CULTURE

4 Juni 2024

Studio Desain Grafis Nusaé Rayakan Satu Dekade Berkarya dengan Pameran “Harmonisasi”


PHOTOGRAPHY BY Nusaé

Studio Desain Grafis Nusaé Rayakan Satu Dekade Berkarya dengan Pameran “Harmonisasi”

Desain yang baik seharusnya menjadi bagian dari keseharian. Prinsip itulah yang dipegang teguh oleh biro desain Nusaé dalam berkarya. Dalam sepuluh tahun perjalanannya, studio desain grafis asal Bandung ini telah bekerja sama dengan badan pemerintah, biro arsitektur, hingga rumah mode. Karya-karya mereka hadir di museum, stasiun kereta api, bank negara, kedai kopi, hingga kota yang baru dikembangkan. Untuk menampilkan proses kreatif di balik kolaborasi antar disiplin yang telah dilakukannya, Nusaé mengundang publik untuk menghadiri pameran “Harmonisasi” yang diadakan pada 31 Mei hingga 16 Juni di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Lokasi pameran “Harmonisasi” memiliki arti spesial bagi Nusaé. Dalam proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki yang diluncurkan pada tahun 2022, Nusaé terlibat sebagai perancang penunjuk arah di komplek pusat kebudayaan nasional ini. Pengunjung yang mengakses komplek TIM untuk menuju pameran dapat mengalami langsung karya Nusaé dalam konteks keseharian.

Nusaé adalah studio desain grafis yang berbasis di Bandung dengan fokus utama pada informasi visual yang meliput environmental graphic design, signage system, editorial design, user interface, dan branding. Dalam praktik profesionalnya, Nusaé selalu membawa nilai harmoni dan kohesi, harmonisasi dan keselarasan, yang dituangkan dalam beragam konteks proyek dan medium kekaryaan.

Judul pameran “Harmonisasi” diambil dari nilai yang dipegang Nusaé dalam berpraktik – bahwa karya desain mesti performatif namun harus selaras dengan konteks lingkungan tempat karya desain tersebut berada. Sebagai hasilnya, Nusaé sering terlibat dan menginisiasi proyek-proyek dengan berbagai pemangku kepentingan dari multidisiplin, seperti arsitek, desainer produk, penulis, seniman, pengusaha, dan lembaga pemerintah.

Pameran dan program desain yang diagendakan ini terbuka gratis untuk publik, sejalan dengan pemikiran bahwa desain yang baik semestinya menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa proyek yang hasil dan proses berpikirnya akan ditampilkan meliputi citra kota Menuju Tubaba, pembaruan visual rumah mode Peggy Hartanto, juga karya instalasi Elevation oleh biro arsitek andramatin

.


Pameran “Harmonisasi” terbagi dalam lima bagian yang menunjukkan berbagai wujud keselarasan dalam desain:

Subtle
Subtle adalah strategi harmonisasi di mana desain yang dirancang oleh Nusaé harus berdampak tanpa berteriak. Pada bagian ini, Nusaé mengilustrasikan cara berpikirnya untuk membuat desain yang terlihat minim, namun tetap vital pada konteksnya.

Pada bagian pameran ini, audiens dapat melihat sentuhan desain Nusaé pada karya instalasi Elevation yang ditampilkan biro desain andramatin di Venice Architecture Biennale tahun 2018, kemudian di Museum MACAN, Jakarta Barat pada 2019. Dalam karya berbentuk rumah dengan beberapa level ini, andramatin menampilkan kearifan arsitektur lokal dari berbagai daerah di Indonesia, yang dikawinkan dengan unsur-unsur desain kontemporer. Nusaé merespons desain ini dengan merancang environmental graphic design untuk menuntun audiens dalam menjelajahi instalasi. Petunjuk ini dibuat menyatu dengan desain sehingga ia tidak terlihat mencolok namun menambah pengalaman menikmati karya secara naluriah.


