4 Maret 2025

Prananda Surya Paloh Jalankan Prosesi Budaya Aceh Untuk Menikahi Rifiyota Aprilia Widjaja Di Hotel Milik Keluarga Di Bali


Prananda Surya Paloh Jalankan Prosesi Budaya Aceh Untuk Menikahi Rifiyota Aprilia Widjaja Di Hotel Milik Keluarga Di Bali

photo courtesy Rifiyota Aprilia Widjaja & Prananda Surya Paloh (photography by Iluminen)

Pertemuan Rifiyota Aprilia Widjaja dan Prananda Surya Paloh sungguh tak terduga dan membuktikan cinta bisa datang kapan saja dan di mana saja. Perkenalan keduanya berawal di sebuah restoran di mana Rifi dan Nanda sedang berada di meja yang terpisah bersama teman masing-masing. Saat itu Nanda sedang bersama seorang sahabat yang juga berkawan dengan Rifi. Nanda kemudian meminta sahabatnya agar mengenalkannya pada perempuan yang kelak dinikahinya. “Nanda sangat paham bagaimana cara memperlakukan saya dengan rasa cinta. Dia tidak pandai berkata-kata, tapi selalu mahir dalam bertindak. And from the things that he did, he made me feel defended and protected. Kami berdua telah melewati banyak hal, baik maupun buruk. Dan pada setiap persimpangan, saya dan Nanda selalu memilih untuk tetap bersama. Love is probably an overrated word these days, but I think what Nanda and I have is love in our own definition,” ungkap Rifi.

Kecocokan yang dirajut dalam setiap momen akhirnya mengantar keduanya pada relasi perkawinan. Sebuah akad yang sarat kultur tradisional Aceh diselenggarakan di area main pool di InterContinental Bali Resort, Jimbaran. Disaksikan keluarga dan teman-teman terdekat, Rifiyota Aprilia Widjaja dan Prananda Surya Paloh saling berjanji untuk menjalani hidup bersama dalam suka ataupun duka. Suasana akad yang digelar pada sore hari terasa begitu syahdu. Sesekali suara debur ombak laut seperti ikut menyaksikan saat kedua mempelai memancarkan rona bahagia seiring dimulainya babak baru kehidupan.


Prosesi ijab kabul yang dimulai pukul empat sore berhasil terangkai dengan sempurna. Penerapan budaya Aceh terlihat mengakar dalam pemilihan busana dan aksesori yang dikenakan mempelai saat akad nikah. Rifi mengenakan kebaya rona putih French lace bertabur payet rancangan Eddy Betty yang dilengkapi sunting Aceh modifikasi, sedangkan Nanda terlihat menyelaraskan dengan setelan formal berwarna abu- abu muda. Keduanya mengenakan kain songket berwarna krem dan emas dengan warna satu nada.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan acara jamuan makan malam. Untuk perhelatan akad dinner, Rifi tampak memesona dalam balutan gaun sleeveless dengan aksen pita besar karya Sapto Djojokartiko, selaras dengan Nanda yang mengenakan setelan linen warna biru. “Saya dan Nanda sama-sama memiliki darah Aceh, jadi kami ingin memasukkan unsur budaya Aceh ke dalam dekorasi busana dan aksesori. Sejak awal saya menginginkan konsep desain yang penuh taburan bunga berwarna putih, dengan nuansa yang bersahaja, serta memuat sentuhan tradisi Aceh. I like lots of flowers and white for the akad. And I wanted to get married in a garden or a glasshouse. I know Nanda would like this too, as London is like a second home for him with all its gardens and glasshouses. Dekorasi akad dan acara makan malam usai akad diselaraskan dengan konsep penuh bunga dan tanaman hijau yang berhasil dirancang apik menyerupai taman-taman dan kebun bunga di Inggris. Soal lokasi, kami memilih resor ini karena menyuguhkan pemandangan laut yang spektakuler dan kami berdua ingin peristiwa yang sakral ini diadakan pada sore hari sebelum matahari terbenam dan saat langit sedang cantik- cantiknya,” cerita Rifi.


Malam resepsi digelar keesokan hari dengan nuansa modern dan sentuhan maskulin lewat tampilan rona biru. Rifi dan Nanda bersama Tiara Jasodirjo and Associates sebagai wedding planner dan Stupa Caspea sebagai tim dekorasi mewujudkan wedding dream yang lekat dengan personalisasi karakter dari kedua mempelai. “London is our go-to place for holiday, Nanda and I made many memories there so this has a strong influence in the theme. Kami berdua juga sama-sama pencinta kuliner sehingga kami menaruh perhatian yang cukup besar dalan hal sajian menu makanan, termasuk menciptakan kreasi menu karya kami bersama chef hotel serta berkolaborasi dengan Andrea Peresthu, seorang chef ternama sekaligus teman baik kami dalam merancang menu makan malam,” ujar Rifi.


Pada malam resepsi, mempelai perempuan mengenakan structured ball gown rancangan Hian Tjen, sedangkan mempelai laki-laki terlihat menawan memakai tuksedo hitam. Tatanan chandelier dan lighting berukuran besar yang dramatis terwujud megah di atas langit-langit, ditata apik sebagai centerpieces membuat keseluruhan suasana area ballroom jadi begitu romantis. Beralih ke pesta yang lebih intim, Rifi dan Nanda melengkapi rangkaian selebrasi dengan menggelar acara after party yang berlangsung meriah di mana Rifi mengenakan gaun dengan siluet indah karya Didit Hediprasetyo.

Di malam penuh kebahagiaan, kedua mempelai menikmati kebahagiaan yang tersiar dari alunan pesta seraya merayakan momen berharga dengan sejuta kenangan. “Kami mendambakan momen pernikahan yang indah dan penuh kenangan manis. Perihal tantangan lebih soal pengaturan waktu dan bagaimana saya dan Nanda berupaya mengakomodasi kebutuhan kedua keluarga. Sebab kami ingin keluarga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari acara pernikahan, bukan sekadar datang dan menjadi tamu. Sejak awal kami berdiskusi dengan orangtua, menanyakan pendapat dan membuat catatan tentang apa yang dibutuhkan oleh keluarga agar kami sebagai pengantin dan semua orang yang hadir bisa sama-sama merasakan bahagia,” tutur Rifi.