LIFE

30 Desember 2022

Ayo Jadi Manusia yang Lebih Bahagia!


Ayo Jadi Manusia yang Lebih Bahagia!

Alicia Tubilewicz (IMG Models) photography by Valentina Quijada for ELLE Indonesia August 2021; styling Francesca Lopresti; makeup & hair Madeline Rouge

Miliaran penduduk bumi selalu menginginkan kebahagiaan di sepanjang hidupnya. Menggerakkan langkah-langkah mereka untuk menuju suatu kondisi yang membuat mereka tenang, tenteram, tersenyum, tertawa. Hermawan Kurnianto menyelami apa yang berada di balik “bahagia”.


29 Oktober 2022 di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Malam itu seharusnya menjadi malam yang akan dikenang banyak orang yang berkunjung untuk merayakan Halloween pertama setelah pandemi Covid-19. Namun, yang kemudian terjadi adalah sebuah tragedi. Lebih dari 150 orang meninggal dunia dan lebih dari 150 orang lainnya mengalami luka ringan hingga serius akibat berdesak-desakan di satu ruas jalan sempit di sekitar lokasi acara.

Dari Korea Selatan, kita beralih ke Tanah Air. Pada 28-30 Oktober silam, bertempat di Istora Senayan Jakarta, diselenggarakan sebuah festival musik bernama Berdendang Bergoyang. Di hari kedua, 29 Oktober (bersamaan dengan hari terjadinya insiden di Itaewon), puluhan penonton pingsan akibat berdesak-desakan. Dari kapasitas 10.000 penonton, ternyata yang hadir di hari itu terhitung lebih dari 21.000 orang. Aparat keamanan pun akhirnya membatalkan penyelenggaraan acara di hari ketiga.

Dari kedua peristiwa tersebut, terlepas dari berbagai kelemahan dalam penyelenggaraan acara, ada hal yang mendasari dan menaungi benak para pengunjung yang berbondong- bondong memadati acara. Mereka ingin terhibur. Mereka ingin melepaskan diri dari kungkungan yang membatasi gerak selama masa pandemi. Mereka ingin terbebas sejenak dari kepenatan hidup. Mereka ingin bersenang-senang. Mereka ingin bahagia.

Banyak jalan untuk menemukan dan merasakan kebahagiaan. Berkumpul bersama teman-teman di sebuah acara, menikmati atraksi atau pertunjukan musik, tenggelam dalam kemeriahan suasana, adalah salah satu jalan yang ditempuh. Masih banyak jalan lainnya menuju bahagia dengan berbagai daya tariknya. Beribadah. Berjalan kaki di taman sambil bergandengan tangan dengan pasangan. Makan malam bersama keluarga. Menyaksikan anak unjuk kebolehan di panggung sekolah. Menonton film yang ditunggu-tunggu di bioskop. Menemukan hobi baru. Melakukan perjalanan ke tempat yang belum pernah disinggahi. Bertemu kawan lama secara tidak terduga. Silakan tambahkan sendiri.

Semuanya membuat hati terasa hangat. Memicu rentetan senyum dan tawa. Hal-hal yang menjadi kerikil dan menimbulkan kendala, tidaklah terlalu dipedulikan. Ketika bahagia itu menghampiri, di saat itulah kita melawan masalah dan beban dalam hidup. Kita merasa menjadi lebih kuat.

Bahagia selalu dicari dan dinanti. Bagi sebagian orang, menjadi pedoman dan tujuan hidup. Yang jelas, tak ada satu pun dari kita yang tidak ingin tenggelam dalam kebahagiaan.

Maggie Jones (Titanium Management) photography by Si Melber for ELLE Indonesia August 2021; styling Olga Kasma; makeup & hair Bryanna Angel.

Apa itu bahagia?

Mengidentifikasi kebahagiaan boleh jadi sederhana. Ketika seseorang merasa tenang, riang, senang, lengkap dengan senyum dan tawa. Bila ditilik lebih jauh, perasaan itu bisa merujuk ke momen yang dirasakan saat ini, atau mengacu ke perasaan secara menyeluruh tentang hidup yang dijalani. Hal-hal spesifik yang menimbulkan kebahagiaan juga bisa berbeda-beda bagi tiap individu, di luar hal-hal yang telah berlaku secara umum seperti kasih sayang, keluarga, pencapaian karier.

Kebahagiaan didefinisikan sebagai sebuah kondisi emosi yang disertai dengan perasaan-perasaan berikut: gembira, puas, dan terpenuhi. Karena kebahagiaan cenderung bersifat luas, para psikolog dan ilmuwan sosial lainnya menggunakan terminologi “subjective well-being” yang berfokus pada keseluruhan perasaan seseorang terhadap hidupnya.

Ada dua komponen utama dalam kebahagiaan (atau subjective well-being):

Keseimbangan emosi. Setiap orang mengalami emosi, perasaan, dan suasana hati yang positif maupun negatif. Kebahagiaan secara umum dikaitkan dengan perasaan-perasaan positif ketimbang negatif.

Kepuasan hidup. Ini berkaitan dengan seberapa puas Anda terhadap berbagai hal dalam hidup seperti hubungan dengan orang-orang terdekat, pekerjaan, pencapaian, dan lainnya.

Bukan berarti orang yang bahagia tidak lagi merasakan marah, frustrasi, jenuh, kesepian, dan sedih. Saat perasaan-perasaan itu datang, orang yang bahagia memiliki optimisme bahwa semuanya akan menjadi lebih baik, dapat menghadapi apa yang sedang terjadi, dan yakin akan kembali merasa bahagia.