Adapt

Strategi harmonisasi ini merupakan pendekatan desain di mana Nusaé mengadaptasi atau meminjam bentuk atau unsur dari kebudayaan atau hal tertentu untuk diaplikasikan pada sebuah proyek secara selaras. Strategi ini bertujuan untuk membuat sebuah desain yang relevan dengan konteks yang diwakilinya secara lebih mendalam. Pendekatan ini digunakan pada proyek Kawasan Ayana Resort seluas +/- 90 hektar. Kawasan yang besar hingga menyerupai kota ini dirancang untuk tetap menghidupkan nafas resor liburan. Nusaé merespons desain dengan memadukan signage jalan raya dengan karakter khas signage resor. Untuk memperkuat identitas dan konteks Lokasi, Nusaé mengadaptasi nilai Trihita Karana dari kearifan lokal Bali sebagai dasar perancangan.

Contrast

Kontras adalah pendekatan desain yang secara intensional dibuat lebih mencolok dan lebih mudah terlihat tanpa menjadi obstruktf bagi elemen-elemen terkait lainnya. Strategi ini bertujuan agar desain yang dirancang bisa menjadi penghubung bagi beragam elemen yang ada. Pendekatan ini dapat ditemukan pada proyek Taman Ismail Marzuki dengan keragaman bentuk bangunannya. Signage bernuansa terakota dengan elemen garis-garis yang berasal dari garis paranada, secara intensional bermaksud untuk menarik perhatian lebih di antara keragaman bentuk bangunan di sekitarnya.  

Fusion
Fusion merupakan strategi harmonisasi di mana Nusaé menghadirkan desain kolaboratif yang dihasilkan dari perkawinan berbagai perspektif, gagasan, dan peran. Pendekatan ini juga merupakan salah satu pengejawantahan proses desain yang lintas disiplin dan lintas sektor untuk kemudian menghasilkan desain yang holistik, koheren, dan representatif terhadap semua pihak yang terlibat.

Seperti terlihat dalam proyek citra kota Menuju Tubaba, Nusaé menggunakan warna merah dan kuning yang familiar dalam atribut adat lokal, elemen aksara lokal, juga garis desain Masjid Agung Baitus Shobur dalam merancang rambu-rambu kota juga seri produk suvenir yang menjadi buah tangan resmi pemerintah lokal. Proyek desain ini mendapat penghargaan Good Design Award di Jepang pada 2022 atas kesuksesannya menghadirkan desain yang sejalan dengan visi futuristik daerah tersebut.

Aptness
Aptness merupakan upaya Nusaé untuk mencari kemungkinan baru dan menilik lebih jauh tentang kemungkinan-kemungkinan harmoni dalam desain. Upaya ini tak terbatas hanya dalam praktik profesional saja, namun juga pada praktik-praktik inisiasi yang bersifat edukatif dan menjangkau komunitas dalam ekosistem kreatif dan desain di lingkungan yang Nusaé hidupi. Sejauh ini, Nusaé telah menggagas inisiatif seperti Saturasi yang hadir sebagai media desain alternatif yang membahas berbagai macam topik dari sudut pandang desain melalui medium zine yang didistribusikan ke beberapa kota di Indonesia. Selain itu, Nusaé juga menginisiasi Fragment Project sebagai ruang ekspresi alternatif di Indonesia yang mewadahi beragam kegiatan komunitas kreatif dan desain seperti pameran, workshop, diskusi, serta kegiatan sub-kultur lainnya.

Selama periode pameran, Anda juga dapat mengikuti tur pameran terjadwal bersama Andi Rahmat (Principila Designer & Director Nusaé), Andra Matin (arsitek), dan Rizki M. Supratman (kurator pameran Harmonisasi, pendiri biro arsitek Ragam). Tur ini diharapkan dapat membuka ruang diskusi yang inklusif antara praktisi yang terlibat dalam pameran ini dengan peminat desain yang berkunjung ke pameran.

“Kami merancang pameran ini sebagai penanda jeda – sebuah momen untuk napak tlas pemikiran dan karya yang telah dihasilkan dari kolaborasi kami dengan berbagai disiplin yang bersinggungan dengan desain. Pameran ini bukan hanya ajang untuk menampilkan proyek-proyek di mana kami terlibat, namun dirancang sebagai kesempatan untuk memulai dialog tentang peran desain dalam kehidupan sehari-hari. Kami harap dapat mengajak audiens untuk membuka pikiran dan bertukar gagasan tentang desain yang berdampak bagi sebuah masyarakat,” jelas Andi Rahmat, Principal Designer & Director Nusaé, perihal gagasan yang menjadi latar belakang di balik pameran “Harmonisasi”.