30 Desember 2024
Ledakan Energi Kromatik yang Artistik Menggubah Desain 'Vibrant' Untuk Apartemen Bergaris Rancang 'Open Space'
PHOTOGRAPHY BY Giulia Maretti Studio/DOC. Studio Bosko
Berani main warna tanpa malu-malu. Kesan tersebut segera muncul dalam benak manakala pertama kali menyoroti interior hunian yang mendiami tingkat teratas sebuah bangunan di bilangan Kreuzberg, Berlin, Jerman, ini. “Pemiliknya menginginkan aplikasi warna putih dapat diminimalkan semaksimal mungkin,” kenang Kasia Kronberger, desainer interior dan pendiri Studio Bosko, yang bertanggung jawab atas desainnya. Saat awal berdiskusi, ia bahkan dibekali ide menggunakan ubin warna kuning untuk mendandani backsplash dapur (dinding di sekitar zona memasak dan cuci piring).
Kasia mengungkap bahwasanya orientasi kliennya terkait warna selaku aspek hunian impian berakar dari preferensi personalitas. Kediaman ini milik pasangan muda, yang salah satunya menyandang daltonisme dengan keterbatasan daya visual yang hanya mampu mengenali spektrum warna-warna terang; sementara sang belahan jiwa adalah seorang ilustrator ahli berkreasi mengolah saturasi. Benang merah antar keduanya kemudian ditarik oleh Kasia menjadi landasan kreativitas dalam menciptakan skema tata hunian dengan semburat warna-warna primer secara masif. Dimulai dari dapur bernuansa kuning yang memanifestasikan angan pemilik rumah, Kasia menetapkan pengimplementasian palet hijau di ruang tamu. Pilihannya itu, “untuk mengimbangi rona dapur,” katanya. Dan di antara kedua area itu, ruang makan tampil atraktif merona kemerahan. Ketika menjelajah lebih lanjut, ketiga warna tersebut jelas menentukan turunan palet bagi ruang-ruang lain dalam rumah. Suatu permainan warna, yang saya akui, berhasil menciptakan hunian kian cerah. Terlebih dengan denah berkonsep open space, serta penempatan jendela-jendela besar yang memastikan setiap area menerima aliran pencahayaan natural secara maksimal. Menariknya, komposisi bersaturasi tinggi itu tidak membuat suasana ruang ‘berteriak-teriak’, malah sinematik dalam pandangan. Plus, satu keuntungan lain: tiap warna seolah-olah membantu mendefinisikan fungsionalitas masing-masing ruangan yang dibangun minim partisi.
Aplikasi material bertekstur tampak berkontribusi besar dalam menjalin konstelasi warna senantiasa kohesif, sebagaimana terlihat lewat ubin zellige khas Maroko yang mengemas tatanan dapur serta kamar mandi. “Ubin merupakan hasil buatan tangan sehingga warna yang muncul di permukaan bervariasi dan lebih kaya. Desain saya kerap menggabungkan tekstur dan pola, sebab cara itu dapat meningkatkan daya tarik pada ruang,” ujar Kasia. Pendekatan itu termasuk mempertahankan sentuhan palet rona natural, tidak terkecuali putih, pada sederet permukaan dinding. Implementasi material kayu sebagai alas lantai—juga sebagian partisi, seperti terlihat di kamar tidur—juga efektif menjalin kehangatan dalam atmosfer ruang. “Tujuannya ialah membangun tempat tinggal yang hidup selaras penghuninya,” katanya.
Substansi kekayaan warna dalam hunian seluas 160 m2 ini turut ditunjang oleh penataan furnitur yang eksploratif. Tidak ada tampilan yang kekanak-kanakan meski penuh akan warna. Kurasinya berdasarkan kepribadian serta karakteristik penghuninya. Apa yang merefleksikan seorang ilustrator dan pasangannya, yang diketahui berprofesi sebagai ilmuwan? Kasia menerjemahkan mereka sebagaimana barisan orangorang berpikiran kreatif. Tidak heran jika banyak benda-benda berdesain distingtif sarat elemen artistik yang mengisi ruangan. Permadani Persia buatan tangan, dan dua kursi Carimate dengan bantalan duduk material sutra bercorak harimau gunung karya Vico Magistretti memberikan pernyataan estetis di meja makan. “Dua hal yang praktis menyuguhkan kesan elegan nan bersahaja, yaitu material berkualitas dan desain vintage,” tip Kasia. Ia berburu perabotan dari berbagai sumber, toko kerajinan, penjual barang antik, hingga merek ikonis sekelas B&B Italia, Flos, Kartell, dan &Tradition. Bilamana tidak menemukan yang sesuai estetika, pilihannya ialah memesan khusus dari artisan andal. Kabinet rangkap lemari buku serbaguna yang didesain asimetris selaras rangka dinding di living room adalah salah satu contohnya. Bagian tengah yang sengaja dirancang lebih rendah dibuat lebih atraktif untuk tempat lukisan besar musisi legendaris Frank Zappa dalam gaya kontemporer karya seniman muda asal Spanyol, Coco Davez.
“Buat saya, tata ruang yang paling baik adalah yang penuh akan karakter. Setiap kali mendesain, kami ingin rancangan tersebut merefleksikan personalitas sang pemilik. Komponen tekstur, corak, dan elemen warna dibuat sedemikian rupa demi memaksimalkan aspek sensorik yang mendalam atas desainnya,” pungkas Kasia.