FASHION

6 Desember 2024

Chanel Mengukir Kisah Melalui Perjalanan Lintas Waktu dan Budaya Lewat Karya Terbarunya


Chanel Mengukir Kisah Melalui Perjalanan Lintas Waktu dan Budaya Lewat Karya Terbarunya

text by Valencia Christy

Riak tenang air danau, layar-layar kuno, dan visi artistik seorang seniman. Ketiganya bersatu mengungkap sebuah kisah dalam film pendek Chanel untuk koleksi Métiers d’art Chanel 2024/25. Danau Barat, Hangzhou, dengan air tenangnya dan langit senjanya menjadi saksi bisu dari peradaban yang terus berkembang. Lekat pada hati sang pendiri rumah mode, Gabrielle Chanel, danau legendaris ini menjadi latar koleksi Métiers d’art Chanel 2024/25. Koleksi ini lebih dari sekadar peragaan busana semata, melainkan sebuah perjalanan lintas waktu dan budaya yang mengundang kita untuk merenungkan keindahan, kreativitas, dan warisan manusia.


Kecintaan Gabrielle Chanel akan seni, budaya, dan estetika Tiongkok sudah ada sejak lama. Apartemennya di Paris dihiasi sejumlah karya Coromandel. Dalam layar-layar tersebut, ia menemukan inspirasi tak terbatas yang kemudian diwujudkan dalam desain-desainnya yang ikonis. Koleksi Métiers d’art 2024/25 sendiri merupakan perayaan atas warisan tersebut. Dengan mengambil inspirasi dari partisi Coromandel yang menggambarkan Danau Barat, Chanel menghadirkan koleksi yang kaya akan detail dan penuh makna.

Dalam film pendek yang disutradarai oleh Wim Wenders, kita dibawa serta dalam perjalanan imajinatif Chanel. Perjalanan masa lampau hingga angan-angan masa depan, film ini mempertemukan tradisi kuno dengan inovasi teknologi modern. Wim Wenders banyak merefleksikan rasa ingin tahu dan penghormatan akan warisan masa lalu. Melalui lensa artistiknya, kita melihat bagaimana keindahan alam dan warisan budaya Tiongkok telah menginspirasi desain-desain elegan dan inovatif Chanel.







Koleksi Métiers d’art 2024/25 Chanel dapat dilihat sebagai sebuah refleksi dari perjalanan panjang Chanel dalam dunia fashion. Benang merah perjalanan tersebut termanifestasikan dalam keseluruhan koleksinya. Siluet-siluet yang terinspirasi dari era perjalanan eksplorasi, dipadukan dengan sentuhan modernitas, menciptakan perpaduan yang memikat. Koleksi ini juga sarat dengan simbolisme. Bunga kamelia dan teratai, yang merupakan simbol ikonis Chanel, kerap hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran. Motif Coromandel yang muncul pada pakaian rajut memberikan sentuhan oriental yang eksotis. Motif-motif ini lebih dari sekadar elemen dekoratif, tetapi juga membawa makna yang lebih dalam tentang keindahan, kekuatan, dan keanggunan.



Di balik keindahan visualnya, koleksi Métiers d'art 2024/25 menghadirkan sebuah dialog lintas budaya. Danau Barat, dengan sejarahnya yang panjang dan kaya, menjadi kanvas bagi perpaduan harmoni antara tradisi dan modernitas. Kota yang telah melahirkan para penyair dan seniman ternama ini, kini menjadi saksi dari perayaan keindahan dan kreativitas. Dengan memilih Hangzhou sebagai latar perhelatan show kali ini, Chanel tidak hanya menghormati keindahan alam Tiongkok, tetapi juga merayakan warisan budaya yang telah ada sejak zaman kuno. Memadukan elemen-elemen tradisional Tiongkok dengan estetika modern Chanel, koleksi ini merupakan sebuah bahasa visual yang universal.