6 September 2024
Menggurat Garis-Garis Tradisional Lewat Ekshibisi Persembahan No’om | no’mi
PHOTOGRAPHY BY Photo DOC. no'om|no'mi
text by Elisabet Chaterine
Empat puluh helai scarf bergaris rancang pop-art yang menggurat berbagai figur ikonis khas Betawi dan Bali dalam desainnya dipamerkan secara elegan di ASHTA District 8. Jenama mode No’om I no’mi yang digagas oleh Soetjipto Hoeijaja ini mengajak dan memberi kesempatan bagi khalayak untuk dapat belajar dan menghargai kebudayaan tradisional Indonesia lebih dalam lagi lewat sudut pandang seni, fashion, dan story telling.
Wajah ondel-ondel dari Betawi, Barong Bali, dan penari Bali menjadi tiga motif yang menyemarakkan desain koleksi scarf ramah lingkungan ini. Mengupas makna dari tiga ikon inspirasi tersebut: ondel-ondel adalah boneka besar yang melambangkan kehadiran pelindung leluhur Betawi yang mengawasi keturunannya dan warga desa, di mana ondel-ondel perempuan memiliki wajah yang dicat warna putih dan laki-laki dicat warna merah; barong dianggap sebagai lambang roh baik dan pelindung desa dari budaya Bali, simbol keseimbangan dan keharmonisan, dipercaya dapat mengusir roh jahat, membawa kemakmuran dan sering kali digambarkan dalam pertunjukan tari; serta figur penari Bali yang dikenal dengan tatapan mata yang melotot dan gerakannya yang khas, menguasai teknik bentuk ekspresi yang menambah kedalaman dan makna pada pertunjukan tari lewat seni ‘Nyeledet’, di mana penari Bali mampu menyampaikan emosi, narasi, dan tema secara efektif pada audiens.
Para model untuk peragaan scarf no'om | no'miNo'om | no'mi menggubah koleksinya sebagai bagian dari instrumen gaya hidup yang menginterpretasikan budaya Indonesia lewat sentuhan modern. Setiap helai scarf yang ditampilkan digubah dengan cermat menggunakan serat viscose yang disempurnakan serta penggunaan solusi berbasis air terbaru dan jenis kain ‘EcoFion’, yaitu serat unik yang berasal dari ekstraksi selulosa sel tumbuhan. Produk hasil akhirnya tidak beracun dan bebas plastik, hingga memastikan produk tersebut dapat terurai secara alami 100%.
Soetjipto Hoeijaja, desainer no'om I no'mi, dengan rekannya Deli Makmur dan Sasa Alyssa.Audiens ekshibisi elegan ini merentang dari warga lokal hingga pengunjung mancanegara yang memiliki ketertarikan besar terhadap pengalaman budaya yang berkesan dari Indonesia. Lewat pendekatan mode dan story telling yang digagas secara apik, No'om I no'mi juga berharap agar dapat merangkul atensi generasi muda pecinta seni untuk menyadari esensi fundamental dari budaya tradisional yang mungkin sehari-sehari dilewatkan tanpa menyoroti makna dibalik setiap figur. Lewat kesadaran tersebut, maka apresiasi pun akan turut tercipta dan kelak dapat disalurkan lewat bentuk yang modern dan lebih menarik lagi. Ekshibisi ini dapat Anda kunjungi di ASHTA District 8 hingga tanggal 20 September 2024.
Pameran no'om | no'mi di astha lobby scbd