CULTURE

29 Januari 2019

Mengagumi 'Kaum Mata Kancing' I Putu Adi Suanjaya


Mengagumi 'Kaum Mata Kancing' I Putu Adi Suanjaya

Bertajuk 'Kaum Mata Kancing', I Putu Adi Suanjaya--akrab disapa Kencut--menggelar pameran tunggal perdana di Kopikalyan Cikajang. Sebanyak, kurang lebih, 23 lukisan disertai tiga boneka bermata kancing dipamerkannya dalam ekshibisi yang digelar mulai 18 Januari 2019 tersebut. Untuk pameran tunggal perdananya, Kencut menyerahkan tugas kurator kepada Ary Indra. Indra, yang memiliki latar belakang profesi sebagai arsitek, menyulap bagian depan Kopikalyan menjadi ruang geleri kecil yang dicat pink utntuk mengawali pameran.   kaum mata kancing - i putu adi suanjaya - kopi kalyan - elle indonesia Pemeran di awali dengan ruang warna pink yang memajang delapan lukisan gaya kontemporer karya Kencut. Sebuah boneka setinggi remaja diletakkan di atas kursi dekat pintu masuk, seolah sedang duduk 'menjaga' galeri dan menyambut pengunjung. Mengenai figur bermata kancing yang menjadi objek karya Kencut, karakter tersebut diibaratkan sang seniman sebagai perwujudan manusia yang menolak memandang rupa dunia. Mata--yang dikatakan jendela jiwa manusia--diganti dengan kancing sebagai bentuk perlindungan suatu perasaan. "Dalam karyanya, Kencut juga menampilkan adegan-adegan manusiawi yang menyiratkan pertemanan, permusuhan, kebencian, rasa suka, dan segala peran manusia," Indra memberikan penjelasan. Kencut berusaha menunjukkan interaksi makhluk sosial dan beragam emosi seseorang akan dunia tempatnya tinggal. Namun, alih-alih menyajikan karya dramatis, ia memaknai perilaku manusiawi tersebut lewat roman kaya warna. Sebuah paradoks yang jika sekelebat saja memandang tanpa memberi perhatian dalam, mungkin seorang awam akan melewatkan maknanya.   [gallery columns="2" size="full" ids="5952,5946"] Lukisan "Membebani" misalnya, Kencut menampilkan manusia yang menggendong manusia lainnya. Jika tidak membaca judulnya sebelumnya, apakah Anda tahu jika emosi yang disuguhkan menampilkan perasaan keberatan? Sulit untuk menebaknya dengan warna-warna yang menyelimuti. Ide menciptakan figur bermata kancing sendiri tidak muncul begitu saja. Sang seniman asal Bali--kini berdomisili di Yogyakarta--mendapatkan inspirasinya dari film animasi Coraline (2009) besutan Henry Selick. "Saya selalu tertarik pada citraan yang plastis tapi menyiratkan kehidupan seperti yang ditunjukkan dalam film Coraline," tuturnya. [caption id="attachment_5953" align="aligncenter" width="685"]kaum mata kancing - i putu adi suanjaya - kopi kalyan - elle indonesia Detail karya berjudul "Kepenuhan" (2015).[/caption] [gallery columns="2" size="full" ids="5948,5947"] Jika belum sempat menelisik karya peuh warna Kencut, pameran masih akan berlangsung hingga 9 Februari 2019. Untuk memberikan pengalaman yang berbeda bagi pengunjung pameran, Kencut dan Indra bereksplorasi menggunakan teknologi Augmented Reality pada beberapa lukisan. Anda bisa men-scan kanvas, lewat aplikasi ponsel pintar, dan mendapatkan gambarnya bergerak atraktif. [gallery columns="2" size="full" ids="5944,5945"] (Photo: DOC. ELLE Indonesia)