FASHION

5 Agustus 2025

Rayakan Hari Jadinya yang Ke-7, Tobatenun Menenun Kembali Warisan Lewat Motif Ulos Ragi Idup


PHOTOGRAPHY BY Tobatenun

Rayakan Hari Jadinya yang Ke-7, Tobatenun Menenun Kembali Warisan Lewat Motif Ulos Ragi Idup

Text by Palupi Sekar

Menginjak usia tujuh tahun, Tobatenun dengan istimewa mempersembahkan Ugari—sebuah selebrasi akan warisan yang tak hanya tumbuh, tetapi juga hidup dan relevan. Diambil dari Bahasa Batak Toba yang berarti “budaya”, Ugari merefleksikan perjalanan Tobatenun dalam merawat serta menghidupkan kembali Tenun Batak. Berada di titik temu antara tradisi dan kontemporer, Tobatenun menuturkan wastra sebagai bahasa visual yang bermakna—menjembatani masa lalu dengan masa kini lewat desain yang begitu dipertimbangkan, eksplorasi tekstil yang progresif, dan sinergi lintas disiplin yang menghidupkan kembali budaya sekaligus menggerakkan ekosistem kreatif lokal.

Sorotan utama program ini jatuh pada kreasi Ulos Ragi Idup—salah satu bentuk Ulos paling sakral dan kompleks, yang hanya dikenakan oleh mereka yang telah menuntaskan siklus kehidupan. Tersusun dari berbagai teknik tenun seperti Mandatar, Ikat, Jungkit, Jugia, hingga Mangarapot, kain ini merupakan simbol kehidupan yang paripurna, lahir dari keahlian kolektif dan proses yang nyaris mustahil dilakukan oleh satu tangan saja.

Ugari juga menandai peluncuran kembali Tobatenun Studio & Gallery di lokasi barunya di Sopo Del Tower, Jakarta, yang kini hadir sebagai ruang terbuka untuk edukasi, eksperimentasi, dan interaksi dengan publik yang lebih luas.

Dalam semangat kolaborasi dan keberlanjutan, Tobatenun turut menggandeng lima desainer kontemporer—Danjyo Hiyoji, Carmel Boutique, AMOTSYAMSURIMUDA, Qanagara, dan Eridani—untuk menyuguhkan eksplorasi desain yang segar dan fungsional, lengkap dengan reinterpretasi kain perca yang menjadi bagian utuh dari koleksi.

Di balik setiap benang, Tobatenun terus memperkuat peran perempuan sebagai penjaga dan pencipta budaya. Melalui Yayasan Rumah Komunitas Wastra, dua komunitas binaan—Jabu Bonang dan Jabu Borna—menjadi ruang kreasi dan laboratorium warna alami yang memberdayakan perajin perempuan sebagai pelaku utama dalam rantai keberlanjutan.

“Pembukaan kembali Tobatenun Gallery & Studio dengan ruang yang diperluas diharapkan dapat memperkuat narasi Tobatenun,” menurut Kerri Na Basaria Pandjaitan selaku CEO Toba Tenun Sejahtra, “Harapan kami, publik dapat memahami lebih dalam aktivitas Tobatenun di wilayah para artisan tenun—khususnya dalam hal revitalisasi, riset pengembangan dan pewarnaan alami, serta pendekatan personal dan kolektif kepada para perajin.” ujar Kerri Na Basaria Pandjaitan.

Rangkaian Ugari dibuka pada 30 Juli 2025 dan akan berlangsung hingga 15 Agustus 2025 di Tobatenun Studio & Gallery, Sopo Del Tower, Jakarta. Pameran visual dan program publik ini terbuka bagi siapa pun yang ingin menyelami kembali warisan sebagai sesuatu yang bukan hanya dikenang, tetapi juga dikenakan, dihidupi, dan terus ditafsirkan ulang. Melalui karya paraperajin, eksplorasi desain kontemporer, serta keterlibatan komunitas perempuan di Jabu Bonang dan Jabu Borna, Ugari menjadi ruang kolektif yang menjembatani riset, regenerasi, dan keberlanjutan dalam ekosistem Tenun Batak hari ini.