9 Mei 2021
Desain Masjid Kontemporer Perpaduan Nilai Sejarah dan Budaya

Mulai dari arsitektur berwajah mutakhir hingga penerapan konsep ramah lingkungan, berbagai desain masjid di berbagai negara tampil kian kontemporer dalam dekade terakhir.
Cambridge Central Mosque

Rupa masjid berkarakter Inggris di abad 21, ialah visi biro arsitek Marks Barfield—yang memenangkan proyek desain kompetisi internasional terbatas gelaran Cambridge Mosque Trust—ketika membangun Cambridge Central Mosque. Gagasan itu melahirkan konsep masjid sebagai oasis rimbun tengah kota, di mana tradisi Islam dan budaya komunitas lokal saling berinteraksi dengan alam yang menjadi ruang kehidupan. Dua poin esensial dalam desainnya: berkelanjutan dan menghargai aspek budaya Islam serta lingkungan sekitar. Struktur bangunan memanfaatkan kayu pohon cemara sebagai pilar penopang. Kayu-kayu dibuat melengkung dan membentuk jalinan atap kubah kisi segi delapan yang menampilkan keindahan arsitektur English Gothic.
Rancangan masjid menitikberatkan jejak karbon yang minimal. Bukaan cahaya pada langit-langit masjid menciptakan suasana yang terang pada siang dan kala malam. Menggunakan tenaga sinar matahari untuk sebagian besar sumber energi aliran air panas, sistem pendingin dan 13% pemanas ruangan. Masjid juga mewadahi air hujan yang digunakan untuk irigasi serta menyiram toilet. Jalan masuk masjid memperlihatkan keasrian taman hijau yang diharapkan mampu menyuntikkan kedamaian bagi para jemaah sebelum menuju aula salat.
Amir Shakib Arslan Mosque

Wilayah Chouf Mountains merupakan titik peradaban bersejarah bagi komunitas Islam (Sunni) dan Kristen (Maronit dan Katolik Yunani) di Lebanon. Reputasi itu bertahan hingga hari ini; wilayah ini masih mewujudkan koeksistensi dari masyarakat beragam keyakinan. Masjid, gereja, dan sederet bangunan keagamaan lain telah mewarnai lanskap daerahnya selama ratusan tahun. Salah satunya yakni masjid Amir Shakib Arslan. Melintas zaman sejauh dua abad di desa Moukhtara, bangunan masjid yang dipugar oleh biro arsitektur L.E.FT Architects pada tahun 2016 itu seolah berpijak di antara masa lalu dan masa kini.
Fasad bebatuan yang dikompresi tampil autentik bak reruntuhan terbuka, didampingi minaret yang dibangun baru dengan memanfaatkan materi fabrikasi baja berdetailkan kaligrafi Arab. Alih-alih kubah masjid yang khas, arsitekturnya merujuk pada model Ka’bah yang dirancang secara kontemporer lewat permainan artistik pola desain geometri cekung dan cembung pada rangka atap. Skema ini ditujukan sebagai perayaan etos modernitas tradisi humanis umat Muslim.
Amir Shakib Arslan Mosque photography Ieva Saudargaite/DOC LEFT Architects Amir Shakib Arslan Mosque photography Iwan Baan/DOC LEFT Architects
Hikma Religious and Secular Complex Mosque

Di desa Dandaji, Nigeria, sebuah masjid warisan abad ke-20 direstorasi menjadi kompleks religius di mana fungsi rumah ibadah melebur dengan pusat studi dan kebudayaan. Hikma Religious and Secular Complex dibangun atas visi oleh dua arsitektur perempuan berbakat: Mariam Kamara (pendiri atelier) dan Yasaman Esmaili (pendiri Studio Chahar). Proses pemugaran rampung pada tahun 2018 silam. Garis rancang arsitektur tradisional ditafsirkan ulang dengan menyuntikkan rangkaian detail struktural bersifat kontemporer; desain langit-langit yang membentuk lengkung dramatis, lantai mezanine, serta sentuhan materi logam di tiap rangka ruangan, partisi, dan tangga.
Berdiri seluas 5.238 meter persegi, spasial barunya menaungi masjid yang terhubung dengan perpustakaan lewat jalan setapak beton. Perpustakaan ini menyediakan ruang belajar dilengkapi ketersediaan buku serta lab komputer. Tujuannya ialah untuk memfasilitasi sarana edukatif yang tenang bagi komunitas muda setempat di tengah keterbatasan sekolah, dan senantiasa sejalan dengan kegiatan keagamaan.
Masjid As Sobur

Berdiri tahun 2017, masjid As Sobur di Islamic Center Tubaba provinsi Lampung, Indonesia, menjadi salah satu bangunan keagamaan berwajah kontemporer yang impresif. Pembangunannya didalangi oleh arsitek Andra Matin. Sekilas, penampakan masjid terlihat menyerupai kapal layar yang terapung. Tidak ada kubah bertanda Allah SWT pada puncaknya. Pemujaan terhadap Yang Maha Kuasa dimanifestasi lewat penerapan numerologi Islam di tiap garis rancang bangunan.
Menara masjid setinggi 30 meter merepresentasikan 30 jus dalam Al-Qur’an. 17 m x 17 m ukuran bangunannya dihitung berdasar jumlah rakaat salat fardu dalam sehari. Terilhami 99 Asmaul Husna (gelar agung Allah SWT), puncak menara memiliki 99 bukaan cahaya yang berfungsi sebagai jalan pencahayaan alami masjid. Kolom koridor gedungnya berjumlah 114 buah, sebagaimana jumlah surat Al-Qur’an. Anjungan masjid yang dibuat seukuran 34 m x 34 m dihiasi pilar-pilar berjarak 5 meter diambil dari jumlah salat fardu dan sujud yang dilakukan umat Muslim dalam selama sehari


Desain Baru Butik Hermès Di Plaza Indonesia Visualisasikan Sejarah Identitas Rumah Mode dengan Sentuhan Artisan Indonesia