LIFE

3 Maret 2023

Pahami Fakta Tentang Permasalahan Kesehatan Mental


Pahami Fakta Tentang Permasalahan Kesehatan Mental

photography Oliver Begg–Saunders & Co for ELLE Indonesia December 2022; styling Cheryl Tan; text Hermawan Kurnianto

It's okay to not be okay. Selain merupakan judul serial drama Korea Selatan, frasa ini menjadi populer karena terasa menenangkan sebagai bentuk dukungan dan empati bagi mereka yang mengalami gangguan mental. Bahwa apa pun perasaan yang sedang menghinggapi Anda, termasuk yang paling tidak menyenangkan sekalipun, adalah hal yang wajar. Bahwa ketika Anda sedang tidak baik-baik saja, tidak perlu berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Bahwa ketika Anda sedang tidak baik-baik saja, jangan takut untuk mengungkapkannya kepada orang terdekat dan mencari bantuan profesional. Bahwa ini berarti Anda adalah manusia normal.

Kita semua tahu betapa pentingnya memiliki tubuh yang sehat. Kita berolahraga dan mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi. Namun, berapa banyak dari kita yang menaruh perhatian pada kesehatan mental? Menurut data WHO, satu dari empat orang di dunia mengidap gangguan mental di fase tertentu dalam kehidupan mereka, dan sekitar 450 juta orang memiliki masalah kesehatan mental.

Sebagaimana kesehatan fisik membantu tubuh kita agar tetap bugar, kesehatan mental membantu kita dalam menghadapi stres dan meningkatkan kualitas kehidupan. Meski kesehatan mental tidak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik, tetapi seringkali kita mengabaikannya. Menganggapnya bukan sebagai sesuatu yang serius.

Kesehatan mental adalah suatu hal fundamental untuk mewujudkan kehidupan yang berimbang dan sehat secara holistik. Terlebih lagi kesehatan mental di tempat kerja. Dunia kerja terus bergulir dengan cepat seiring laju zaman dan pemberi kerja semakin menuntut lebih pada karyawan. Ketika ini terjadi, maka risiko gangguan mental pun meningkat.

Dunia semakin menyadari tentang gangguan mental dan dampaknya terhadap kehidupan. Kita dikelilingi oleh berbagai informasi seputar kesehatan mental yang menimbulkan kesalahahpahaman. Yang kita tahu selama ini bisa jadi memang benar atau malah sebenarnya salah dan perlu diluruskan. Berikut adalah fakta-fakta yang akan membantu Anda mengenal lebih jauh tentang kesehatan mental dan berbagai gangguan yang menyertainya.

photography Oliver Begg–Saunders & Co for ELLE Indonesia December 2022; styling Cheryl Tan.

Gangguan kecemasan menimpa 12% dari populasi. Kecemasan dapat berdampak dalam berbagai cara. Bagi sebagian orang, bisa dalam bentuk kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bagi sebagian lainnya, kecemasan mungkin terlihat seperti depresi. Yang jelas, rasa cemas menimbulkan kerugian, khususnya di lingkungan kerja. Jika Anda merasa mengalami kecemasan, berkonsultasilah dengan dokter mengenai perawatan yang sesuai untuk keadaan Anda.


70% masalah kesehatan mental mulai terjadi di masa kanak-kanak atau remaja. Masa remaja adalah fase ketika Anda menemukan banyak hal tentang diri Anda. Sayangnya, Anda juga bisa mengalami masalah kesehatan mental di masa ini. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan kepada anak muda dan mendorong mereka untuk membangun kekuatan, ketangguhan, serta kemampuan untuk bangkit melalui kegagalan demi kegagalan hingga akhirnya menggenggam kesuksesan.


Sekitar 8% orang dewasa mengalami depresi berat di fase tertentu dalam kehidupan. Depresi berat merupakan suatu jenis depresiyang membuat Anda tidak mampu bangun dari tempat tidur di pagi hari. Tidak ada lagi yang terasa menyenangkan. Seperti ada awan tebal permanen yang menaungi kepala Anda. Terlintas pula di benak untuk melakukan bunuh diri. Meski persentasenya kecil, depresi berat dapat mengacaukan hidup dan membuat keluarga ataupun perusahaan berantakan.

photography Oliver Begg–Saunders & Co for ELLE Indonesia December 2022; styling Cheryl Tan.

71% orang dewasa mengalami setidaknya salah satu gejala stres, seperti sakit kepala, kewalahan, atau cemas. Apabila tiga perempat karyawan menunjukkan tanda-tanda stres di tempat kerja, seperti merasa cemas, maka kemungkinan yang terjadi adalah mereka lebih banyak menggunakan energi mental untuk tetap fokus dan bertahan untuk menyelesaikan pekerjaan. Hal ini berarti produktivitas yang lebih rendah, perilaku mudah marah, dan lainnya yang dapat memengaruhi kualitas pekerjaan.