Maggie Jones (Titanium Management) photography by Si Melber for ELLE Indonesia August 2021; styling Olga Kasma; makeup & hair Bryanna Angel.

Mengapa kita butuh kebahagiaan?

Karena kebahagiaan dapat menimbulkan dampak positif dalam hidup, baik untuk fisik maupun mental.

1. Kebahagiaan membantu Anda membangun kemampuan mengatasi masalah.

2. Emosi positif berhubungan dengan kesehatan yang lebih baik dan umur yang lebih panjang.

3. Perasaan positif meningkatkan kemampuan untuk bangkit dan pulih (resiliensi). Resiliensi membantu Anda dalam mengelola stres dan menghadapi kesulitan. Orang-orang yang lebih bahagia cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah

4. Orang yang memiliki kondisi well-being yang positif cenderung menjalani perilaku hidup sehat seperti memakan buah dan sayuran serta melakukan olahraga secara rutin

5. Bahagia bisa jadi mengurangi kemungkinan Anda jatuh sakit. Kondisi mental yang lebih bahagia berpengaruh pada meningkatnya imunitas

Sebuah studi berskala besar yang melibatkan lebih dari 2.000 orang mendapati bahwa sekitar 50% dari keseluruhan kepuasan hidup dikontribusikan sebagian oleh faktor genetik, 10% oleh peristiwa eksternal, dan 40% oleh aktivitas individu.

Ada hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk membuat hidup terasa lebih membahagiakan. Orang-orang bahagia tetap bisa merasa sedih dari waktu ke waktu dan kebahagiaan adalah sesuatu yang patut terus Anda kejar.

Maggie Jones (Titanium Management) photography by Si Melber for ELLE Indonesia August 2021; styling Olga Kasma; makeup & hair Bryanna Angel.

1. Membangun Hubungan yang Kuat

Dukungan sosial adalah elemen esensial dalam well-being. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan sosial yang baik adalah indikator terkuat dari kebahagiaan. Memiliki hubungan yang positif dengan orang lain dapat membantu Anda mengatasi stres, meningkatkan kesehatan, dan membantu Anda jadi lebih bahagia.

Dalam Harvard Study of Adult Development yang memantau para partisipan selama lebih dari 80 tahun, para peneliti menemukan bahwa seberapa bahagia orang-orang yang menjalin hubungan memiliki dampak yang kuat terhadap kesehatan. Oleh karena itu, perkuat berbagai hubungan yang sudah terjalin dan tetap bereksplorasi untuk berteman dengan orang-orang baru.

2. Berolahraga Secara Teratur

Olahraga memiliki dampak yang baik bagi tubuh dan pikiran. Aktivitas fisik memberikan manfaat secara fisik maupun psikologis, termasuk suasana hati yang membaik. Berbagai studi menunjukkan bahwa berolahraga secara teratur memainkan peran penting dalam melawan gejala depresi dan membantu orang merasa lebih bahagia.

Bahkan olahraga dalam porsi kecil pun dapat mendongkrak tingkat kebahagiaan. Orang- orang yang berolahraga selama 10 menit per hari atau hanya seminggu sekali memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah berolahraga.

3. Bersyukur

Dalam sebuah studi, para partisipan diminta melakukan latihan menulis selama 10 hingga 20 menit setiap malam sebelum tidur. Beberapa dari mereka diminta untuk menulis tentang kesibukan harian, beberapa lainnya menulis tentang kejadian- kejadian yang sifatnya netral, dan beberapa lainnya lagi menulis tentang hal-hal yang membuat mereka bersyukur. Hasilnya adalah para partisipan yang menulis tentang rasa syukur mengalami peningkatan emosi positif, peningkatan kebahagiaan secara subyektif, dan peningkatan kepuasan hidup.

Memiliki daftar hal-hal yang membuat Anda bersyukur bisa menjadi mood booster yang mudah, sederhana, terjangkau, dan menyenangkan. Cobalah luangkan beberapa menit setiap malamnya untuk menulis atau memikirkan hal-hal dalam hidup yang membuat Anda merasa bersyukur telah memiliki atau mengalaminya.

4. Menemukan Tujuan

Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang merasa memiliki tujuan cenderung lebih baik dalam hal well-being. Perasaan memiliki tujuan ini meliputi cara memandang hidup yang di dalamnya terdapat tujuan, arahan, dan makna. Yang bisa Anda lakukan untuk menemukan tujuan ini antara lain:

1. Mengeksplorasi minat dan kegemaran

2. Menjalani perilaku prososial (membantu orang lain) dan altruistik (membantu orang lain dengan mengorbankan diri sendiri)

3. Menemukan hal-hal baru yang ingin Anda pelajari

Perasaan memiliki tujuan dipengaruhi oleh ragam faktor, tetapi juga sesuatu yang dapat Anda tumbuhkan dalam diri. Ini mencakup sebuah proses yang memicu Anda melakukan tindakan-tindakan positif dan produktif untuk mencapai tujuan tersebut.

Hal-hal yang membahagiakan bertebaran di sekitar kita. Bukan berarti hanya tinggal menunggu kebahagiaan itu datang menghampiri. Namun, kita perlu lebih peka untuk menemukan kebahagiaan dan lebih dalam memaknainya.