LIFE

24 November 2023

Marc Klok Memenangkan Hidup Tak Sebatas Lapangan Pertandingan Sepak Bola


PHOTOGRAPHY BY IFAN HARTANTO

Marc Klok Memenangkan Hidup Tak Sebatas Lapangan Pertandingan Sepak Bola

styling ISMELYA MUNTU grooming MORIN IWASHITA assistant styling SHAFIYAH KALLA

Pesepak bola Indonesia yang bermain sebagai gelandang untuk klub Persib Bandung dan tim nasional Indonesia. Marc Klok lahir di Amsterdam, Belanda. Laki-laki kelahiran 1993 ini memulai perjalanan sepak bolanya di sebuah lapangan kecil yang tidak nyaman di Amsterdam Utara. Marc Klok kecil menulis surat kepada anggota dewan setempat agar lingkungan tempat tinggalnya dibangun sebuah lapangan sepak bola yang layak. Surat tersebut dikabulkan dan lapangan tersebut diberi nama Marc Klok Square. Sebuah lapangan yang jadi semangat baru bagi Klok, sampai akhrinya ia berlatih di sebuah klub bernama Zeeburgia dan menjadi titik awal Marc Klok sebagai pemain sepak bola.

Kerja keras Klok berlatih empat kali sepekan membuahkan hasil, ia mendapat tawaran untuk bermain di FC Utrech. Setelah beberapa tahun di Utrech, Klok memulai petualangan sepak bolanya berbagai negara; Bulgaria, Skotlandia, dan Inggris. Setelah itu Klok memutuskan untuk berkarier di Indonesia yang ternyata menjadi rumah yang nyaman bagi Marc Klok hingga ia dinaturalisasi sebagai warga negara Indonesia dan bergabung menjadi squad timnas Indonesia. Langkah pertama Klok berlabuh di PSM Makassar sebagai gelandang tengah. Tiga tahun bersama PSM Makassar, kiprah Klok kian tenar di jagat persepakbolaan Tanah Air. Ia lantas dikontrak Persija Jakarta sebelum akhirnya bergabung dengan Persib Bandung.


Jika kebanyakan gelandang bertahan adalah tipikal petarung, lain hal dengan Klok. Tak hanya mahir menutup area kosong untuk merapatkan barisan pertahanan, ia juga bisa menjadi deep-lying playmaker yang bertugas mengatur ritme dan tempo permainan, serta bertanggung jawab membuka ruang permainan untuk bisa mencetak gol. Kemampuan Klok untuk menyibak potensi serta peluang tak hanya terjadi di lapangan hijau, tapi juga termanifestasi pada berbagai lini kehidupannya. Selain menjadi pesepakbola, Klok turut meniti karier di berbagai bidang; media digital, real estate, serta label mode MK. Tak hanya aspek bisnis, Marc Klok juga menoreh kontribusi di jalur sosial dengan mendirikan Marc Klok Foundation, sebuah yayasan nonprofit yang didirikan Klok untuk membantu anak-anak Indonesia yang berkebutuhan khusus dengan memenuhi akses pendidikan dan mewujudkan mimpi mereka. Didirikan tahun 2023, Marc Klok Foundation saat ini fokus memberikan dukungan pendidikan gratis untuk anak-anak prasejahtera di SLB Bunda Mulia, Bandung. Sebagai atlet, Klok menyadari bahwa ia berada dalam posisi istimewa; suaranya didengar di dalam dan luar arena, keberadaannya kerap disorot banyak orang. Sebuah privilese yang digunakan Klok untuk membangun citra pribadi sebagai ‘modern day athlete’, yang tak hanya memperjuangkan kemenangan di arena pertandingan tapi juga membangun eksistensi di luar lapangan guna mengembangkan potensi diri dan mendorong perubahan positif bagi banyak orang.


Bagaimana Anda memandang diri Anda sebagai atlet sepak bola?  
“Rasanya saya terlahir untuk menjadi seorang atlet, selalu punya hasrat dan dorongan untuk terus bermain bola. Namun saya juga sempat mempertanyakan tentang eksistensi diri saya. ‘Siapakah saya di luar lapangan sepak bola?’. Kalau suatu hari nanti sudah tidak menjadi atlet, saya tidak ingin berada dalam situasi di mana saya tidak tahu siapa diri saya. Barangkali karena itu saya menciptakan Marc Klok versi pemain bola dan Marc Klok versi non-atlet. Tentu sepak bola akan selalu menjadi motivasi hidup saya, namun profesi atlet bukanlah pekerjaan seumur hidup sehingga penting buat saya untuk menemukan tujuan lain di luar dunia sepak bola.”


Apakah membangun personal branding di media sosial jadi salah satu strateginya?
“Salah satu alasan saya datang ke Indonesia, selain untuk sepak bola, juga karena melihat peluang dari aspek digital. Ketika pandemi dan sempat rehat dari pertandingan, saya menemukan hal-hal yang juga membuat saya bahagia di luar sepak bola yakni senang berkolaborasi dan berjejaring, membuat konten, serta antusias pada berbagai peluang bisnis. Menurut saya hal ini cukup penting karena kita hidup di era digital dan tentu saya ingin meningkatkan kemampuan diri dan mengembangkan karier secara keseluruhan.”

