FASHION

19 September 2023

Didi Budiardjo Ungkap Inspirasi di Balik Koleksi Café Society Serta Cita-Cita yang Masih Ingin Digapai


PHOTOGRAPHY BY Didi Budiardjo

Didi Budiardjo Ungkap Inspirasi di Balik Koleksi Café Society Serta Cita-Cita yang Masih Ingin Digapai

Didi Budiardjo

Selang beberapa hari sebelum mempresentasikan koleksi adibusana terbarunya di di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, ELLE berkesempatan untuk mengunjungi Didi Budiardjo di kediamannya dan berbincang mengenai perkembangan koleksinya, Café Society.


Apa inspirasi di balik koleksi Café Society?

Koleksi kali ini terinspirasi dari sebuah perjalanan yang saya lakukan tahun lalu ke Prancis. Di sana, saya berkesempatan untuk menginap di Hotel InterContinental Paris - Le Grand, di bilangan Opera, Paris. Tiap harinya, saya melewati ballroom ikonis hotel tersohor tersebut yang tak hanya cantik, namun turut menjadi saksi begitu banyak peragaan mode legendaris dunia. Yves Saint Laurent, Hubert de Givenchy, Christian Lacroix, dan masih banyak lagi pernah memamerkan karya mereka di ballroom ini. Kebetulan, peragaan-peragaan mode ini terjadi di akhir tahun ‘80-an dan awal tahun ‘90-an, yang juga merupakan awal karier saya sebagai seorang desainer. Seusai melewati ballroom tersebut, saya selalu duduk di Café de la Paix, yang juga merupakan tempat berkumpulnya tokoh-tokoh inspiratif dunia. Saya pun berpikir mengapa hal tersebut tidak menjadi tema koleksi saya kali ini. Selain itu, banyak hal-hal yang terjadi di akhir tahun ‘80-an dan awal tahun ‘90-an. Menurut saya, periode ini merupakan era keemasan dunia mode.

 



Mas Didi juga sempat mengenyam pendidikan mode di Paris pada periode waktu tersebut. Apakah koleksi kali ini juga merupakan cerminan kenangan mas Didi kala bersekolah dulu?

Saya sempat merasakan duduk dan menikmati peragaan mode di ballroom tersebut saat masih bersekolah dulu. Sebagai siswa sekolah mode, kami banyak mendapat kesempatan dan diundang untuk menyaksikan fashion show di ballroom tersebut, terlebih ketika pekan mode tengah berlangsung. Tentu ada nostalgia masa dulu, tapi saya tidak ingin nostalgia tersebut terjebak dalam retro, tetapi dipresentasikan secara baru.

 

Sebagai seorang desainer made-to-order, seperti apa pendekatan mas Didi dalam mendesain? Apakah pendapat klien mempengaruhi cara mas Didi mendesain?

Pendapat klien sangat penting menurut saya. Tidak mungkin sebuah desain akan terlahir tanpa arahan dari klien. Ketika klien tersebut tahu apa yang ia inginkan, baru saya akan mengajukan proposal desain. Dan proses itu pun trial and error. Bagi saya, yang terpenting bukan lah orang yang mengenakan baju tersebut, namun bagaimana baju tersebut mempersonifikasikan pemakainya. 

 



Dari mana mas Didi biasa mendapat inspirasi?

Banyak hal, mulai dari menonton film, membaca buku, ngobrol, melihat suatu kejadian, atau bahkan dari bahan. 

 

Menurut mas Didi, apakah penting bagi tiap karya untuk memiliki narasi atau cerita di baliknya?

Cukup penting, namun pada akhirnya, kita harus melihat craftmanship. Karena ketika narasi yang dihadirkan begitu kuat namun craftmanship-nya tidak dapat mengimbangi, selesai sudah.

 

Di era digital ini, barometer kepuasan menjadi lebih bervariasi. Ada desainer yang puas ketika showmereka viral, busana mereka dipakai selebriti dunia di karpet merah, berhasil secara komersil, dan lainnya. Apa yang membuat mas Didi merasa puas?

Kepuasan saya ada di kebahagiaan para pemakai baju saya. Misal beberapa hari setelah mengenakan baju rancangan saya, mereka mengatakan, “Terima kasih, baju ini sudah membuat saya lebih cantik dan baik lagi.” 

 



Di usia karier yang sudah memasuki angka tiga dekade ini, adakah mimpi yang masih ingin mas Didi capai?

Pastinya masih banyak. Masih ada banyak kekurangan dan mimpi-mimpi yang belum tercapai. Salah satunya, membuat sistem yang lebih baik lagi ketika berorganisasi untuk industri fashion Indonesia. Saya pikir, industri fashion Indonesia dapat terbentuk bukan karena satu nama, tapi banyak nama desainer, oleh karena itu kita harus saling membantu dan bersinergi. Saya merasa beruntung ketika para penikmat mode masih menerima fashion Indonesia dan menjadikannya tuan rumah di negeri mereka sendiri.

 

Terakhir, seperti mas Didi ingin dikenang orang?
As a good designer. As simple as that.