CULTURE

18 Mei 2025

Daftar Kota-Kota Negara Dunia yang Wajib Masuk Agenda Pelesiran Dekade Ini: Daya Pikat dan Deteriorasi


Daftar Kota-Kota Negara Dunia yang Wajib Masuk Agenda Pelesiran Dekade Ini: Daya Pikat dan Deteriorasi

text by Hermawan Kurnianto (photo: Emory Ault photography by Anne Peeters for ELLE Indonesia April 2024; styling Cheryl Tan; makeup Isabella Schimid; hair Kerien Street)

Apa daya tarik dari sebuah kota yang membuat Anda ingin mengunjunginya? Jawabannya tentu beragam. Namun, tidak bisa disangkal bahwa faktor keunikan akan merangsek sebagai salah satu jawaban terdepan. Unik dalam hal mampu menyuguhkan kesan dan pengalaman tiada duanya yang akan terus melekat di ingatan, yang sulit Anda temui di kota-kota lainnya. Bisa dari kekayaan sejarahnya, keindahan alamnya, pesona budayanya, hingga keanekaragaman kulinernya. 

Keunikan yang menciptakan otentisitas dan menancapkan identitas bagi sebuah kota. Membuat Anda ingin mengerahkan segala daya upaya untuk bisa menjejakkan kaki di situ. Ingin waktu berjalan lebih lama saat akhirnya berhasil berkunjung. Ketika perjalanan usai, Anda ingin terus mengunjunginya, lagi dan lagi. 

Ekspektasi akan berujung menjadi sebuah kekecewaan ketika destinasi impian tidak lagi sesuai dengan apa yang telah tertanam di benak Anda selama bertahun-tahun. Perubahan memang sebuah keniscayaan, dan kota-kota yang termasuk dalam bucket list Anda bukanlah pengecualian. Keunikan dan keautentikan kota harus berhadapan dengan gelombang perubahan yang dihembuskan oleh berbagai faktor seperti perkembangan ekonomi, arus urbanisasi, hingga perubahan iklim. 

Ada sejumlah kemungkinan yang akan terjadi. Yang pertama, kota bisa mempertahankan segala otentisitas dan ciri khas yang dimilikinya dengan tetap menyambut arus modernisme. Berupaya membuat kedua elemen tersebut berdampingan secara damai. Yang kedua—dan ini yang mengkhawatirkan—kota tidak mampu mempertahankan aset sejarah dan budaya akibat tergerus oleh terjangan zaman. Identitas asli kota akhirnya kian meredup, terpinggirkan, dan tenggelam.

Berikut adalah kota-kota di dunia yang layak untuk segera dikunjungi dalam rupa dan nuansa aslinya sebelum semakin terintervensi oleh invasi modernisasi dan komersialisasi. Sebelum transformasi besar terjadi dan kota beserta pengalaman wisatanya tidak lagi sama.

HAVANA, KUBA


Mengunjungi Ibu Kota Kuba ini berarti menenggelamkan diri di kota yang berlimpah akan kegembiraan, budaya, musik, dan warna. Inilah salah satu destinasi terbaik di Amerika Latin.

Mengapa harus berkunjung ke sini:

Daya tarik utama Havana adalah bangunan bersejarahnya yang indah, arsitektur yang mengagumkan, ikonografi Kuba yang revolusioner (mulai dari El Malecon hingga Plaza de la Revolucion), dan berbagai kekayaan budayanya. Anda dapat menghabiskan waktu di banyak museum menarik, seperti Museo de la Ciudad dan Museo de Arte Colonial di Old Havana, atau Museo Nacional de Bellas Artes di Havana Center. Langkahkan kaki menyusuri jalan yang ramai dan berwarna-warni. Menghirup nuansa sejarah kolonial yang melebur dengan elemen kontemporer. Jangan lewatkan pula pemandangan menawan berupa ratusan mobil klasik dari berbagai era yang ada di tempat parkir keliling di kota ini. 

Apa yang dapat mengubah keadaan:

• Sebagian besar bangunan di Old Havana rusak karena pembusukan, pengabaian kronis, dan unsur-unsur alam.

• Havana menghadapi banyak risiko akibat perubahan iklim. Kenaikan permukaan laut terbukti menjadi ancaman bagi banyak tempat dan Havana tidak terkecuali. Bahaya yang paling menonjol dan menjadi fokus adalah erosi pantai, banjir, ancaman terhadap kesehatan masyarakat, serta meningkatnya intensitas dan frekuensi badai. 

• Jalanan Havana sudah identik dengan mobil-mobil antik yang seakan membawa pengunjung ke dimensi masa lalu. Kini, Havana kedatangan mobil-mobil generasi baru nan berkelas seperti Mercedes-Benz terbaru, Toyota Tundra, hingga Tesla, dengan adanya pelonggaran impor.

VENESIA, ITALIA


Dikenal dengan keindahan arsitektur, warisan budaya, dan jaringan kanal yang rumit, Venesia yang dijuluki Kota Kanal, Kota Terapung, dan Kota Jembatan ini memiliki sejarah panjang sejak berabad-abad silam.

