LIFE

8 Maret 2023

5 Kiat Penting Agar Perempuan Semakin Cerdas Finansial


5 Kiat Penting Agar Perempuan Semakin Cerdas Finansial

photography Si Melber for ELLE Indonesia September 2023 styling Olga Kasma; text by Safir Senduk

Salah satu bentuk keberdayaan perempuan adalah melepas segala bentuk ketergantungan pada siapa pun dan apa pun, termasuk dalam urusan keuangan. Berikut sejumlah strategi dan deskripsi tentang pentingnya memiliki kecerdasan finansial bagi perempuan.


Sewaktu sekolah kita sering diberi tugas untuk kerja secara berkelompok. Salah satunya bikin tugas makalah yang nanti harus dipresentasikan. Semisalnya, guru mata pelajaran Sosiologi memberi tugas ke murid-muridnya untuk bikin makalah penelitian tentang seperti apa perilaku masyarakat urban di kehidupan sehari-hari. Karena murid dalam kelas ada sekitar 50 orang, guru lalu membagi murid-muridnya ke dalam 10 kelompok tugas, di mana satu kelompok terdiri dari 5 orang. Kelima orang ini lalu bagi-bagi tugas: Si A, B dan C melakukan wawancara ke tiga lokasi berbeda, kemudian hasil wawancaranya akan diserahkan ke si D untuk disusun dalam bentuk tulisan, lalu si E bertugas melakukan presentasi dengan menyusun materi dan mempresentasikannya di depan kelas. Semua kebagian tugas. Walau pada prakteknya pembagian tugas ini sering kali tidak selalu bisa sempurna dan ideal, namun tugas kerja kelompok mengajarkan kita bahwa hidup kerap menuntut kita agar harus bisa kerja dalam sebuah tim.

Dalam scoop yang lebih kecil, kerja tim juga terjadi di keluarga. Suami istri misalnya, tanpa disadari juga melakukan kerja sama. Kultur dan kebiasaan yang terjadi di kebanyakan negara adalah suami kebagian tugas pergi bekerja mencari penghasilan, sementara istri bertugas mengurus rumah dan anak-anak. Saking sudah jadi tradisi dan kebiasaan, kadang-kadang tanpa perlu dibahas pun, pasangan suami istri yang baru menikah secara otomatis melakukannya: suami bekerja, istri di rumah menjadi ibu rumah tangga.

Apa hubungannya semua ini dengan keuangan? Saya melihat ada beberapa alasan yang menjadikan perempuan mesti memiliki kecerdasan finansial dan kemandirian dalam keuangan.

Pertama bahwa budaya yang terjadi di banyak negara adalah suami bekerja dan istri mengurus rumah, maka ketika seorang perempuan berkarier lalu memiliki anak, yang sering terjadi adalah perempuan memilih untuk berhenti bekerja agar bisa fokus mengurus rumah dan anak, sementara suami tetap bisa bekerja dan berkarier di luar. Jarang sekali—walaupun memang ada—suami yang menjadi bapak rumah tangga, sementara istri yang bekerja. Memang ada, tapi sangat jarang.

Kondisi demikian membuat sebagian perempuan ibu rumah tangga menjadi kurang terlatih dalam soal mencari penghasilan. Kurang terlatih, bukan kurang pintar. Sehingga membuat banyak sekali perempuan yang ketika terdesak keadaan dan harus mencari penghasilan, maka ia harus berjuang cukup keras karena skill yang kurang terlatih.

Alasan lain kenapa perempuan harus melek finansial dan mandiri secara keuangan adalah kalau kondisinya perempuan memiliki suami yang dominan yang semua urusan keuangan dilakukan oleh suami. Maka si perempuan akan kesusahan untuk belajar mengerti soal mengelola keuangan. Karena apa-apa suami yang mengurus keuangan, suami yang mendapatkan penghasilan dan dia juga yang mengelolanya.

photography by Oliver Begg (Saunders & Co) for ELLE Indonesia December 2022; styling Cheryl Tan

Ada alasan lain, ketika suami tidak menafkahi istrinya, tidak memberikan uang secara rutin sebagai nafkah, maka muncul kerepotan lainnya yakni perempuan tidak mempunyai dana mandiri yang bisa dipakai untuk membayar pengeluaran pribadi atau membeli hal-hal yang dia inginkan.

