itu yang saya tangkap untuk dituangkan ke dalam lagu. Jadi, prosesnya lumayan spontan. Saya selalu suka dengan proses kerja yang bermacam-macam,  dan ini salah satu yang menyenangkan.”

Dengan proses yang panjang tersebut, adakah cerita yang berkesan dari pembuatan album ini?

“Barangkali saat membuat lagu Foto Kita Blur. Prosesnya benar-benar panjang. Reff lagu tersebut saya ciptakan di tahun 2022, tapi saya baru dapat menemukan bagian verse menjelang 4 jam sebelum rekaman. Entah mengapa lagu itu sedikit alot waktu membuatnya. Akhirnya, saya menghubungi seorang teman baik, yang juga rapper dan produser, Matter Mos. Kami saling lempar-lemparan kata, dan saya menulis bagian verse itu lebih lancar.”

Salah satu lagu di album ini, Dari Planet Lain, viral di TikTok. Apa tanggapan Anda terkait hal tersebut?

“Ini bukan pertama kali lagu saya diapresiasi orang-orang di TikTok. Sebelumnya, Mencintaimu, Mesra-mesraannya Kecil-kecilan Dulu, juga banyak dipakai orang untuk menciptakan konten. Saya sangat bersyukur, tentu saja. Tapi keviralan Dari Planet Lain jauh lebih besar. Jujur sja saya bingung. Hahaha, karena tidak menyangka respons publik ternyata benar-benar sampai bikin viral sebesar itu. Saya bingung, sekaligus senang karena ini lagu pembuka di album kedua. Semoga mereka pun senang mendengarkan lagu-lagu yang lain.”


Apa yang membedakan konsep album Markers and Such Pens Flashdisks dengan album sebelumnya?

“Suasana penceritaan dan musik album Berhati lebih gelap dan gloomy. Aransemennya lebih banyak mengaplikasikan instrumen musik gesek, seperti cello. Saya juga banyak menerapkan nuansa orkestra. Untuk album kedua, walaupun masih tentang romansa, tapi secara tema dan penceritaan cenderung lebih positif. Ada tema sederhana tentang hubungan keluarga, seperti mencari sarapan di pagi hari; kehilangan orang yang kita sayang; dan harapan untuk terus hidup setelah mereka enggak ada. Bisa dibilang, statement album ini sedih, tapi tetep dibuat bernuansa jenaka. Warna-warni kehidupan yang berjalan beriringan dengan kesedihan itu yang ingin saya gambarkan lewat album Markers and Such Pens Flashdisks.”

Lirik lagu Gala Bunga Matahari terdengar sangat puitis. Kabarnya, ada elemen kitab Al-Qur’an yang menginspirasi lagu tersebut?

“Betul. Tapi bukan cuma Al-Qur’an sebenarnya, saya juga mengadaptasi pemaknaan yang diutarakan dalam ayat injil. Lagu berkisah tentang kerinduan dengan orang yang sudah berpulang. Selalu ada perasaan kekosongan ketika kita ditinggal sama orang yang kita sayang. Inti lagu Gala Bunga Matahari menggambarkan proses tersebut. Proses di mana ketika seseorang pergi, kita bersedih atas kepergiannya, menanyakan bagaimana kehidupan di sana. Sementara di part lainnya, kita juga menceritakan bahwa hidup harus terus berjalan dan yakin bahwa suatu hari nanti akan bertemu lagi. Inspirasi ini datang lantaran karena begitulah gambaran surga, atau gambaran hidup ketika orang sudah tiada.”


Photography by Andi Gondi.

Pesan apa yang ingin Anda sampaikan kepada para pendengar melalui album ini?

There are many shades of love, the shapes of love, forms of love, dan ketika kita mengalami itu semua, itu yang membuat kita merasa utuh. Termasuk dalam perjalanan berbahagia dan sakit hatinya; perasaan kehilangan; juga ketika akhirnya mengenal orang baru. Walaupun shade-nya macam-macam, bentuknya bermacam-macam, namun mari kita nikmati perjalanannya.”

Ada rencana tur untuk memperdengarkan album Markers and Such Pens Flashdisks secara langsung?

“Tentu. Kami akan adakan tur di beberapa kota. Rencananya digelar 5 hari dalam satu kota. Saya akan berkolaborasi dengan sejumlah rekan sesama musisi untuk meramaikan panggungnya, menampilkan lenong, dan berbagai hal lain yang menarik serta menghibur. Kami juga merancang workshop bagi pendengar untuk bisa ikut terlibat dalam pertunjukan. Saya bertekad menjadikan tur mendatang sebagai immersive experience, bagi para pendengar dan penikmat musik saya, juga seluruh tim saya yang terlibat dalam perjalanan musik Markers and Such Pens Flashdisks.”

Ceritakan lebih banyak tentang workshop dan budaya tradisional yang Anda rencanakan.

“Kami akan menampilkannya secara modern, seperti bentuk orkestra.”

Kota apa saja yang sudah masuk jadwal tur Markers and Such Pens Flashdisks?

“Kami belum menetapkannya. Tapi yang sudah pasti adalah Jakarta; dan Malang, yang merupakan kampung halaman saya. Beberapa lokasi lain yang tertera dalam lagu-lagu di album ini juga akan kami singgahi, seperti Yogyakarta.”


Text by Belva Nafashabila.