1 Agustus 2024
Review Film: 'All Access to Rossa 25 Shining Years' Merekam Jejak Kiprah Rossa Secara Personal
Film dokumenter penyanyi Rossa akhirnya tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai hari ini, 1 Agustus 2024. Film yang diberi judul All Access to Rossa 25 Shining Years itu mengikuti perjalanan karier sang penyanyi hingga mempersiapkan tur konser tunggal terbesar, bertajuk 25 Shining Years, yang berhasil menobatkannya sebagai penyanyi Indonesia dengan penjualan tiket termahal di Malaysia pada tahun 2022 silam. Di bawah arahan sutradara Ani Ema Susanti, filmnya juga mengajak penonton menyimak sisi lain kehidupan seorang Rossa yang jarang tersorot kamer hiburan. Secara personal, perempuan kelahiran tahun 1978 tersebut menapak tilas jatuh bangun menapaki industri hiburan Tanah Air sambil berjuang menata hidup yang seimbang bagi keluarganya.
Kisahnya dibuka dengan kilas balik ke hidup Rossa di tahun 1990-an, di mana lagu Tegar melejit sebagai hit dan menandai awalan monumental eksistensinya di dunia musik Indonesia. Goresan demi goresan dari perjalanan panjang Rossa disuguhkan secara detail, lewat foto-foto masa kecil; awal karir; hingga wawancara bersama orangtua Rossa. Apakah Anda tahu jika nama Rossa diambil dari figur—yang saat itu dianggap oleh orangtua Rossa—bersosok pemberani? Harapannya ialah agar ia tumbuh menjadi perempuan pemberani.
Sederet orang terdekat Rossa tampil silih berganti menceritakan sang diva kebanggaan Indonesia. Selain orangtua, anak, manajer dan asistennya; sahabat-sahabat dari industri musik Indonesia, di antaranya Nazriel “Ariel” Irham, Afgan, dan Lesti Kejora turut berkisah. Kesimpulan yang dapat kami tarik; semua hampir sepakat bahwa Rossa merupakan sosok yang perfeksionis (desain busana panitia hingga pemilihan catering pun tak luput mendapat perhatian langsung dari Rossa). Penonton juga diajak menyaksikan momen saat Rossa tampil di Istana Budaya, Malaysia, di tahun 2015 silam. Ia menjadi penyanyi Indonesia pertama yang menggelar konser di tempat tersebut.
Momen-momen emosional disuntikkan di tengah film. Rossa kerap mengalami pingsan, serangan gerd, hingga membutuhkan infus sebelum atau sesudah pertunjukan. Bahkan, Ia pernah kehilangan roadman terdekatnya sesaat sebelum konser. Namun, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi Rossa untuk memberikan hasil yang maksimal. “The show must go on,” ujarnya. Apapun yang sedang terjadi, ia menjadi sosok yang profesional dan berkomitmen tinggi ketika harus dihadapkan dengan takdirnya sebagai penyanyi.
Konflik internal menjadi dimensi yang lebih dalam di film ini. Rizky Langit, anak semata wayang Rossa dari mantan suaminya, Yoyo Padi, mengisahkan pengalaman pribadinya. Mulanya, ia tidak dapat menerima keretakan rumah tangga kedua orang tuanya, sulit baginya untuk bertemu dengan sang ayah. Seiring berjalannya waktu, ia menjadi sosok pengertian yang dapat mengerti kedua belah pihak. Rizky Langit pun merasa bangga terhadap sosok ibunya, ia turut serta mendukung penuh keberhasilan film dokumenter ini.
Sutradara Ani Ema Susanti, Produser Inarah Syarafina, Penyanyi Rossa, Manajer dan Executive Producer P. Intan S., Executive Vice President Time International Shannon Hartono dalam Konferensi Pers All Access to Rossa 25 Shining Years.
“Film dokumenter ini ibarat cherry on top dari legacy karier Rossa yang telah ia bangun lebih dari 20 tahun,” ungkap P. Intan S., manajer sekaligus produser eksekutifnya. Dalam setiap detik film, tersirat rasa bangga dan haru, melihat bagaimana setiap tetes keringat dan air mata Rossa membuahkan hasil yang luar biasa.
All Access to Rossa: 25 Shining Years bukan hanya sekadar film dokumenter, tapi sebuah perjalanan emosional yang mengajak Anda untuk merenung dan terinspirasi. Film ini menjadi momen spesial untuk melihat lebih dekat sosok yang telah menjadi bagian dari kehidupan musik Indonesia selama dua dekade lebih. Membuat Anda terhanyut dalam kisah yang penuh dengan dedikasi, cinta, dan semangat juang yang tak pernah padam.