11 Desember 2025
Ameera Khan Belajar Menyeimbangkan Ekspektasi Publik dengan Identitas Personal
PHOTOGRAPHY BY Chuan Looi
text by Rohaizatul Azhar (photo: styling Jeffrey Yan; fashion Prada; makeup Khir Khalid; hair Cody Chua)
Ameera Khan terbiasa menjadi pusat perhatian. Setiap unggahan, busana, dan momen kecil dalam harinya dapat dilihat dan diperbincangkan bahkan sebelum ia sempat menoleh ke belakang. Namun ketika setiap versi diri terpampang di hadapan dunia, begitu mudah bagi jati diri yang sebenarnya untuk tersesat. Ia mengakui, itulah yang membuatnya berhenti sejenak. “Dalam hidup, Anda harus melalui berbagai hal dan belajar dari pengalaman; dan saya harus banyak belajar lewat cara yang tidak mudah,” ujarnya. “Orang mengira hidup saya tampak sempurna di media sosial, padahal tidak seluruhnya demikian. Ketika menyadari hal itu, saya mulai fokus untuk menjadi diri yang lebih baik, bukan untuk orang lain.”
Pengakuan langka dari seseorang yang tumbuh di bawah sorotan publik. Di Instagram, tempat dua juta pengikutnya menyimak setiap unggahan, Ameera menampilkan banyak sisi dirinya—kadang anggun, kadang berani, namun selalu penuh pertimbangan. Feed-nya bergerak luwes antara busana rapi bernuansa netral hingga momen santai berbalut hoodie. Ia mungkin tidak menyebut dirinya “fashion girl”, tapi ada daya tarik yang membuat orang berhenti sejenak saat menggulir lini masa.
Beberapa tahun terakhir, perempuan 24 tahun ini berkembang perlahan namun pasti. Sebagai salah satu anggota termuda keluarga Khan—keluarga figur publik dan entrepreneur yang lama disorot budaya pop Malaysia—Ameera belajar menyeimbangkan ekspektasi publik dengan identitasnya sendiri. Ia juga dikenal sebagai adik dari pembawa acara dan pengusaha ternama, Neelofa, salah satu figur paling berpengaruh di Malaysia dengan imperium modest fashion bernilai jutaan Ringgit.

fashion Prada.
Garis keturunan yang bisa terasa menakutkan, namun Ameera menjalaninya dengan tenang. “Saya tidak lari dari bayang-bayang sebagai adik Neelofa,” ujarnya. “Saya justru bangga. Tapi kami berbeda.” Saat meluncurkan merek kecantikan dan gaya hidupnya, ellemkay, ia merasakan tantangan baru. “Saya terbiasa dengan hal-hal yang terjadi cepat. Tapi ketika sesuatu membawa nama Anda, wajah Anda, dan visi Anda, semuanya menjadi berbeda. Anda tidak bisa terburu-buru. Semuanya butuh waktu.”
Keseimbangan antara menggenggam dan melepaskan itu juga membentuk rutinitasnya. “Saat brand day, saya membawa seluruh stres karena itu tanggung jawab saya. Namun saat content day, semuanya terasa ringan. Saya menikmati proses pemotretan dan membiarkan tim mengurus sisanya. Saya menyukai keseimbangan itu.”
Keterbukaannya terhadap proses tumbuh juga tercermin dalam caranya memandang dunia fashion. Ia mengingat musim fashion week pertamanya—dan tekanan besar saat melangkah ke bawah sorotan. “Saya orang pertama dari Malaysia setelah kakak saya yang menghadiri acara-acara ini. Awalnya menegangkan karena beliau punya nama besar. Tapi pada musim keempat, saya berkata pada diri sendiri: saya pantas berada di sini.” Ameera tertawa mengenang hiruk-pikuk berpindah dari satu pertunjukan ke lainnya, bahkan berganti pakaian di mobil. “Kakak saya bilang bahwa ini untuk bersenang-senang, dan dia benar. Tidak serumit itu.”

