FASHION

16 Desember 2024

Rumah Mode Ternama Dunia Menyambut Era Baru Dibawah Kepemimpinan Baru


Rumah Mode Ternama Dunia Menyambut Era Baru Dibawah Kepemimpinan Baru

text by Valencia Christy

Selalu ada akhir dari sebuah era. Inilah saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal dan menyambut babak baru di industri mode. Akhir tahun ini, kita menyaksikan pergeseran dramatis dalam lanskap mode global yang meninggalkan banyak pertanyaan, harapan, dan impian. Dari kepergian ikon seperti John Galliano dari Maison Margiela, kursi kosong Chanel yang diisi Matthieu Blazy hingga Louise Trotter yang menggantikannya di Bottega Veneta. Perubahan ini bukan sekadar pergantian personel, melainkan sebuah pergeseran paradigma yang menjanjikan era baru dalam dunia mode.


Adibusana Maison Margiela, John Galliano menutup lembaran terakhirnya setelah satu dekade mengabdi. Kepergiannya menandai berakhirnya sebuah era yang ditandai oleh eksperimentasi tanpa batas dan dekonstruksi estetika yang berani. Galliano berhasil mengubah Maison Margiela menjadi rumah mode yang tidak hanya ke tingkatan baru tetapi juga menantang konvensi. Maison Margiela yang kita kenal sekarang adalah hasil dari visi kreatif Galliano. Ia telah meninggalkan warisan yang kaya, termasuk koleksi Artisanal yang luar biasa, pendekatan yang tidak konvensional terhadap presentasi fashion, dan komitmennya terhadap keragaman dan inklusivitas.

Maison Margiela Spring 2024 Couture Collection merupakan koleksi terakhir Galliano. Pertunjukannya di Paris Fashion Week pada bulan Januari silam akan tercatat dalam sejarah sebagai show perpisahan sekaligus puncak karirnya selaku direktur kreatif di Margiela. Kepergian Galliano tentu akan meninggalkan kekosongan besar di dunia mode. Namun, kita juga dapat melihat ini sebagai suatu kesempatan bagi Maison Margiela untuk mengeksplorasi potensi kreatif yang baru.


Di sisi lain, setelah rangkaian spekulasi penuh rasa penasaran 6 bulan lamanya, akhirnya teka-teki penerus Virginie Viard di kursi panas Chanel terjawab sudah. Adalah Matthieu Blazy, desainer di balik kesuksesan Bottega Veneta dalam beberapa tahun terakhir, yang terpilih untuk memimpin rumah mode ikonik Prancis ini. Keputusan untuk menunjuk Blazy bukanlah tanpa alasan. Dengan rekam jejak yang mengesankan di berbagai rumah ternama, dari Raf Simons hingga Maison Margiela, Blazy telah membuktikan kemampuannya dalam menciptakan desain yang inovatif dan relevan. Gaya desainnya yang khas, yang menggabungkan estetika minimalis dengan sentuhan kemewahan, sangat cocok dengan ciri khas Chanel.

Setelah Coco Chanel, Karl Lagerfeld, dan Virginie Viard, kini Matthieu Blazy memegang tongkat estafet kepemimpinan sebagai direktur kreatif keempat Chanel. Sebagai jabatan paling bergengsi di dunia fashion, posisi ini tentunya tidak hadir tanpa tantangan yang ekstrim. Tantangan yang dihadapi Blazy sungguh monumental, Ia harus menjaga warisan klasik Chanel yang begitu ikonik, namun juga mampu membawa merek ini ke era modern. Menemukan keseimbangan antara menghormati masa lalu dan merangkul masa depan adalah kunci keberhasilannya.


Sementara itu, Bottega Veneta juga tengah memasuki babak baru yang penuh harapan. Setelah kesuksesan yang gemilang di bawah kepemimpinan Matthieu Blazy, rumah mode Italia ini kini menyambut sosok baru untuk meneruskan estafet kreativitasnya, Louise Trotter. Kedatangannya menjanjikan angin segar bagi merek Italia yang terkenal dengan kulit mewahnya. Dengan latar belakangnya di berbagai merek ternama seperti Lacoste dan Carven dan karakteristiknya kuat di desain minimalis, diperkirakan Trotter akan membawa pendekatan yang lebih modern dan fungsional pada merek ini.