4 September 2025
Nuanu Creative City Gelar Ekshibisi Seni Internasional Perdana Lewat Art & Bali 2025

(photo: Doc. Art & Bali)
Debut Art & Bali 2025 dijadwalkan berlangsung pada 12 hingga 14 September mendatang. Selama tiga hari itu, Nuanu Creative City akan bertransformasi menjadi area festival berskala global khusus seni kontemporer. Partisipan eksibisinya meliputi lebih dari 150 seniman, melalui 18 galeri seni lokal hingga mancanegara.
Sejak digagas pada tahun 2020 silam, Nuanu Creative City telah memosisikan diri sebagai ruang kreatif terintegrasi. Lahan seluas 44 hektar digubah dengan berbagai fasilitas penunjang pendidikan, seni dan budaya, kebugaran, hingga hiburan. Sebuah ekosistem yang digarap dengan pendekatan desain kepada alam serta dijalin berpadu harmonis dengan tradisi masyarakat Bali. Art & Bali diluncurkan sebagai bagian dari visi tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Kelsang Dolma, selaku Direktur Art & Bali. “Art & Bali adalah undangan untuk terhubung, berkolaborasi, dan membangun ekosistem seni di Bali, sembari mengintegrasikan seni budaya dan komersial dengan nilai yang kuat.”
Edisi perdana Art & Bali menyajikan lebih dari 50 program yang berfokus pada perayaan seni dan budaya. Terra Nexus ambil bagian dengan menyuguhkan pameran karya eksperimental yang mengeksplorasi keterhubungan antara seni dan teknologi. Dikuratori oleh Mona Liem, puluhan karya dari sebanyak 30 seniman partisipan bakal dipamerkan untuk dalam sebuah pengalaman immersive.
“Jika ada satu kata yang saya harap para pengunjung rasakan setelah datang ke Terra Nexus, itu adalah kebaruan. Bagi beberapa seniman ini, ini adalah pertemuan pertama mereka dengan media baru. Ini adalah laboratorium untuk bereksperimen dan kesempatan untuk melihat bagaimana praktik kontemporer tradisional berintegrasi bersama ruang digital,” ujar Mona Liem.
Salah satu seniman yang paling disorot dalam pameran Terra Nexus sekaligus ekshibisi ini, adalah Heri Dono. Seniman internasional berbasis di Yogyakarta itu akan memperkenalkan sebuah instalasi masif yang dibuat khusus untuk Art & Bali di Nuanu Creative City. Selain pameran seni, pengunjung juga diajak larut menikmati talkshow bersama seniman dan tokoh budaya, lokakarya bidang tekstil serta kreatif, konser musik, serta pertunjukan seri After Dark.
Dalam perayaan Art & Bali, segenap partisipan berkomitmen mendukung prinsip keberlanjutan lingkungan. “Kami meminimalisasi penggunaan material bahan sekali pakai. Seluruh ekshibisi dibangun dengan memanfaatkan material bahan ramah lingkungan serta memiliki daya tahan lama, sehingga dapat disimpan untuk nantinya dimanfaatkan kembali fungsinya untuk perihal lain,” jelas Kelsang saat menghadiri acara media gathering Nuanu di Jakarta beberapa waktu silam.
Bersamaan dengan pagelaran Art & Bali 2025, Nuanu Creative City turut merencanakan peresmian Menara THK Fase II rancangan arsitek Arthur Mamou-Mani. Mamou-Mani bekerja sama dengan seniman Bali, Chiko, menciptakan bangunan yang mengadaptasi falsafah Tri Hita Karana, yang menekankan kehidupan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan. Yang menarik, bangunan menara ini dibangun selayaknya ruang seni berbasis virtual, dengan dukungan teknologi digital. Sebuah aplikasi web dirancang agar dapat diakses oleh pengunjung, di mana nantinya Anda dapat terhubung dan mengeksplorasi Menara THK secara kreatif.