fashion Prada.
Afirmasi, katanya, selalu penting baginya. “Ayah dan ibu saya masih sering memberikan afirmasi, tapi saya juga belajar melakukannya sendiri. Saya senang mendengarnya dari orang lain, tapi lebih penting mendengarnya dari diri saya sendiri.”
Ia belajar menjaga ketenangan itu. “Kalau tidak ada tantangan, Anda akan tetap sama. Tapi saya rasa saya sudah lebih kuat—melalui kata-kata, pilihan, dan cara saya memandang diri sendiri.” Ia tersenyum kecil. “Saya benar-benar mengagumi diri saya sendiri, dan itu bukan sesuatu yang bisa dikatakan semua orang.” Ia tertawa, “Saya tahu nilai diri saya. Dan seharusnya memang begitu.”
Ada sesuatu yang menyegarkan dalam ketenangannya, terutama bagi seseorang yang kerap jadi sorotan dunia online. “Saya tidak melihatnya sebagai pertentangan,” ujarnya tentang ekspresi modesty. “Saya tahu batasan saya dan menghormatinya. Saya hanya perempuan muda yang masih mencari arah. Kadang saya tahu apa yang saya lakukan, kadang tidak.”
Gaya pribadinya fleksibel. “Di hari pemotretan, saya akan mengenakan hoodie dan gym pants. Saya tidak terlalu peduli,” ujarnya. Di hari biasa, ia memilih tampil sederhana—nyaman dan bersih

Sang ayah selalu jadi sumber inspirasinya. Ia rapi, berkelas, dengan nuansa netral dan jam tangan sebagai statement piece-nya. Sedangkan Ameera lebih memilih tas. Dalam acara atau pemotretan, ia memandang berdandan sebagai kesempatan bereksperimen dan menikmati sisi diri yang lain. “Terlihat cantik itu mudah,” ia berucap. “Disalahpahami jauh lebih sulit. Orang pikir mereka mengenalmu dari satu foto, padahal yang tampak online hanya sekelumit dari diri saya.” Tapi ia tidak memikirkan hal itu. “Masih banyak jalan yang harus ditempuh. Saya sudah mencapai hal-hal yang membuat saya bangga di usia muda. Saya beruntung dari keluarga dan dari kerja keras. Tapi saya lebih suka menunjukkan daripada menceritakan. Saya takut jinx. Saya akan menunjukkan saat semuanya selesai.”
Namun ketenangan itu bukan berarti kehilangan ambisi. Ameera kini menjalin hubungan dengan Jefri Nichol, salah satu aktor muda paling populer di Indonesia. Hubungan mereka yang sering muncul di media sosial memicu rasa penasaran publik. “Kami menjalani hubungan long distance, dan itu sulit. Anda tidak bisa begitu saja datang ke rumah setelah bertengkar. Anda harus bergantung pada kepercayaan dan komunikasi.” Ia tertawa. “Saya yang communicator, dia yang avoidant. Typical, kan? Tapi komunikasi adalah segalanya. Kamu bisa punya cinta, tapi tanpa komunikasi, hubungan tidak akan berhasil.”
Ia berkisah bahwa ambisinya kini meluas melampaui dunia beauty dan fashion. “Kalau Jefri suatu hari menyutradarai film, saya ingin membantu dari segi fashion—kostum, visual, art direction—semua hal yang menyenangkan,” katanya sambil tertawa. “Dia urus bagian teknisnya.”

Matanya berbinar saat bicara tentang rumah. “Saya suka berada di rumah. Hanya pakai T-shirt, tidur dua belas jam. Banyak yang mengira saya selalu keluar, padahal saya justru suka di rumah. Di situlah saya kembali mengisi energi.”
Sebelum mengakhiri, ia berbagi sesuatu yang belakangan ini menenangkannya. “Saya menulisnya di close friends Instagram: I believe God is good even when life isn’t. Saya percaya selama kita punya Tuhan, tidak ada yang benar-benar bisa salah. Bahkan ketika hidup terasa berat, Tuhan tahu bagaimana membawa Anda melewatinya. Anda hanya perlu percaya, meski terkadang sulit. Hidup bisa terasa berat, tapi Anda harus melewatinya untuk sampai ke tempat yang lebih baik.”
Mungkin itulah makna sebenarnya dari menjadi Ameera Khan: menyadari bahwa self-worth tidak perlu diumumkan. Itu sesuatu yang Anda bawa dengan tenang, ketika seluruh dunia memperhatikan Anda.