CULTURE

5 Januari 2021

Paduan Anggun Furnitur Gaya Retro dalam Desain Sarat Karakter Natural


Paduan Anggun Furnitur Gaya Retro dalam Desain Sarat Karakter Natural

Eksplorasi ruang dengan palet rona selaras diterjemahkan sebagai rupa prestisius penuh keanggunan sebuah hunian di Pulau Sentosa, Singapura. Oleh Riri Warokka

Di tahun 2017 saat dipercaya mengerjakan proyek residensi ini, Studio MK27 melihat potensi keindahan sinar cahaya alami. Terlebih lagi, bangunan ini terletak di Pulau Sentosa yang memang memiliki terik matahari nan kuat. Oleh karena itu, di ruang keluarga utama, dimunculkan konsep spasial berupa langit-langit tinggi dikelilingi oleh jendela kaca setinggi enam meter; seakan mencairkan batasan bangunan kaku dengan komponen organis di lingkup luar. Sementara itu, demi suhu ruang seluruh area indoor senantiasa sejuk, Studio MK27 bekerja sama dengan Vladmir Djukovic, seorang arsitektur lanskap, yang secara jenius merancang tatanan hijau sehingga berfungsi sebagai filter untuk meredam terik sinar matahari.

Gestur megah semakin nyata dengan desain rak buku berskala besar yang menjadi pemeran utama di ruang keluarga. Nuansa perpustakaan bergaya retro dalam pendekatan kontemporer pun terlihat selaras dengan rancangan area duduk tak bersekat, yang dipenuhi oleh opsi bersantai dalam format era ‘50-an. Denah ruang seolah-olah terbagi menjadi dua area duduk.

Penataan letak floor lamp dan coffee table, keduanya koleksi antik, dikelilingi kursi berlengan karya George Nakashima serta sofa B&B Italia bergaya retro kian menegaskan palet interior yang menyeimbangkan barang antik dengan karya kontemporer menjadi ‘seragam’ bagi keseluruhan interior bangunan berukuran luas 930 m2 itu. Begitu juga pada area kamar tidur utama, dan juga kamar anak. Walaupun masih didominasi oleh kayu gelap, kamar anak mendapat suntikan kesan playful lewat kejutan warna biru cerah.

Penerapan kayu walnut gelap pada sebagian besar area dinding ruangan, ditambah permainan desain yang sarat elemen garis lengkung, menjadi pesona yang menghilangkan kesan ‘dingin’ sebuah arsitektur berproposi masif. Selain itu, bukaan besar pada bentuk geometris menyelipkan nuansa organis dari area outdoor. “Desain jendela besar diintegrasikan sebagai bingkai yang mengagungkan pepohonan di area luar, layaknya sebuah karya seni,” ucap sang arsitek, Marcio Kogan.

MK27 Architect
photography Jovian Lim

Tidak hanya didominasi furnitur bergaya retro saja, sang pemilik turut menyumbangkan koleksi unik pribadi pada setiap sudut ruang. Sedangkan untuk spirit interior, Kogan menyebut ada tiga objek penentu, yaitu bench Nakashima, lampu gantung Venini karya Carlo Scarpa, serta karya seni bermaterial emas oleh seniman Brasil bernama Arthur Lescher; ketiga objek tersebut dibuat secara khusus untuk melengkapi rupa hunian.

Kehadiran rona netral sebagai reflektor kondisi alam sekitar, serta supremasi material kayu pada corak interior menyelimuti setiap ruang dengan nuansa elegan penuh kehangatan. Permainan cahaya alami di format ruang lapang, serta sirkulasi udara yang baik, pun mendorong spektrum kemewahan kian bertumbuh.