Hanya 44% orang dewasa dengan masalah kesehatan mental yang mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Banyak orang tidak memperoleh bantuan yang mereka butuhkan. Hal penting yang perlu diperhatikan di sini adalah; tidak menilai orang yang tidak mencari bantuan, tetapi berupaya memahami apa yang menghalangi mereka untuk melakukannya. Dengan begitu, kita bisa lebih fokus untuk menemukan dan mengatasi permasalahannya, yang kemudian dapat meningkatkan jumlah orang yang memperoleh perawatan tepat.


Depresi mengganggu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan fisik sebesar 20% dan mengurangi performa kognitif sebesar 35%. Depresi memiliki banyak gejala, yang paling umum adalah merasa lelah, lemah, lesu, dan susah fokus. Ini berarti Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan kesalahan, baik dalam pekerjaan yang bersifat fisik maupun mental. Ketika ini terjadi, maka tingkat produktivitas Anda pun menurun.

photography Peter Van Alphen for ELLE Indonesia May 2022; styling Cheryl Tan.

Karyawan yang mengidap depresi kehilangan 27 hari kerja per tahun, baik dari produktivitas yang lebih rendah maupun izin sakit. Seiring dengan kian mengemukanya isu burnout di tempat kerja, berbagai perusahaan mendorong para karyawannya untuk berlibur yang dapat berpengaruh pada peningkatan produktivitas. Ini adalah tentang mencegah penurunan performa perusahaan yang diakibatkan oleh produktivitas karyawan yang lebih rendah atau meningkatnya jumlah izin sakit karena gangguan mental.


67% karyawan mengalami burnout. Burnout, meski sebenarnya bukan sebuah bentuk gangguan mental dan dapat segera diatasi, namun dampak yang ditimbulkannya menyerupai depresi, seperti produktivitas yang lebih rendah dan lainnya. Jika ini terjadi, perusahaan kemungkinan bisa kehilangan karyawan-karyawan bertalenta yang mencari tempat kerja baru dengan lingkungan dan beban pekerjaan yang lebih kondusif.


33% karyawan secara rutin bekerja pada akhir pekan atau hari libur. Saat 8 jam kerja sehari, 5 hari kerja seminggu telah terpenuhi, maka tiba saatnya untuk beristirahat di akhir pekan yang memang diperlukan agar tetap bisa produktif dalam pekerjaan. Berbagai studi telah membuktikan bahwa Anda tidak akan dapat berada di puncak produktivitas apabila Anda bekerja terus-menerus tanpa istirahat. Bagi mereka yang bekerja di akhir pekan, berarti mereka tidak beristirahat sebagaimana mestinya. Hal ini akan menimbulkan tingkat kelelahan yang lebih tinggi di tempat kerja, yang akhirnya berujung pada terjadinya lebih banyak kesalahan. Lebih dari itu, kelelahan dapat menggiring Anda ke jurang gangguan mental.

photography Peter Van Alphen for ELLE Indonesia May 2022; styling Cheryl Tan.

Masalah kesehatan mental tidak ada hubungannya dengan kemalasan. Ketika seseorang menderita gangguan mental, ada berbagai keterbatasan seperti halnya yang ditimbulkan oleh penyakit fisik. Jika kaki Anda patah, maka Anda tidak akan mampu berlari seperti dalam keadaan normal. Ini bukan soal kemalasan, tetapi memang ada halangan dari segi fisik. Begitu juga dengan gangguan mental seperti depresi atau kecemasan. Anda bukanlah orang yang malas jika tidak mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan seperti biasanya. Dengan perawatan yang tepat, Anda bisa kembali melakukan performa yang terbaik.


92% orangtua bekerja sangat keras untuk memenuhi kebutuhan anak, tetapi 79% dari mereka kehilangan waktu berkualitas bersama anak. Mengatasi gangguan mental di tempat kerja adalah sebuah tantangan. Namun, melakukannya disertai keberadaan keluarga adalah sebuah tantangan yang lebih berat. Ketika orangtua bekerja lebih keras, yang dapat mengakibatkan burnout dan gejala gangguan mental yang lebih parah, mayoritas dari mereka mengatakan bahwa itu dilakukan demi kesejahteraan keluarga. Akan tetapi di sisi lain, sebagian besar dari mereka merasa kehilangan waktu berkualitas bersama anak. Tidak hanya kehilangan momen penuh kehangatan bersama keluarga, tetapi mereka juga bisa dihinggapi perasaan bersalah atau merasa menjadi orangtua yang buruk.


Gangguan mental dapat mengurangi harapan hidup seseorang sebanyak 10 hingga 20 tahun. Masalah kesehatan mental dapat menimbulkan dampak yang bersifat jangka panjang pada orang-orang yang mengidapnya. Ini bukanlah hanya soal bunuh diri, meski ini hal yang serius, tetapi juga implikasi fisik pada tubuh akibat kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya. Jika dibiarkan terus dan tidak mendapatkan perawatan, orang-orang dengan gangguan mental bisa memiliki harapan hidup yang lebih pendek.