LIFE

6 Juli 2025

Raissa Anggiani Tegaskan Kredibilitas Personal Lewat Musik


PHOTOGRAPHY BY Hilarius Jason

Raissa Anggiani Tegaskan Kredibilitas Personal Lewat Musik

styling Ismelya Muntu; fashion Prada; makeup Adit Vagueskin; hair Ichana

Konon buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Raissa Anggiani adalah anak sulung pasangan Winur Miranti dan aktor televisi kawakan Indonesia, Rommy Sulastyo. Dari garis keluarga sang ayah, ia bertalian dengan Annisa Trihapsari, yang juga tenar sebagai pemeran sinetron. Perihal lazim apabila perempuan kelahiran tahun 2004 ini kemudian tumbuh besar dengan gairah berkesenian. Nalurinya terberkahi darah artis. Namun, alih-alih menjejaki panggung sandiwara, jalan hidup malah menuntun langkah Raissa menuju blantika permusikan. “Ketimbang menonton ayah bermain peran, rasanya saya lebih sering menyaksikan beliau bermusik. Saya ingat, semasa kecil dulu, saya pernah menonton ayah tampil bersama band-nya di sebuah mal. Mendengarkan ayah main gitar pun sudah jadi makanan sehari-hari kami di rumah,” Raissa membuka kisah perkenalannya pada seni musik. “Ayah juga kerap memutar lagu-lagu musisi favoritnya, dari The Beatles, Metallica, sampai Adhitia Sofyan. Daftar putarnya benar-benar bervariasi. And I remember thinking, ‘Wow music is so much fun’.”

Rasa kagum Raissa terhadap musik cukup membuat ia mengangankan hidup dengan bermusik tatkala duduk di tingkat 4 Sekolah Dasar. “Saya menyukai musik, namun sungkan tampil di hadapan orang. Pada dasarnya saya memang pemalu. Tapi entah mengapa saya meng-iya-kan permintaan mengikuti lomba menyanyi mewakili sekolah ketika itu, hingga akhirnya berkelanjutan mengikuti berbagai kegiatan bidang musik di sekolah,” kenangnya. Aspirasi Raissa kecil pun disambut baik oleh kedua orangtuanya. Ia dibekali kursus piano dan olah vokal sebagai pendidikan musik formal. Sebagaimana wawasannya akan nada kian mendalam, ia turut menyalurkan kreativitas dengan merangkai harmoni lewat sajak.

Kepercayaan diri Raissa terus berkembang seiring waktu. Ia mulai membuat rekaman video-rumahan tengah menyanyi cover lagu-lagu populer, lalu mengunggahnya di YouTube dan media sosial. Sempat pula menantang kapabilitasnya untuk mengikuti ajang pencarian bakat The Voice. “Tapi tidak lolos bahkan sedari audisi tahap awal,” cerita Raissa sambil tertawa ringan mengingat pengalamannya semasa SMP tersebut tanpa guratan kekecewaan.


Sebuah petuah bijak berpesan agar kita memandang setiap pintu keluar sebagai jalan masuk menuju tempat lain yang (niscaya) lebih baik. Kandas naik panggung ajang pencarian bakat, Raissa malah mendapat tawaran untuk langsung masuk dapur rekaman dari seorang kenalan teman ayahnya. Lagu berjudul If You Could See Me Cryin’ in My Room, karya duet bersama Arash Buana yang dirilis pada 2020 silam, memperkenalkan debutnya sebagai profesional. Lagunya pecah di pasar, dan menapaki puncak tangga lagu populer Spotify (dengan perolehan totalnya saat ini telah mencapai lebih dari 240 juta kali pemutaran). Dari situ—masih di tahun yang sama—ia bertransisi menjadi solois. Penampilan perdananya ditandai oleh peluncuran singel Satu Tuju. Lirik tentang cinta dijalin petikan gitar akustik dan dentingan piano bernuansa bedroom pop dengan segera menghanyutkan jiwa-jiwa hopeless romantic. Karya Raissa berikutnya, Losing Us. dan Aku Kamu yang Lain, melanjutkan narasi solonya lewat senandung melankolis menyoal kegalauan patah hati. “I love sad song!” katanya tersenyum mengungkap inspirasi. Dua lagu tersebut berhasil melambungkan nama Raissa Anggiani masuk jajaran nomine Pendatang Baru Terbaik sekaligus Artis Solo Pria/Wanita Urban Terbaik, pilihan ajang Anugerah Musik Indonesia 2021. Pada titik ini, keberuntungan seolah-olah mengiringi kiprah Raissa Anggiani—yang kala itu baru menginjak usia 17 tahun. “Saya bersyukur,” ucapnya merunduk. Kendati jalannya mulus, langkah kaki Raissa tidak serta-merta ringan.

Adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan manakala Anda dapat menjalankan profesi berlandaskan kesukaan, namun di atasnya tetap ada kewajiban; dan bayang-bayang kewajiban tak selalu koheren akan kesenangan. Apa yang semula membahagiakan tak urung bisa bikin murung. Terlebih ketika Anda menghadapinya di usia sangat muda, di mana hidup menjajakan rupa-rupa probabilitas serta menggoda hasrat mencoba. “Prosesnya cukup panjang bagi saya untuk menyiapkan diri—terutama menyangkut urusan mentalitas. I realised that this is getting serious now. Ada sedikit kecemburuan di hati saat melihat anak-anak sepantaran sepertinya leluasa menikmati hidup mereka, sementara saya sudah berkutat dengan ‘tanggung jawab’. Jangan salah paham, saya sangat bersyukur dapat mengerjakan hal yang sangat saya suka. Namun di saat bersamaan, bermusik jadi terasa layaknya suatu tuntutan, alih-alih kecintaan,” ujarnya, “Tapi seiring waktu menekuni dunia ini dan bertemu dengan banyak musisi lainnya, saya belajar introspeksi untuk tidak mengedepankan emosi.” Hasilnya ialah sebuah perenungan dalam menemukan titik seimbang antara rasa cinta dan tanggung jawab yang membawa ia pada pendewasaan diri. Raissa mulai menyusun orientasinya dalam bermusik. Di antaranya, “The bottom line is, saya mencintai musik, dan bilamana memungkinkan, musik saya dapat bermanfaat bagi mereka yang mendengarkannya. Saya ingin bisa terhubung dengan banyak orang.” Ia mencurahkan sepenuh hasratnya dalam album mini Renung Resah.

Rilis bulan Mei tahun 2023, Renung Resah menasbihkan kredibilitas Raissa Anggiani sebagai penyanyi dan penulis lagu yang layak diperhitungkan industri. Album tersebut berhasil diganjar nominasi Album Pop Terbaik ajang Anugerah Musik Indonesia. Sebuah pencapaian yang sekaligus menegaskan perihal keberadaannya bukan sekadar asas keberuntungan. Para pendengarnya, tentu saja, mengetahui hal itu. “Saya pikir, kita sebagai manusia memang perlu melalui keresahan, mungkin juga mengambil sendiri kartu-kartu kesalahan, sebelum akhirnya mencapai kesuksesan. Proses itu membantu saya lebih fokus, serta lebih menghargai tempat saya berpijak sekarang,” ujarnya. Proses pendewasaan diri yang sama itu pula yang kemudian menjadi sumber inspirasinya menulis lagu-lagu di album terbarunya, Kepada yang Terhormat—yang diungkap Raissa akan bisa didengarkan mulai bulan Agustus mendatang. “Di album ini, saya ingin memperlihatkan proses perjalanan saya bertransisi sebagai manusia. Setiap keresahan, patah hati, hingga akhirnya menemukan kesadaran serta rasa syukur atas kehidupan. Berbagi cerita ini dengan para pendengar membuat saya merasa tidak sendiri, begitu pula yang saya harapkan untuk mereka saat mendengarkannya. Dengan begitu, serasa kami tumbuh bersama-sama,” pungkasnya.