Apa yang membuat Anda tergerak untuk mendirikan MK Foundation?   
“Saya yang tadinya seorang anak kecil dengan mimpi besar perlahan berubah menjadi laki-laki dewasa dengan segala tantangan di depan mata. Saya telah menerima begitu banyak dukungan dari orang tua dan orang-orang sekitar. Dan bersyukur bahwa saya tidak pernah mengalami kesulitan seperti tidak bisa makan atau tidak mampu membeli sesuatu. Namun privilese tersebut tidak dimiliki semua anak. Ada banyak anak-anak yang berkualitas tapi tidak punya kesempatan untuk bermimpi. Bagi saya, setiap anak berhak memiliki mimpi yang besar. Sama seperti dulu ketika saya berani bermimpi untuk menjadi pesepak bola profesional. Dengan mendirikan Marc Klok Foundation, saya ingin membantu anak-anak Indonesia agar memiliki kesempatan dan dukungan untuk meraih mimpi mereka, termasuk untuk bermain sepak bola dengan pelatihan dan fasilitas yang baik. Terlebih dengan status saya kini sebagai orang Indonesia, saya merasa saya punya tujuan hidup dan tanggung jawab untuk berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.”


Siapa sosok yang Anda kagumi?
“David Beckham, pesepak bola yang menjadi idola sejak saya kecil. Saya berulang kali menonton pertandingan Beckham untuk mempelajari cara melakukan tendangan bebas. Dari Beckham, saya juga belajar tentang bagaimana membangun sebuah ‘personal branding’. Saya sangat mengaguminya sebagai pesebak bola, pebisnis, seorang laki-laki yang inspiratif di lapangan dan luar lapangan.”

Bagaimana Anda mengatasi tekanan sebagai pemain asing?
“Tekanan cukup besar karena ada ekspektasi sangat tinggi yang diharapkan dari seorang pemain asing. Saya harus menjadi lebih baik dari hari ke hari, ekspektasi itu bahan lebih daripada yang dimiliki pemain lokal. Menariknya, tekanan itu jadi sedikit berkurang ketika saya dinaturalisasi menjadi orang Indonesia meski orang-orang masih melihat saya secara berbeda. Tapi saya menyukai tekanan karena suatu tekanan akan mengeluarkan sisi-sisi terbaik dari diri kita. Tantangan dan tekanan akan menjauhkan kita dari perasaan lengah dan santai karena Anda tahu Anda mesti berjuang setiap harinya.”


Bagaimana mengatur waktu sebagai pesepak bola, pebisnis, sekaligus suami dan ayah?

“Terkadang kita ingin membuat keluarga bahagia, tapi kita juga memiliki karier dan bisnis yang butuh perhatian kita. Saya rasa penting untuk menyusun rencana dengan cermat. Kalau beberapa minggu sudah sangat sibuk dengan sepak bola dan bisnis, maka saya pastikan agenda berikutnya saya akan bersama keluarga. Namun penting pula bagi saya untuk menyendiri dan bersenang-senang sendiri. Sebab Anda tidak bisa memberikan banyak hal untuk profesi dan keluarga jika Anda tidak bahagia dengan diri sendiri.”

Dalam sepak bola, keputusan sepersekian detik sangatlah penting yang kerap jadi penentu antara kesuksesan dan kegagalan. Dalam karier Anda sebagai pesepak bola, momen apa yang menegaskan bahwa ‘timing’ adalah hal yang krusial?

Nice question. Keputusan saya pindah dari Persija ke Persib merupakan keputusan besar di mana garis antara kegagalan dan kesuksesan terasa sangat dekat. Saat itu saya sedang dalam proses naturalisasi dan pada saat bersamaan saya akan melakukan transfer dengan rivalitas terbesar di persepakbolaan Indonesia. Sesuatu yang mungkin mengecewakan buat banyak orang. Saya sendiri tidak pernah meragukan keputusan diri sendiri, tapi saya merasa perlu memikirkan konsekuensi apa yang ditimbulkan dari keputusan yang saya buat. Perasaan takut gagal rasanya manusiawi. Namun momen itu membuat saya belajar untuk membuat pilihan dan mengelola ekspektasi serta berusaha agar bisa mengubah keputusan itu menjadi kesuksesan di kemudian hari.”

Kita tidak pernah tahu kapan Anda berhenti menjadi pemain sepak bola. Namun ketika nanti hari itu tiba, Anda ingin melakukan apa?

“Saya ingin memiliki klub sepak bola di Indonesia. Saya rasa menarik apabila pengalaman sepanjang karier dan personal branding yang saya dapat diubah menjadi sebuah misi besar, salah satunya berupa klub sepak bola. Saya butuh dukungan untuk mewujudkannya dan perlu orang-orang yang tepat karena saya tidak bisa mengerjakannya sendirian. Ini mungkin terdengar seperti cita-cita yang ‘gila’, tapi tidak ada yang mustahil untuk dilakukan.”

Bagaimana persepsi Anda tentang waktu seiring kemajuan karier Anda di sepak bola?

“Dulu saya selalu memikirkan pendapat orang lain tentang saya. Jika saya mengerjakan sesuatu, apa dampaknya? Jika saya melakukan sesuatu, apa yang akan terjadi? Proses evaluasi seperti ini kadang cukup menghambat saya, sampai akhirnya seiring waktu berjalan saya belajar untuk tidak terlalu memusingkan apa kata orang lain tentang diri saya. Saya berusaha lebih menghargai pendapat saya sendiri dan mengikuti kata hati. Tidak peduli apa reaksi di kiri dan kanan, menghiraukan kebisingan dan melakukan apa yang benar-benar membuat saya bahagia. Dari waktu ke waktu, hal inilah yang masih terus saya pelajari dan upayakan agar saya terus bergerak ke arah yang benar.”