Hal lain yang juga sering kali membuat perempuan kurang diuntungkan dan harus melek finansial dan mandiri secara keuangan bisa dilihat dalam dunia kerja. Ketika seorang perempuan bekerja di sebuah perusahaan lalu dia hamil, maka hampir bisa dipastikan dia akan cuti melahirkan. Tidak jarang terjadi, sehabis punya anak, perempuan mulai mempertimbangkan untuk resign dari kantor. Memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Hal ini tentu membuat penghasilannya jadi hilang. Terlebih ada tekanan soal seolah perempuan yang memiliki anak seharusnya tidak mementingkan karier personal dan semestinya perempuan mengabdi bertanggung jawab pada urusan rumah tangga.

Hal tersebut tentu mustahil terjadi pada laki-laki yang tidak mengalami hamil sehingga membuat laki-laki tidak perlu cuti melahirkan dan tidak harus meninggalkan potensi karier di kantor.

Lucunya, dalam soal harapan hidup, tingkat stres yang lebih tinggi biasanya membuat laki-laki punya umur harapan hidup yang lebih pendek dibanding perempuan. Hal ini membuat kemungkinan besar istri bisa jadi akan hidup lebih lama daripada suami. Mari bayangkan apabila suami bekerja mencari nafkah sekaligus dia mengelola keuangan, lalu suami yang lebih dulu meninggalkan Anda. Bisa dibayangkan betapa repotnya istri dalam soal keuangan. Apalagi jika perempuan tidak terlatih mencari penghasilan serta tidak cukup mumpuni dalam mengelola keuangan dan investasi.

Berikut lima hal yang patut dilakukan agar perempuan tak lagi ‘buta’ soal keuangan.

photography by Oliver Begg (Saunders & Co) for ELLE Indonesia December 2022; styling Cheryl Tan.

PASTIKAN ANDA DAN SUAMI PUNYA ASURANSI JIWA

Kalau Anda sudah menikah, dan suami pencari nafkah dalam keluarga serta pengeluaran dalam keluarga sangat bergantung pada penghasilan tersebut, maka pastikan pasangan Anda diproteksi oleh asuransi jiwa. Asuransi jiwa akan membuat keluarga yang ditinggalkan bisa tetap membayar pengeluaran-pengeluarannya walaupun suami meninggal dunia. Saya sudah ratusan kali melihat sebuah keluarga yang istrinya tidak bekerja dan berpenghasilan, langsung kesulitan secara keuangan begitu suaminya sebagai pencari nafkah meninggal dunia. Jangan lakukan kekeliruan tersebut. Pastikan suami Anda punya asuransi jiwa, baik yang dibeli sendiri dari perusahaan asuransi, maupun yang ditanggung oleh perusahaan.


PASTIKAN ANDA PUNYA ASURANSI KESEHATAN

Walaupun secara statistik dalam hal harapan hidup, umur perempuan lebih panjang daripada laki-laki, tapi dalam soal kesehatan, risiko sakit dan terkena penyakit kritis justru terjadi lebih besar pada perempuan. Itulah kenapa, sering kali premi asuransi kesehatan pada perempuan lebih mahal dibanding laki-laki di usia yang sama. Bayangkan, secara harapan hidup umur laki-laki lebih pendek dari perempuan, tapi risiko terkena sakit dan penyakit kritis terjadi lebih besar pada perempuan. Ini yang membuat banyak perempuan harus struggle dalam keuangan. Kenapa? Pertama kemungkinan ditinggal suami lebih cepat.

