4 Januari 2024
Ian Griffiths Bicarakan Tradisi Folklor Skandinavia dan Selma Lagerlöf yang Menginspirasi Koleksi Max Mara Resort 2024
Di Balai Kota Oslo, Max Mara mempersembahkan koleksi resort 2024 miliknya yang merayakan tradisi folklor Skandinavia serta perempuan peraih Nobel Prize pertama dalam bidang sastra, Selma Lagerlöf. Di sela kesibukannya, ELLE Indonesia berkesempatan untuk berbincang dengan sang Direktur Kreatif, Ian Griffiths, menyoal pilihannya tersebut.
Selamat atas koleksi resor 2024 Anda yang begitu indah. Musim ini, Anda memilih Swedia sebagai sumber inspirasi utama, serta kota Stockholm sebagai tempat pertunjukan Anda. Bisakah Anda memberi tahu kami keputusan di baliknya?
“Koleksi ini adalah lagu pujian untuk segala hal tentang Skandinavia; iklim utara yang sejuk, pemandangan indah, tradisi cerita rakyat yang kaya, serta budaya desain modern. Pertengahan musim panas adalah perayaan besar di Skandinavia dan ada sebuah adat istiadat yang menarik; jika Anda menemukan tujuh jenis bunga liar tertentu, dan tidur dengannya di bawah bantal, Anda akan memimpikan calon kekasih Anda. Koleksinya mencerminkan romantisisme pedesaan semacam ini. Selain itu, setelah melihat Balai Kota di Oslo, saya memikirkan tentang Nobel Prize sebagai kontribusi unik Skandinavia terhadap budaya, perdamaian, dan ilmu pengetahuan. Saya segera mengetahui bahwa Balai Kota di Stockholm adalah tempat diadakannya penghargaan di bidang sastra dan sains. Saya memutuskan untuk mencari perempuan pertama yang memenangkan Nobel Prize dan menemukan Selma Lagerlöf. Ia memenangkan hadiah sastra pada tahun 1909. Ia dilahirkan dalam keluarga kelas menengah atas yang konvensional, tapi ia menolak konvensi kelasnya. Sangat cocok dengan tradisi Max Mara yang mengidentifikasi diri dengan para perempuan pionir yang kuat. Ia adalah seorang aktivis sosial feminis terkemuka, tetapi melalui tulisannya, ia juga memperkenalkan kembali tradisi rakyat ke dalam budaya mainstream Skandinavia. Saya menghabiskan banyak waktu dengan mendalami karya-karya Selma Lagerlöf. Midsommar adalah saat negara-negara Skandinavia benar-benar hidup kembali. Karena mereka berada jauh di utara, mereka menikmati siang hari selama hampir dua puluh jam dari total 24 jam per hari. Jadi Anda dapat memahami mengapa kami ingin mengadakan pertunjukan pada waktu yang ajaib ini. Dari segi tempatnya, perhelatan tersebut hanya bisa kami lakukan di Balai Kota, sebagian karena desainnya mengingatkan siapapun pada kastil dongeng dari cerita rakyat Skandinavia, dan sebagian besar karena hubungannya dengan Nobel Prize. Ini adalah sebuah cara untuk mengatakan bahwa jika ada hadiah di bidang fesyen, Max Mara harus memenangkannya atas kualitas desain dan komitmennya dalam pemberdayaan perempuan.”
Apakah Anda menggunakan teknik baru atau bereksperimen dengan bahan baru untuk koleksi ini?
“Sentuhan folklornya sangat baru. Rumbai dan kancingnya masih tradisional tetapi kami belum pernah menggunakannya. Kami juga mengembangkan teknik pemotongan pola baru untuk mencapai volume besar pada gaun organza bermotif bunga yang menutup pertunjukan.”
Karya mana yang menjadi favorit Anda dari koleksi resor 2024 ini?
“Saya suka setiap bagian dalam koleksinya. Mereka semua adalah ‘bayi’ saya sehingga sulit untuk memilih favorit. Tampilan pembuka hampir selalu dibuat berdasarkan bagian penting dalam koleksi. Dalam hal ini adalah mantel Teddy Bear yang merayakan sepuluh tahunnya dengan begitu anggun. Untuk koleksi ini, saya terinspirasi oleh siluet kaku tegak yang Anda lihat dalam gambar Edvard Munch dan Carl Larson. Dan saya begitu terinspirasi oleh lengan gigot yang megah seperti yang Anda lihat di potret tersebut. Lalu ada serangkaian detail desain yang diambil dari tradisi folkloristik Skandinavia—rumbai, pom-pom patches, semuanya orisinil namun sangat modern.”
Max Mara begitu dikenal lewat koleksi mantelnya. Bagaimana Anda mengkreasikan kembali mantel ikonis tersebut setiap musim dan mempertahankan status ikonisnya sebagai mantel yang ‘wajib dimiliki’ di dunia?
“Ikonis berarti abadi dan dari segi desain, ujian keabadian cukup sederhana; jika suatu barang masih relevan, penuh gaya, dan melampaui musim yang dirancangnya, maka barang tersebut tidak lekang oleh waktu. Setiap hari saya melihat perempuan mengenakan barangbarang, terutama mantel, yang mereka beli bertahun-tahun atau puluhan tahun lalu. Dan seringkali saya melihat perempuan mengenakan mantel milik ibu mereka atau anggota keluarga lain yang lebih tua. Misalnya mantel 101801 ikonis kami yang terus diproduksi sejak tahun 1981. Saat ini, mantel tersebut terlihat sama modernnya dengan dahulu kala. Menurut saya fitur paling penting dari desain abadi adalah menghindari sesuatu yang menarik perhatian, tidak ada detail rumit atau elemen dekoratif yang tidak benar-benar berfungsi. Ibarat rumah yang dirancang oleh arsitek modernis, desain abadinya ramping dan dikupas ke belakang. Ini adalah keanggunan yang sesungguhnya.”