Mengapa harus berkunjung ke sini:

Wilayah Venesia meliputi 118 pulau yang dipisahkan oleh 150 kanal. Salah satu daya tarik utama dari kota ini tentu saja adalah gondola yang menjadi alat transportasi utama dan objek wisata di sana. Berkeliling dengan gondola menjadi suatu mandatory apabila berkunjung ke kota eksotis ini. Selain itu, Anda juga dapat mengunjungi beberapa tempat yang dijamin membuat Anda berdecak kagum. Piazza San Marco, alun-alun utama Venesia dengan bangunan-bangunan terkenal seperti Basilica San Marco dan Istana Doge. Jembatan Rialto, jembatan tertua yang menyeberangi Grand Canal yang di situ terdapat Pasar Rialto. 

Apa yang dapat mengubah keadaan:

• Meskipun pariwisata menjadi sektor unggulan, overtourism menjadi ancaman tersendiri bagi populasi penduduk tetap di Venesia, yang jumlahnya menurun drastis sejak pertengahan abad ke-20. Setiap tahun, belasan juta wisatawan berkunjung ke sana. Jumlah ini dianggap sebagai ancaman terhadap bangunan dan penduduk lokal. 

• Banjir besar pada 1966, memicu perdebatan yang cukup alot tentang bagaimana cara terbaik Venesia merawat arsitektur dan bangunan di sana. Upaya konservasi yang telah dilakukan mempertahankan sebagian besar suasana yang menjadi ciri khas Venesia, namun banjir tetap menjadi masalah.

MARRAKESH, MAROKO


Dijuluki Kota Merah karena hampir seluruh gedung, hotel, rumah penduduk didesain dengan warna merah, Marrakesh merupakan kota bersejarah yang memiliki kekayaan budaya dan tempat wisata.

Mengapa harus berkunjung ke sini:

Saat berada di Marrakesh, Anda bisa mengunjungi berbagai tempat bersejarah dan museum. Di Djemaa el-Fna terdapat aktivitas seni dan budaya oleh sejumlah musisi, penari tradisional Maroko, dan para seniman. Di sisi kanan Djema el-Efna ada Masjid Koutoubia yang dikelilingi oleh taman yang luas dan indah. Masih dalam kawasan Djema el-Fna, Anda bisa menyempatkan mampir ke souk (pasar) tradisional dan membeli banyak barang, mulai dari rempah-rempah, sandal dan sepatu kulit khas Maroko, baju kaftan dan jaballa (pakaian khas Maroko), dan lainnya. Di Taman Majorelle, ada berbagai koleksi tanaman dari seluruh dunia. Nikmati pula keindahan, keunikan, dan suasana alami di Istana Bahia.

Apa yang dapat mengubah keadaan:

• Sejak merdeka pada 7 April 1956, Maroko berada dalam posisi antara modernitas dan konservatisme. Pada tahun ‘60-an, ‘70-an, dan ‘80-an, pengaruh budaya dan warisan Prancis masih kuat dalam kehidupan sehari-hari. Namun, semenjak tahun ‘90-an, konservatisme yang diwakili Islam fundamentalis menjadi wacana utama dalam perubahan kehidupan sosial di sana. Maka Maroko berada dalam dilema, antara nilai-nilai Barat yang berhadapan dengan nilai-nilai Arab-Islam, dan juga dalam segi bahasa, antara Bahasa Perancis dan Arab.

• Gempa bumi yang terjadi di Maroko pada 8 September 2023 menimbulkan kerusakan yang hebat, termasuk di kota Marrakesh yang menjadi rumah bagi banyak Situs Warisan Dunia UNESCO. Kerusakan yang ditimbulkan pada kekayaan budaya yang tak ternilai merupakan ancaman besar terhadap keutuhannya. Selain kerugian historis, dampak ekonomi dari gempa bumi ini juga memprihatinkan. Kerusakan situs-situs bersejarah diperkirakan menimbulkan dampak besar terhadap pariwisata yang menjadi landasan perekonomian Maroko.

ULAANBAATAR, MONGOLIA


Ulaanbaatar adalah Ibu Kota dari Mongolia yang memikat wisatawan dengan pesona uniknya serta kekayaan sejarah dan budaya kotanya yang kaya. Kota ini dikelilingi oleh keindahan alam Mongolia yang memukau.

Mengapa harus berkunjung ke sini:

Salah satu daya tarik utama Ulaanbaatar adalah Chinggis Khaan National Museum, di mana pengunjung dapat mempelajari secara mendalam tentang kehidupan pendiri Mongolia ini. Selain itu, Jalan Sukhbaatar yang terletak di pusat kota, adalah tempat yang ramai dan penuh aktivitas, dengan jajaran toko-toko unik, restoran, dan hal-hal yang menarik lainnya. Ulaanbaatar juga rutin menghelat berbagai festival yang meriah, seperti Naadam Festival yang merayakan warisan Mongolia melalui olahraga tradisional seperti gulat, balap kuda, dan menembak. Ada pula berbagai tempat-tempat bersejarah yang layak didatangi seperti Museum Yandesny Mongolia dan Mongolia Military Museum.

