LIFE

18 Juli 2023

3 Kesalahan Paling Umum dalam Finansial yang Harus Kita Hindari


3 Kesalahan Paling Umum dalam Finansial yang Harus Kita Hindari

photography Fabrice Bouquet; styling Julie Chanut-Bombard

Menyoal tentang keuangan, rasanya kita seperti sudah melakukan hal yang benar. Kita bekerja, mendapatkan penghasilan, mencoba menyisihkan uang setiap bulan untuk diinvestasikan—biarpun rasanya tidak mudah—tetapi ada saja kesalahan yang kita lakukan yang membuat keuangan kita sepertinya tidak beranjak kemana-mana, meskipun kita sudah bekerja keras selama bertahun-tahun. Masalahnya adalah kadang kita tidak merasa itu sebuah kesalahan. Kita merasa apa yang kita lakukan adalah hal yang benar, tapi ternyata apa yang kita lakukan merupakan sebuah kesalahan.

Berikut sejumlah kesalahan dalam hal keuangan yang paling umum kerap terjadi dan biasanya banyak dilakukan orang-orang. Setelah membacanya, mungkin Anda akan menyadari bahwa Anda pernah melakukan salah satu dari kesalahan-kesalahan tersebut. Mudah-mudahan kekeliruan itu tidak akan pernah Anda ulangi.


1. TERLALU BANYAK BELANJA

Salah satu sifat buruk manusia adalah selalu ingin membeli dan memiliki. Sejak kita bekerja dan pertama kali mendapatkan penghasilan, keluarga dan masyarakat selalu menuntut kita untuk membuktikan kemapanan dengan cara memiliki barang. Di bulan-bulan pertama kerja, keluarga mungkin akan memotivasi Anda untuk punya kendaraan pribadi. Katanya, “Belum mapan kalau belum punya kendaraan.” Akhirnya Anda membeli sebuah kendaraan. Setelah kendaraan, barang berikutnya muncul, sebuah gadget keluaran terbaru. Kata orang- orang, “Jangan mau kalah dengan orang lain yang handphone-nya bagus dan canggih.” Akhirnya Anda membeli gadget keluaran terbaru yang harganya cukup mahal, padahal belum tentu fiturnya Anda butuhkan. Begitu handphone canggih sudah dibeli, kemudian muncul barang-barang baru lain yang rasanya harus Anda miliki tapi terasa sepertinya kok tidak selesai-selesai. Bahkan semakin tinggi jabatan dan status sosial seseorang, maka semakin mahal dan tidak penting juga barang-barang yang dibeli. Akhirnya apa yang kita lakukan adalah menghabiskan sekitar 35 tahun hidup kita (dari pertama kerja usia 20-an sampai pensiun di umur 55 tahun), untuk terus-menerus belanja, padahal yang kita lakukan sebenarnya adalah menumpuk barang. Hindari kesalahan ini dengan mengurangi belanja barang yang tidak penting, lalu mulailah lebih banyak berinvestasi.

photography Fabrice Bouque; styling Julie Chanut-Bombard

2.TERLALU BANYAK UTANG KONSUMTIF

Zaman dulu orang-orang selalu bilang, “Kalau bisa jangan mengutang, utang itu jelek. Bayarlah apa pun dengan cash, dengan demikian hidup Anda tenang.” Saya setuju, bebas utang adalah tujuan hidup banyak orang. Utang membuat pikiran kita terganggu, tidur tidak tenang, kerja pun tidak konsentrasi. Namun prakteknya di zaman sekarang hidup tanpa utang seringkali tidak mudah karena godaan konsumtif di sekitar kita terlalu besar dan utang mudah sekali didapat. Entah itu utang dalam bentuk uang tunai, maupun utang pembiayaan. Ujung-ujungnya, banyak orang yang sedikit-sedikit mengutang. Saya pribadi tidak mengharamkan utang karena utang malah bagus kalau Anda bisa memanfaatkannya dengan baik, apalagi untuk tujuan produktif. Banyak orang ambil utang untuk membuka usaha, melakukan ekspansi bisnis, atau menginvestasikannya guna mendapat hasil yang lebih besar. Tapi kebanyakan orang seringkali mengambil utang bukan untuk produktif, tapi untuk keperluan yang konsumtif. Kalau cuma sesekali tentu tidak jadi masalah, tapi bagaimana apabila Anda mengambil terlalu banyak utang konsumtif? Ujung-ujungnya akan merepotkan keuangan Anda sendiri. Hindari mengambil utang konsumtif yang terlalu banyak. Kalau pun Anda ingin mengambil utang konsumtif, fokus pada keperluan konsumtif yang memang menjadi kepentingan orang banyak di keluarga Anda, seperti rumah atau kendaraan. Tapi di luar itu, Anda harus berhati-hati.


3.TIDAK MENYIAPKAN UANG BUAT MASA DEPAN

Banyak dari kita yang hidup hanya untuk hari ini, minggu ini atau bulan ini. Kita mendapat gaji, memakainya untuk membayar pengeluaran, dan begitu siklusnya. Tentu ada pengeluaran lain semisal ketika kita mendengar kabar bahwa ada artis idola kita yang akan datang dan menggelar konser di Indonesia beberapa bulan lagi, dan kalau mau nonton harga tiketnya lumayan tinggi. Akhirnya Anda menabung untuk membeli tiket konser. Hal itu bukan sesuatu yang salah tapi nyatanya jarang sekali orang yang menyiapkan uang untuk membayar pos-pos pengeluaran besar di masa depan, seperti sekolah anak atau masa pensiun. Mungkin kata Anda, “Ah, sekolah anak masih lima tahun lagi, nanti-nanti saja siapkan uangnya,” atau “Sekarang umur saya masih 32 tahun, pensiun masih 23 tahun lagi. Tentu masih banyak waktu, nanti saja persiapan tabungannya.” Kemudian akhirnya yang terjadi adalah kita lupa dan baru sadar bahwa sekolah anak tinggal beberapa bulan lagi, dan pensiun sudah tinggal 3 tahun lagi, di mana Anda belum menyiapkan dana sama sekali. Bayangkan kalau Anda bisa mempersiapkan dana hari tua sejak muda, jumlah yang harus Anda sisihkan setiap bulan tentu cuma sedikit dan terasa tidak berat. Tapi kalau waktunya sudah dekat, beban Anda jadi semakin berat. Saran saya, hindari betul-betul kesalahan ini. Mulailah menyiapkan dana untuk membayar pos- pos pengeluaran besar di masa depan agar Anda tidak kaget dan merasa berat ketika sudah dekat waktu untuk membayarnya.