Kedua, perempuan juga lebih besar terkena kemungkinan sakit dan penyakit kritis. Maka penting sekali bagi perempuan untuk punya asuransi kesehatan. Asuransi ini akan melindungi perempuan apabila sakit dan harus dirawat di rumah sakit, atau didiagnosa terkena penyakit kritis. Apabila Anda tidak membeli asuransi kesehatan di perusahaan asuransi, maka pastikan setidaknya Anda punya BPJS.


MILIKI KEAHLIAN DALAM MENCARI PENGHASILAN

Anda patut memastikan bahwa Anda memiiliki keahlian untuk dijual. Keahlian apa? Apa pun yang membuat Anda bisa bekerja—termasuk yang bisa dilakukan dari rumah—dan memperoleh penghasilan. Salah satu yang kerap dipilih perempuan untuk mendapatkan penghasilan adalah membuka usaha sendiri. Bisa berupa jual beli seperti membeli barang dari supplier dan menjualnya di toko Anda sendiri, atau sesuatu yang Anda produksi sendiri lalu Anda jual, seperti warung, tempat makan, kafe, produksi busana dan aksesori, dan sebagainya.

Apa kelemahannya? Membuka usaha sendiri sering kali butuh modal yang tidak sedikit. Kalau Anda punya keahlian, maka opsi yang relatif lebih terjangkau adalah dengan menjadi freelancer. Menjadi penulis, konsultan, penyanyi, pemusik, desainer grafis adalah beberapa keahlian yang bisa dijual secara freelance. Bagaimana kalau Anda merasa tidak punya keahlian untuk dijual? Manfaatkan kursus-kursus online yang bisa Anda ikuti untuk menambah keahlian. Yang penting, cari cara untuk bisa mengemas dan menjualnya.

Viktoriia (Mad Models) photography by Alyona Kuzmina for ELLE Indonesia March 2021 styling Ana Tess

BELAJAR MENGELOLA KEUANGAN

Kaum perempuan perlu memahami tentang pengelolaan keuangan dari penghasilan yang didapatkan. Bayangkan Anda dapat penghasilan tapi tidak bisa mengelola keuangannya, maka berapa pun penghasilan yang diperoleh, pasti akan habis. Sebaliknya, kalau Anda pandai mengelola keuangan, maka penghasilan yang tidak besar sekali pun, asal dikelola dengan baik, maka bisa jadi uang itu dapat membayar semua operasional. Strategi yang harus diperhatikan bahwa yang namanya keuangan usaha, hanya perlu dibagi jadi tiga:

a. Pengeluaran untuk investasi awal seperti inventaris mesin dan peralatan,

b. Pengeluaran untuk modal kerja seperti membeli barang dari supplier,

c. Pengeluaran untuk operasional seperti telepon, listrik, air dan gaji karyawan.

Dalam hal keuangan pribadi, pastikan semua pengeluaran Anda terbagi menurut prioritasnya yaitu wajib, butuh dan ingin. Fokuskan keuangan pribadi untuk membayar pengeluaran yang sesuai dengan urutan prioritas. Dahulukan yang wajib, lalu penuhi kebutuhan, baru kemudian keinginan.


BELAJAR BERINVESTASI

Penting buat perempuan untuk belajar mengembangkan uang agar bisa berkembang di masa yang akan datang, dan tak hanya fokus pada pengelolaan keuangan bulanan. Beberapa hal yang bisa dilakukan yakni dengan memutar sekitar 10-30% penghasilan yang Anda dapatkan dari bisnis untuk diputar lagi ke usaha, seperti menambah inventaris, menambah modal kerja dengan menambah variasi stok barang yang dijual, atau menambah dana operasional. Cara kedua, dengan melakukan investasi pribadi melalui pembelian saham, reksa dana atau masuk ke obligasi. Namun ketahui bahwa produk-produk keuangan seperti itu akan lebih baik kalau dipelajari dulu seluk beluknya. Apa kelebihannya? Produk-produk tersebut cukup murah harganya, tapi tidak sulit untuk dijual. Penting juga bagi perempuan untuk belajar lebih banyak tentang investasi dan selalu update dengan produk- produk investasi terbaru yang ada di pasaran.