Apa yang dapat mengubah keadaan:

• Urbanisasi menjadi isu yang mengemuka di Ulaanbaatar. Sejak tahun 1990, jumlah orang yang tinggal di daerah perkotaan di Mongolia telah meningkat dari 58% menjadi hampir 70%. Jumlah ini terus bertambah setiap tahun karena para penggembala nomaden pindah ke daerah ger—daerah yang baru saja dihuni di perbukitan dan pegunungan di sekitar Ulaanbaatar. Daerah-daerah ini kekurangan sumber daya penting seperti pipa ledeng, listrik, dan akses ke air bersih serta makanan sehat. Banyak penduduk memilih untuk tinggal di daerah ger karena kedekatannya dengan kota menjanjikan peluang pendidikan dan karier.

• Perubahan iklim menghadapkan Mongolia pada berbagai masalah lingkungan yang kemudian berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi. Di Mongolia, selama 70 tahun suhu meningkat sampai  2,1˚C. Artinya, hampir tiga kali lipat dibanding rata-rata kenaikan suhu dunia. Ini menimbulkan masalah serius, seperti kekurangan air akibat mengeringnya sungai dan mata air.

BANGKOK, THAILAND


Sebagai salah satu destinasi terpopuler di Asia, bahkan di seluruh dunia, Bangkok menawarkan perpaduan unik antara kekayaan warisan budaya, surga belanja, dan kelezatan kuliner, dan perjalanan sinematik.

Mengapa harus berkunjung ke sini:

Ibu Kota Thailand ini dinobatkan sebagai kota pariwisata teratas dunia pada tahun 2024 oleh Euromonitor International, dengan jumlah kunjungan mencapai 32,4 juta wisatawan. Untuk wisata sejarah, ada sejumlah kuil kuno yang tergolong must visit, yaitu Wat Arun, kuil Buddha tertua dengan arsitektur menawan yang berada di hulu Sungai Chao Phraya, dan Wat Pho yang memiliki patung Buddha berbaring yang dilapisi emas. Ada pula The Royal Grand Palace yang merupakan kompleks bangunan istana nan megah yang pernah dijadikan tempat tinggal raja-raja Thailand. Berwisata ke Bangkok tidaklah sempurna tanpa mengunjungi surga belanja di Asiatique The Riverfront. 

Apa yang dapat mengubah keadaan:

• Penurunan jumlah kunjungan internasional berdampak pada bisnis lokal, lapangan pekerjaan, dan stabilitas ekonomi regional.

• Masalah kemacetan lalu lintas, polusi udara dan suara, banjir, pencemaran air, dan pembuangan limbah menjadi tantangan bagi pariwisata Bangkok.

• Gejolak ekonomi global menjadi salah satu tantangan berat bagi sektor pariwisata Thailand.


EKSPLORASI TANPA EKSPLOITASI

Sejatinya, eksplorasi kita terhadap dunia tidak enerabas batas hingga menyeberang ke wilayah eksploitasi. Ada hal-hal yang tetap harus kita jaga dan perhatikan, tidak hanya agar perjalanan terasa menentramkan, tetapi juga menjaga keberlangsungan masyarakat, lingkungan, dan potensi wisata di kota tujuan. Inilah bentuk travelling yang tidak semata-mata mengutamakan kesenangan, tetapi juga selalu dinaungi oleh rasa tanggung jawab.

Perjalanan yang berkesan tidak semata-mata diukur dari banyaknya destinasi yang dikunjungi, tetapi dari bagaimana kita menjalaninya dengan rasa tanggung jawab. Ada hal-hal esensial yang patut dijaga demi menjaga keberlangsungan lingkungan dan keberlanjutan kota tujuan. Bersikap ramah lingkungan adalah langkah awal yang tak bisa ditawar. Hindari membuang sampah sembarangan, gunakan tas belanja yang dapat dipakai ulang, bawa botol minum sendiri, dan minimalkan penggunaan kemasan plastik. Bila memungkinkan, pilih moda transportasi rendah emisi seperti berjalan kaki, bersepeda, atau naik kendaraan umum. Kepedulian-kepedulian kecil ini menyumbang dampak besar bagi kelestarian tempat yang kita kunjungi.

Selain itu, menjadi wisatawan yang bertanggung jawab juga berarti membuka diri dan hati terhadap budaya setempat. Makanlah di restoran lokal untuk merasakan cita rasa autentik sekaligus mendukung ekonomi komunitas. Belanja di pasar tradisional, cari pengalaman kultural, pelajari ungkapan dasar dalam bahasa lokal, dan pahami norma-norma yang berlaku. Menawar harga dengan sopan adalah seni bersosialisasi yang mencerminkan rasa hormat, bukan sekadar urusan transaksi. Dengan cara ini, perjalanan bukan hanya menjadi sarana pelarian, tetapi juga ruang pembelajaran—di mana kita tidak hanya datang untuk menikmati, melainkan juga menghargai dan menjaga.